Ikhbar.com: Ada lebih dari 22 negara di Timur Tengah dan Afrika Utara yang menjadikan Bahasa Arab sebagai identitas resmi percakapan rakyatnya. Jumlah itu, belum ditambah dengan hampir seluruh masyarakat Muslim di dunia yang menganggap bahasa Semit tertua itu sebagai kemahiran yang penting dimiliki dan dipelajari.
Presiden Warwick Arab Society, Inggris, Leen Alkhlaifat, dalam A Short History of the Arabic Language (2023) mengungkapkan, Bahasa Arab menyebar terbawa kebiasaan bangsanya yang terdiri dari suku-suku nomaden. Mereka keluar dari Semenanjung Arab dan tercecer di sepanjang Jalur Sutra.
“Guru sejarah saya pernah berkata, ‘Bahasa Arab berpindah bersama rempah-rempah,” kata Alkhlaifat, dikutip dari The Boar, pada Kamis, 31 Agustus 2023.
Baca: Mengagumi Keunikan Bahasa Arab
Jalur perdagangan sekaligus penghubung dunia Timur dan Barat itu pada akhirnya memungkinkan terjadinya pertukaran barang mewah, rempah-rempah, dan kekayaan lainnya, yang sudah barang tentu turut memfasilitasi pertukaran bahasa.
“Bahasa tersebut segera meresap ke budaya-budaya non-Arab. Agama Islam juga merupakan bagian dari pertukaran budaya dan ekonomi itu. Ketika budaya bertukar barang dan berinteraksi satu sama lain, banyak masyarakat di Asia, Persia, dan Afrika Timur masuk Islam. Akibatnya, mereka turut mengadopsi Bahasa Arab, yang merupakan bahasa Al-Qur’an,” katanya.
Saling memengaruhi
Meski begitu, Alkhlaifat melanjutkan, jalur damai lewat perdagangan dan pertukaran budaya bukanlah satu-satunya alasan penyebaran bahasa tersebut. Ekspansi yang dilakukan Islam pada abad ke-7 dinilai faktor yang lazim. Sepanjang penaklukan ini, bahasa tersebut mencapai Afrika Utara dan Semenanjung Iberia, bahkan Tiongkok Timur.
“Persebaran itu hampir secara langsung mematikan bahasa Semit lainnya. Misalnya, bahasa lokal asli Fenisia yang tidak lagi digunakan di Lebanon atau bahasa Koptik yang kini hanya digunakan di gereja-gereja di Mesir,” ungkapnya.
Di sisi lain, lanjut Alkhlaifat, pertukaran itu terjadi secara dua arah. Bahasa Arab pun pada akhirnya memiliki bekas dari negara-negara yang dilewatinya, seperti menyerap beberapa kosa kata dari Persia maupun Yunani.
“Bahasa Arab pun telah memengaruhi banyak bahasa seperti Turki, India, Spanyol, dan Inggris. Misalnya, kata ‘sugar‘ untuk gula berasal dari Bahasa Arab ‘as-sukar,” katanya.
Baca: Twitter Ganti Logo, Bagaimana Cara Menulis Huruf ‘X’ dalam Bahasa Arab?
Dialek beragam
Penulis di Majalah Perspektives Warwick, Inggris itu juga menyebut, saat ini ada 25 dialek Bahasa Arab yang berbeda dan berlaku di seluruh dunia. Menurutnya, hal itu juga bagian dari proses penyebarannya yang dilakukan para pengembara.
“Ketika kaum nomaden menyebar di sepanjang Jalur Sutra, komunitas penerima menggabungkan bahasa asli mereka dengan bahasa Arab. Hal ini, misalnya, menjadi sebab lahirnya dialek Darija yang digunakan di beberapa bagian Afrika Utara, seperti Maroko dan Aljazair,” katanya.
“Oleh karena banyaknya dialek tersebut, maka wajar jika sekarang ada istilah Bahasa Arab Standar Modern (MSA). Panduan yang lebih dikenal sebagai dialek fushah itu lebih pas untuk dikenalkan kepada orang-orang yang baru belajar mengenai Bahasa Arab,” sambungnya.