Ikhbar.com: Gambar burung biru khas media sosial Twitter tiba-tiba berubah menjadi huruf “X” beberapa saat setelah dilakukan pembaruan aplikasi. Kemunculan logo baru berwarna putih dengan latar belakang hitam ini menjadi jawaban atas ambisi sang pemilik platform, Elon Musk, yang sudah menggembar-gemborkannya sejak seminggu lalu.
Musk juga berencana mengganti istilah “tweet” dengan “x’s.” Meskipun tidak ada yang benar-benar tahu hal apa yang melatarbelakangi kegemaran Musk terhadap simbol itu, tetapi kegilaannya pada lambang “X” sudah tampak dan dipertontonkan sedari lama.
Musk mendirikan usaha bisnis pertamanya pada 1999 dengan nama X.com, yang merupakan saluran perbankan online. Dari domain supersimpel itu, dia berhasil mengantongi 165 juta dolar Amerika Serikat (AS), tepatnya ketika perusahaan itu secara resmi bergabung dengan PayPal setelah diakuisisi eBay.
Pada 2017, Musk kembali membeli domain X.com tersebut, yang kini ia alihkan untuk perwajahan baru Twitter.
Di sisi lain, Musk juga menjabat sebagai kepala eksekutif SpaceX, perusahaan kedirgantaraan komersial AS yang didirikan pada 2002. Selain itu, huruf “X” juga diletakannya di SUV Tesla, X.Ai, bahkan menamai anaknya, X Æ A-12.
Sejarah dan rahasia X
Lantas, semenjak kapan huruf “X” tampak memiliki kesan elegan, cerdas, dan populer?
Stasiun televisi berita internasional berbahasa Inggris yang berbasis di Istanbul, Turki, TRT World pernah menayangkan sajian khusus tentang kiprah seorang matematikawan Muslim, Al-Khawarizmi. Secara kuat, sosok bernama lengkap Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi atau Al-Khawarizmi yang kemudian dikenal sebagai bapak aljabar inilah yang membuat pamor huruf “X” kian terkenal di jagat raya.
Baca: ‘Frugal Living’ Mendadak Tren, Bagaimana Menurut Islam?
Al Khawarizmi lahir sekitar tahun 780 di Uzbekistan dan hidup di masa Kekhilafahan Abbasiyah. Istilah algoritma yang kemudian masyhur sebagai terobosan modern dalam dunia matematika itu pun diserap dari latinisasi namanya sebagai “Algoritmi.” Sedangkan istilah aljabar berasal dari lafaz “al-jabr” dalam judul sebuah buku penting yang ia tulis sekitar tahun 820 M, yakni Al-Kitab al-Mukhtasar fi Hisab al-Jabr wal-Muqabalah atau buku rangkuman perhitungan dengan penyelesaian dan penyeimbangan.
Bahasa Arab merupakan seni tutur yang digunakan Al-Khawarizmi dalam percakapan sehari-harinya. Oleh karena itu, dalam menulis buku tersebut, Al-Khawarizmi menggunakan huru ش (syin) untuk menuliskan sebuah variabel.
Huruf ش (syin) diambil dari awal dari kata “syai’un” yang berarti “sesuatu yang belum diketahui.” Singkat kisah, temuan briliannya itu lantas dikagumi dan mempengaruhi banyak matematikawan di dunia, termasuk orang-orang dari Spanyol. Sayangnya saat ingin menerjemahkan buku karya Al-Khawarizmi tersebut, mereka kesulitan menuliskan, melafalkan, dan menerjemahkan huruf ش (syin) ke bahasa Spanyol. Akhirnya, orang-orang Spanyol mencari huruf yang dianggap lebih mendekati dengan kebiasaan ucap mereka dan dinilai telah cukup memenuhi syarat keterwakilan sebagai sebuah alternatif.
Setelah berembuk, para matematikawan Spanyol bersepakat untuk menggunakan huruf ꭕ (khi) dari bahasa Yunani. Huruf itu diambil lantaran menurut mereka secara pelafalannya mendekati ش (syin). Namun, alur penerjemahan buku pintar yang kian terkenal dan meluas itu menjadikan orang-orang di luar Spanyol salah memahami keberadaan huruf ꭕ (khi). Orang-orang Barat, justru mengira bentuk huruf tersebut sebagai “X”, hingga akhirnya terus bertahan dan digunakan sampai hari ini.
Baca: Ketaatan Butuh Kecerdasan, Hikmah Gajah di Majelis Imam Malik
Transliterasi Arab
Lain lubuk lain belalang. Setiap negara memiliki gaya berucap dan dialek yang berbeda hingga melahirkan bahasa, kata, struktur, sampai bentuk huruf yang juga beragam. Tidak semua huruf yang diadposi satu negara memiliki padanan setara di negara lainnya.
Salah satunya adalah huruf “X.” Melansir laman Arabic Alphabets, dengan tegas disebutkan bahwa tidak ada kata yang sama persis untuk huruf bahasa latin “X” dalam abjad hijaiyah/Arab.
Meskipun begitu, masih menurut sumber tersebut, ada beberapa huruf yang bisa digunakan untuk mewakili bunyi “X.” Cara yang paling umum adalah dengan menggunakan huruf ق (qaf). Huruf ini mengeluarkan bunyi “k” yang keras, yang dianggap mirip dengan bunyi “X” dalam bahasa Inggris.
Huruf lain yang dapat digunakan sebagai alternatif adalah ﺥ (kha), ﻍ (ghain), dan ص (shad). Semua huruf ini menghasilkan bunyi yang berbeda, tetapi semuanya dapat digunakan untuk mewakili bunyi “X” dalam bahasa Arab.
“Kecocokan terdekat terdapat pada huruf ﺥ (kha), karena memiliki bunyi yang lebih mirip dengan ‘X,” tulis mereka.
Selain huruf-huruf tersebut, laman Qaamus mengatakan, tak sedikit pula yang menggabungkan dua huruf ﻙ (kaf) dan ﺱ (sin) untuk mewakili “X.” Contohnya dalam penulisan أَشِعَّةُ إِكْس untuk menunjukkan makna “Sinar-X.”