Ikhbar.com: Rakyat Indonesia tengah menanti calon pemimpin baru pasca-pemungutan suara pada Pemilu 2024. Melalui pesta demokrasi tersebut, masyarakat tentu menginginkan terpilihnya presiden dan wakil presiden dengan kualitas terbaik.
Dalam Islam, menjadi seorang pemimpin harus memenuhi sejumlah kriteria. Ketentuan tersebut dibutuhkan agar ia mampu memimpin suatu bangsa dengan baik.
Baca: Zuhud Pemilu, Siap Menang Siap Kalah
Mental dan pengetahuan
Salah satu ayat yang membincang terkait kriteria pemimpin ideal adalah QS. Al-Baqarah: 247. Allah Swt berfirman:
وَقَالَ لَهُمْ نَبِيُّهُمْ اِنَّ اللّٰهَ قَدْ بَعَثَ لَكُمْ طَالُوْتَ مَلِكًا ۗ قَالُوْٓا اَنّٰى يَكُوْنُ لَهُ الْمُلْكُ عَلَيْنَا وَنَحْنُ اَحَقُّ بِالْمُلْكِ مِنْهُ وَلَمْ يُؤْتَ سَعَةً مِّنَ الْمَالِۗ قَالَ اِنَّ اللّٰهَ اصْطَفٰىهُ عَلَيْكُمْ وَزَادَهٗ بَسْطَةً فِى الْعِلْمِ وَالْجِسْمِ ۗ وَاللّٰهُ يُؤْتِيْ مُلْكَهٗ مَنْ يَّشَاۤءُ ۗ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ
“Nabi mereka berkata kepada mereka, ‘Sesungguhnya Allah telah mengangkat Talut menjadi rajamu.’ Mereka menjawab, ‘Bagaimana (mungkin) dia memperoleh kerajaan (kekuasaan) atas kami, sedangkan kami lebih berhak atas kerajaan itu daripadanya dan dia tidak diberi kekayaan yang banyak?’ (Nabi mereka) menjawab, ‘Sesungguhnya Allah telah memilihnya (menjadi raja) kamu dan memberikan kepadanya kelebihan ilmu dan fisik.’ Allah menganugerahkan kerajaan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Luas (kekuasaan dan rezeki-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
Imam Musthafa Al-Maraghi dalam tafsirnya menjelaskan, ayat tersebut secara tidak langsung menyebutkan beberapa kriteria pemimpin ideal.
Pertama, seorang pemimpin harus mempunyai mentalitas yang kuat. Menurutnya, poin tersebut menjadi syarat mendasar yang harus dimiliki.
“Kedua, memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas, terutama menyangkut problematika umat, sehingga dapat menemukan solusi yang tepat dan efektif untuk permasalahan tersebut,” jelas Imam Al-Maraghi.
Ketiga, jelas dia, sehat secara fisik. Imam Al-Maraghi menegaskan, seorang pemimpin yang menjalankan tugas negara tentu harus sehat secara jasmani.
“Keempat, pemimpin dengan postur tubuh kuat tentu akan sangat efektif dalam menjalankan tugas keamanan negara. Agaknya memang kurang ideal jika seorang pemimpin adalah orang yang lemah secara fisik apalagi sakit-sakitan,” katanya.
Kelima, seorang pemimpin harus sudah mendapat bimbingan dari Allah Swt dalam menjalankan tugas-tugas negara. Pasalnya, alam semesta ini adalah milik Tuhan Yang Maha Kuasa.
“Maka yang berhak memberikan mandat kekuasaan untuk mengurusi kepentingan umat adalah Allah Swt,” tegas Imam Al-Maraghi.
Baca: Kalah dan Menang menurut Al-Qur’an
Popularitas bukan jaminan
Sementara itu, ulama ahli tafsir, Prof. KH Muhammad Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah menjelaskan, ayat tersebut menegaskan bahwa wewenang memerintah bukanlah atas dasar keturunan, tetapi atas dasar pengetahuan dan kesehatan jasmani.
“Bahkan di sini diisyaratkan bahwa kekuasaan yang direstui-Nya adalah yang bersumber dari-Nya, dalam arti adanya hubungan yang baik antara penguasa dan Allah Swt,” katanya.
Di sisi lain, lanjut Prof. Quraish, ayat tersebut mengisyaratkan bahwa jika seseorang ingin memilih pemimpin, maka ia jangan sampai teperdaya oleh keturunan, kedudukan sosial, atau popularitas.
“Memilih pemimpin hendaknya atas dasar kepemilikan sifat-sifat dan kualifikasi yang dapat menunjang tugas yang akan dibebankan kepada dirinya,” tegas Prof. Quraish.