Ikhbar.com: Koordinator Sekretariat Nasional (Seknas) Jaringan Pondok Pesantren Ramah Anak (JPPRA), Kiai Yoyon S. Amin menegaskan bahwa pihaknya akan berikhtiar sekuat tenaga demi menjaga muruah pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan yang menanamkan dan menerapkan semangat Islam rahmatan lil alamin kepada para santri.
Menurutnya, salah satu bagian dari prinsip itu adalah berupa tekad untuk melakukan pencegahan kekerasan seksual dan penerapan kurikulum yang ramah anak.
“Mari, bagi semua pimpinan pondok pesantren, terutama yang sudah tergabung dengan JPPRA untuk kembali merenung, lalu menguatkan diri dalam memberikan pendidikan yang terbaik bagi para santri,” katanya, dalam Hiwar Ikhbar #11 bertema “Tempa Akhlak di Pesantren Ramah Anak” bersama Ikhbar.com pada Ahad, 23 Juli 2023, kemarin.
Baca: Batas Ketaatan dan Kontak Fisik Santri Putri dengan Ustaz Laki-laki
“Pesantren-pesantren juga harus mawas diri dan mengantisipasi dengan teliti agar benar-benar terhindar dari tindakan kekerasan terhadap anak,” sambung dia.
Pondok pesantren, kata Kiai Yoyon, telah tercatat sebagai lembaga pendidikan tertua dan terbaik dalam menempa generasi bangsa. Oleh karena itu, muruah pondok pesantren harus dijaga agar tidak terdegradasi di kemudian hari hanya karena tingkah satu dua oknum yang tidak bertanggung jawab.
“Maraknya kasus kekerasan, terutama kekerasan seksual di lembaga yang mengatasnamakan pesantren belakangan ini sebenarnya hanya jumlah yang sangat kecil ketimbang jumlah pesantren secara keseluruhan. Akan tetapi, kita juga tidak boleh menjadikan hal itu sebagai sebuah permakluman atas tindakan kekerasan yang terjadi,” katanya.
Baca: Santri Penting Dibekali Pemahaman ‘Private Part’
Saat ini, JPPRA mengaku tengah merancang dan mulai menjalankan sejumlah program pencegahan kekerasan terhadap anak di lingkungan pendidikan yang mengatasnamakan pesantren. Seiring dengan hal tersebut, JPPRA juga berfokus pada penguatan jaringan dengan menjalankan konsolidasi dan komunikasi antaranggota.
“Ke depannya, kita akan menjalankan banyak program, seperti merilis pernyataan sikap, menggelar halaqah, bahtsul masail, seminar-seminar, penerbitan buku, penyuluhan, dan lain sebagainya,” kata Kiai Yoyon.