Ikhbar.com: Pengacara ternama, Hotman Paris Hutapea menyarankan agar pesantren tidak sungkan untuk terus meningkatkan kesadaran mereka terhadap hukum. Menurutnya, kesadaran hukum di era modern bernilai setara dengan kerja-kerja menebarkan kebaikan ke khalayak luas.
Hal itu disampaikan Hotman dalam “Seminar Nasional: Pesantren dan Budaya Hukum,” yang merupakan bagian dari rangkaian acara Haul Almarhumin Buntet Pesantren, Cirebon, Jawa Barat.
Menurut Hotman, kesadaran itu menjadi kian penting lantaran kecakapan terhadapnya pun tidak menjamin seseorang bisa terhindar atau selamat dari jebakan hukum. Apalagi yang masih gagap.
Hotman mengakui, mereka yang telah memiliki kesadaran justru kerap kali masih terseret menjadi korban dari sistem hukum itu sendiri.
“Justru yang sadar hukum itulah banyak yang menjadi korban hukum,” ujarnya, dalam acara yang berlangsung di Gelanggang Olahraga (GOR) Mbah Muqoyyim, Pondok Buntet Pesantren Cirebon, pada Selasa, 30 Juli 2024.
Meski begitu, Hotman menjelaskan, urgensi memiliki kesadaran hukum hukum akan mendorong seseorang bisa lebih arif dan tenang dalam menghadapi persoalan hukum. Dengan pemahaman hukum yang baik, pesantren dapat mengelola dan menghadapi kasus-kasus dengan lebih terbuka dan adil.
Baca: Ketua STIT: Buntet Pesantren bakal Punya Universitas Islam
No viral no justice
Advokat dengan gaya khas flamboyannya itu juga menyoroti beberapa kasus di pesantren yang menyedot perhatian publik setelah viral di media sosial (medsos).
“Sudah berapa pesantren, yang santrinya meninggal, yang katanya sakit, tapi sesudah posting di Instagram saya, ternyata dia adalah korban penganiayaan senior,” jelasnya.
Dengan memiliki kesadaran hukum, tambah Hotman, pesantren akan mampu mengadvokasi diri dari ekses peristiwa hukum yang terjadi di lingkungannya secara bijak dan terbuka sehingga tidak berbuntut mencederai muruah pesantren.
Di sisi lain, fenomena yang sering disebut “No viral, no justice (tanpa viral, tidak akan ada keadilan)” ini, menurut Hotman, menunjukkan betapa efektifnya medsos dalam mendesak penegak hukum untuk menyelesaikan kasus-kasus yang terkesan ditutup-tutupi.
Ia menyimpulkan, dengan pemanfaatan yang benar, medsos bisa menjadi kekuatan yang sangat berguna dalam mengungkap keadilan.
Baca: [Opini] Menggerakkan Jemari Moderasi
Menguatkan peran pesantren
Selain itu, Hotman memuji peran pesantren dalam mendidik generasi muda, seraya menekankan pentingnya pesantren terlibat aktif dalam dunia nyata.
“Pesantren harus mulai dilibatkan dalam dunia nyata,” tuturnya.
Hotman berharap, pesantren di Indonesia, wabil khusus Buntet Pesantren Cirebon, meramaikan inisiatif penyelenggaraan perguruan tinggi yang memiliki fakultas hukum. Sebab, menurutnya, pesantren dengan latar belakang agama yang kuat akan menghasilkan lulusan berkualitas di bidang hukum.
Dia percaya bahwa pesantren memiliki peran strategis dalam mencetak generasi, yang tidak hanya berakhlak mulia, tetapi juga siap bersaing di dunia nyata.
“Orang yang sukses itu adalah orang-orang yang mampu bersaing dari nol,” ungkapnya.
Hotman juga menekankan pentingnya santri menentukan cita-cita sejak dini dan memilih jurusan yang banyak dibutuhkan di dunia kerja.
“Jam terbang adalah kunci utama kesuksesan,” pungkasnya.