Ikhbar.com: Kota telah memainkan peran dalam sejarah manusia selama lebih dari 9.000 tahun. Kota dinilai menjadi semakin penting ketika gelombang urbanisasi mulai diperhitungkan, bahkan mampu merombak peradaban.
Akan tetapi, menentukan jumlah populasi suatu kota sebelum akhir tahun 1700-an bukanlah tugas yang mudah. Bahkan, manusia kala itu belum mengenal sensus meski dengan metode paling sederhana. Istilah sensus baru populer pada 1940-an.
Sejarawan California, Amerika Serikat (AS) Tertius Chandler dan Gerald Fox menjadi tim populer pertama yang mengenalkan sensus pada kota-kota lama. Mereka melakukan penelitian selama 30 tahun guna mengamati populasi di 2.000 kota yang telah berusia ribuan tahun.
Pada 1987, Chandler kemudian memperbaiki karya yang sebelumnya telah ia rilis pada 1974 tersebut. Hingga pada 2003 lalu, peneliti senior dari Universitas Washington, George Modelski, memperluas daftar kota Chandler menjadi 3.000 titik.
Baca: Perpindahan Ibu Kota, Selayang Pandang Pengalaman Islam
Berikut adalah lima kota dengan populasi terpadat dan usia tertua di dunia karya dari daftar Chandler, yang dikutip dari ulasan Business Insider, pada Senin, 1 Januari 2023:
Jericho
Jericho merupakan kota terbesar di dunia pada tahun 7000 sebelum Masehi (SM). Jericho, yang mulanya dihuni oleh sekitar 2.000 populasi, kini berkembang menjadi tempat tinggal 14.674 orang.
Jericho disebut sebagai tempat tertua yang masih dihuni di dunia. Kota ini pertama kali dibangun dan ditinggali pada 9.000 SM.
Kota yang terletak di antara Laut Mati dan Gunung Nebo ini memiliki irigasi alami dari Sungai Yordan, serta oasis paling terkenal di wilayah tersebut. Mata air tersebut memungkinkan penduduknya menanam tanaman opobalsamum, penghasil minyak termahal di masa lampau.

Uruk
Kota Uruk mengalami kejayaannya pada 3500 SM. Kala itu, kota tersebut sempat dihuni oleh 4.000 orang, meskipun kini yang tersisa hanya puing-puing reruntuhan bangunan.
Sejumlah peneliti percaya bahwa Uruk tak lain adalah Kota Erech, yakni kota kedua yang dibangun Raja Nimrod di dalam Injil.
Dominasi biji-bijian dan kedekatannya dengan Sungai Eufrat menjadikan hasil panen masyarakat Uruk di masa lampau sangat berkelimpahan. Potensi itu pun kemudian dikelola dengan baik hingga memajukan sektor perdagangan hingga pendidikan.
Mari
Mari menjadi kota terbesar di dunia pada tahun 2400 SM. Bahkan, kota ini pernah dihuni oleh sebanyak 50.000 populasi.
Meskipun sekarang hanya merupakan kota mati, masa lalu Mari adalah ibu kota perdagangan Mesopotamia yang menjadi pusat pertukaran batu, kayu, barang pertanian, dan kerajinan tembikar.
Tingkat kepadatan penduduk di Kota Mari terus membengkak seiring peningkatan perekonomian yang terjadi pada abad kedua SM. Di kota ini, seorang arkeolog Perancis menemukan sebanyak 25.000 artefak yang ditulis dalam bahasa punah yang disebut Akkadian. Penemuan yang terjadi pada 1930 itu kemudian mengubah pemahaman banyak orang tentang wilayah Timur Dekat di era kuno.
Ur
Pamor Kota Ur memuncak pada tahun 2100 SM. Bahkan, kota tua ini pernah dihuni hingga 100.000 orang.
Kota Ur terletak di Provinsi Dhi Qar, sekitar 300 kilometer di selatan Ibu Kota Baghdad. Di Kota itu, Abraham atau Nabi Ibrahim As diyakini lahir pada 2000 SM. Kota yang terletak di Mesopotamia kuno ini dianggap sebagai salah satu titik mula perkembangan peradaban manusia.
Baca: Nabi Ibrahim Melacak Ka’bah
Ur juga digambarkan sebagai ibu kota terakhir dinasti Kerajaan Sumeria yang peradabannya berkembang 4.000-5.000 tahun yang lalu. Kota ini juga dianggap sebagai kota suci Bulan Sin dalam agama Sumeria. Peradaban Khaldea, Sumeria, Akkadia, dan Babilonia berkumpul di Kota Ur. Sisa reruntuhan yang bisa dijumpai saat ini merupakan bekas dari kejayaan Ur sebagai ibu kota Kerajaan Sumeria pada milenium keempat dan ketiga SM.
Ur mulai ditinggalkan penduduknya pada tahun 500 SM. Kota ini dianggap tidak menarik lagi karena dampak kekeringan dan perubahan pada pola alur sungai.

Baca: Ka’bah Pra-Islam, Diklaim Jadi Rumah Dewa Siwa hingga Hormuz
Babilonia
Babylon menjadi pusat peradaban manusia pada tahin 700 SM. Kota ini pernah ditinggali sebanyak 100 ribu orang.
Babilonia memiliki catatan arkeologi berusia hampir 4.000 tahun dan mengalami banyak kemunduran dalam penggaliannya.
Pada 1983, Saddam Hussein mulai membangun kembali kota tua dan menuliskan namanya di sebagian besar batu bata yang digunakan dalam konstruksi, dengan gaya Raja Babilonia Nebukadnezar. Barang-barang tersebut sangat dicari para kolektor setelah kejatuhan rezim Hussein.
Setelah itu, pendudukan AS menghancurkan peninggalan Babilonia karena diubah menjadi landasan helikopter dan area parkir gurun. Seorang pejabat Irak yang bertanggung jawab atas barang antik, Donny George mengatakan, dampak kekacauan itu baru bisa dipulihkan setelah puluhan tahun kemudian.
Di sisi lain, hal itu dibantah oleh pihak AS. Mereka menegaskan, pangkalan militer itu dibangun justru untuk melindungi situs tersebut dari penjarah.