Tafsir QS. An-Nahl Ayat 14: Mensyukuri Kekayaan Laut

Ikan dan terumbu karang warna-warni menghias alam bawah laut Raja Ampat. Dok SHUTTERSTOCK

Ikhbar.com: Sumber daya alam (SDA) merupakan anugerah besar yang diberikan Allah Swt kepada umat manusia. Tiap-tiap orang dituntut untuk mampu mengelola kekayaan tersebut dengan baik sekaligus menjaga kelestariannya.

Selain kekayaan alam yang ada di darat, manusia juga diperbolehkan mengambil manfaat sebanyak-banyaknya dari apa yang ada di laut. Hal itu seperti yang tercantum dalam QS. An-Nahl: 14. Allah Swt berfirman:

وَهُوَ الَّذِيْ سَخَّرَ الْبَحْرَ لِتَأْكُلُوْا مِنْهُ لَحْمًا طَرِيًّا وَّتَسْتَخْرِجُوْا مِنْهُ حِلْيَةً تَلْبَسُوْنَهَاۚ وَتَرَى الْفُلْكَ مَوَاخِرَ فِيْهِ وَلِتَبْتَغُوْا مِنْ فَضْلِهٖ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

“Dialah yang menundukkan lautan (untukmu) agar kamu dapat memakan daging yang segar (ikan) darinya dan (dari lautan itu) kamu mengeluarkan perhiasan yang kamu pakai. Kamu (juga) melihat perahu berlayar padanya, dan agar kamu mencari sebagian karunia-Nya, dan agar kamu bersyukur.”

Baca: Memaku Baliho Kampanye di Pohon bukan Akhlak Calon Pemimpin, tapi Teroris

Ditundukkan untuk manusia

Imam At-Thabari dalam Jami’ al-Bayan fi Ta’wil al-Qur’an menjelaskan, ayat tersebut berbicara mengenai nikmat Allah kepada makhluk-Nya berupa menundukkan segala hal yang ada di lautan untuk manusia.

Makna laut dalam surat tersebut juga mencakup kekayaan yang ada di air tawar seperti sungai atau danau.

“Kedua tempat tersebut diberikan Allah Swt kepada manusia agar dapat digunakan dengan sebaik mungkin. Sebagaimana laut yang airnya asin, maka dalam tempat tersebut terdapat berbagai jenis makhluk baik berupa hewan seperti ikan, karang, rumput laut, atau kerang,” jelas Imam At-Thabari.

Kemudian, jelas Imam At-Thabari, di sungai terdapat berbagai makhluk seperti ikan, buaya, tumbuh-tumbuhan dan lain-lain. “Tentunya dari beberapa hal tersebut dapat digunakan manusia dalam rangka mencari penghidupan,” katanya.

Selain mengonsumsi daging ikan, Imam At-Thabari juga menjelaskan bahwa manusia boleh membudidayakan makhluk hidup di laut, seperti mutiara atau permata yang keluar dari cangkang. Keduanya memiliki fungsi sebagai aksesoris dan perhiasan yang memiliki estetika tinggi.

“Begitu pula dengan di air tawar seperti sungai. Manusia pun dapat memanfaatkan apa pun yang ada di dalamnya untuk kehidupan,” tegas Iman At-Tahabari.

Baca: Yuhyi wa Yumit, Pesan Keberlangsungan Hidup dalam Karya Efek Rumah Kaca

Jalur transportasi

Selain itu, Imam At-Thabari mengungkapkan bahwa dalam ayat tersebut terdapat redaksi “mawakhir” yang merupakan bentuk jamak dari kata “makhir.”

“Redaksi ini dalam bahasa Arab bermakna suara ‘arah angin.’ Namun, jika dikaitkan dengan ayat tersebut, maka berarti suara perahu yang berlayar di lautan mengikuti arus air dan arah angin,” jelas dia.

Menurutnya, semua itu diciptkan Allah Swt untuk manusia dapat mereka dapat mencari penghidupan dengan memanfaatkan hasil laut.

“Sehingga tujuan akhir dari semuanya itu manusia dapat mensyukuri nikmat Allah yang diberikan kepada hamba-Nya,” terang Imam At-Thabari.

Sementara itu, Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-Qur’an Al-Azim menjelaskan, QS. An-Nahl: 14 menerangkan bahwa Allah Swt juga menjadikan laut sebagai sarana transportasi bagi manusia.

“Hal itu sebagaimana dalam sejarah umat manusia bahwa Nabi Nuh As merupakan orang pertama yang menggunakan kapal untuk menyelamatkan umatnya dari terjangan banjir bandang. Lalu generasi demi generasi mulai menjadikan laut sebagai sarana transportasi yang menghubungkan lintas wilayah dan benua,” kata Imam Ibnu Katsir.

Hal senada juga diungkapkan Syekh Thabatthaba’i dalam Tafsir Al-Mizan. Dia menjelaskan bahwa ayat tersebut merupakan penegasan bahwa laut adalah bentuk nyata nikmat Allah Swt yang diberikan kepada manusia.

“Tujuan penciptaan laut bagi umat manusia selain dapat menggunakan hasil laut untuk dikonsumsi maupun memproduksi perhiasan, ia juga dapat digunakan sebagai sarana transportasi, yakni dengan adanya jalur perdagangan laut dengan menggunakan kapal,” jelas dia.

Laut juga sebagai sarana kapal pesiar untuk keliling negara. Ada pula perahu para nelayan yang berjuang mengais rezeki dari laut.

“Semua bertujuan untuk menacari karunia dan rezeki Allah Swt. Maka salah satu bentuk syukur kepada-Nya secara nyata adalah memanfaatkan laut dan menjaga laut untuk kemaslahatan umat manusia,” tandasnya.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.