Penerbit Eropa Gugat Google, Tuding Curi Konten

Logo Google, bendera Uni Eropa, dan palu hakim terlihat dalam ilustrasi. Foto: Reuters/Dado Ruvic

Ikhbar.com: Google kembali terseret kasus krisis kepercayaan di Uni Eropa setelah sekelompok penerbit independen mengajukan keluhan atas fitur AI Overviews.

Kelompok ini juga meminta tindakan sementara dari Komisi Eropa untuk mencegah kerugian yang dinilai tidak dapat diperbaiki.

Fitur AI Overviews adalah ringkasan berbasis kecerdasan buatan yang muncul di atas hasil pencarian tradisional Google dan telah diterapkan di lebih dari 100 negara. Sejak Mei lalu, Google mulai menambahkan iklan ke fitur tersebut.

Baca: Google Rilis Aplikasi Cek Pakaian Virtual, ‘Cobain’ Baju tanpa Harus Pergi ke Kamar Pas

Aliansi Penerbit Independen menuding Google menyalahgunakan dominasi pasarnya dengan menempatkan ringkasan AI di posisi teratas pencarian, yang dibuat menggunakan konten para penerbit tanpa izin eksplisit.

“Layanan inti Google Search menyalahgunakan konten web untuk AI Overviews, menyebabkan kerugian besar bagi penerbit, termasuk kehilangan trafik, pembaca, dan pendapatan,” tulis mereka, dikutip Reuters, pada Sabtu, 5 Juli 2025.

Menurut mereka, penerbit tidak memiliki opsi untuk menolak konten mereka digunakan dalam pelatihan model bahasa Google atau dijadikan ringkasan, kecuali mereka juga bersedia dikeluarkan dari hasil pencarian umum Google.

Otoritas Persaingan dan Pasar Inggris mengonfirmasi telah menerima keluhan tersebut, sementara Komisi Eropa menolak berkomentar. Google membela diri dengan mengatakan mereka mengirimkan miliaran klik ke situs setiap harinya.

“Pengalaman baru berbasis AI dalam Search memungkinkan orang mengajukan lebih banyak pertanyaan, yang menciptakan peluang baru bagi konten dan bisnis,” kata juru bicara Google.

Keluhan ini juga didukung organisasi The Movement for an Open Web dan firma hukum nirlaba Inggris Foxglove Legal CIC. Mereka menilai, intervensi cepat diperlukan agar kompetisi tetap sehat dan akses terhadap berita tetap terjaga.

“Jurnalisme independen menghadapi ancaman eksistensial: Google’s AI Overviews,” ujar Rosa Curling dari Foxglove.

Kelompok-kelompok ini juga telah mengajukan keluhan serupa ke otoritas persaingan di Inggris.

Baca: Gen Z Lebih Pilih Cari Info di TikTok Dibanding Google

Keluhan mereka mencerminkan gugatan yang sebelumnya dilayangkan oleh perusahaan edtech asal Amerika Serikat (AS), yang menyebut fitur AI Overviews menurunkan minat pada konten orisinal dan melemahkan daya saing penerbit.

Google menepis klaim penurunan trafik tersebut dengan menyatakan bahwa data yang digunakan sering kali tidak lengkap dan bias.

“Faktanya, trafik bisa naik atau turun karena berbagai faktor, termasuk musim, minat pengguna, dan pembaruan algoritma,” kata Google.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.