Ikhbar.com: Quraish Shihab menyebut bahwasannya pembahasan fungsi negara telah lama diperbincangkan oleh ulama ahli fikih.
Pendapat Quraish Shihab tersebut disampaikan saat menjadi pembicara pada acara Muktamar Fikih Peradaban 1 di Surabaya pada Senin, 7 Februari 2023.
Quraish Shihab menjelaskan, ulama fikih selalu berpendapat bahawa kehidupan manusia tak pernah lepas dari yang namanya aturan.
“Para cendekiawan maupun intelektual, khususnya para ahli fikih, sebenarnya telah memperbincangkan tema struktur negara sejak zaman yang lampau,” ujar Profesor di bidang tafsir itu.
Menurutnya, manusia telah lama mengenal beberapa bentuk negara. Ambil misal sistem kabilah atau kesukuan.
“Sistem kesukuan ini bertumpu pada kekuasaan kepala suku yang dianggap layak atau mampu mengatur seluruh anggota sukunya,” ucapnya.
“Lalu berpindah lah pada masa kekuasaan agama atau liran kepercayaan. Dalam catatan sejarah, negara dengan sistem ini pernah menguasai atau mendominasi sebagian besar muka bumi,” kata Quraish Shihab.
Akan tetapi, pendiri Pusat Studi Al-Qur’an itu menilai pada kondisi yang menghadapi era globalisasi ini, meski tetap harus merasa menjadi bagian dari dunia Internasional, bangsa Indonesia juga harus memegang erat identitas dan rasa nasionalismenya.
“Tentu saja, lanjutnya, upaya-upaya mewujudkan rasa keanggotaan itu haruslah berasaskan keadilan, perdamaian, serta kesetaraan di antara seluruh umat manusia. Hal itu dilakukan demi sebuah tujuan yang dikehendaki oleh semuanya, tanpa melihat perbedaan agama, kebangsaan, maupun tingkat kehidupan sosialnya,” katanya.
Pendapat Quraish Shihab itu berlandaskan dengan firman Allah Swt. dalam surat Al-Hujurat: 13.
Quraish Shihab menyebut, ulama dan cendekia telah sepakat mengenai pentingnya menegakkan negara. Hanya saja, mereka berbeda pendapat dalam hal-hal detailnya. Pertanyaan mengenai hubungan negara dan agama telah bergulir sejak lama.
“Misalnya, pertanyaan apakah menegakkan negara tersebut merupakan kewajiban syara’, ataukah kewajiban akal, ataukah keduanya. Atau pertanyaan apakah yang Rasulullah Saw bangun di Madinah itu merupakan suatu umat ataukah bahkan sebuah negara,” ucap dia.
Pertanyaan-pertanyaan itu, menurutnya, sejak zaman lampau, bahkan belum berhenti hingga hari ini, perbincangan-perbincangan mengenai struktur negara masih saja bergulir.
“Sungguh tidak sedikit para cendekia yang menyumbangkan pemikirannya untuk mempersoalkan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti di atas,” tutur dia.
Dalam kesempatan itu, ia mengajak kepada seluruh elemen bangsa Indonesia untuk dapat hidup dan bermasyarakat beriringan dengan dunia internasional demi mewujudkan perdamaian, membangun prestasi, dan kemajuan.
“Mari kita hidup bersama-sama pada alam planet yang sama. Atau bahkan, sebagaimana diumpamakan oleh Baginda Nabi; ‘Kita menaiki perahu yang sama. Apabila terdapat oknum yang merusak perahu ini, maka yang akan tenggelam adalah semuanya’,” imbuh Quraish Shihab.