Ikhbar.com: Terra infinita map alias peta yang menggambarkan keberadaan benua lain di luar Antartika menyeruak di media sosial, terutama TikTok. Padahal, Terra infinita map hanyalah buah imajinasi seorang Claudio Nocelli, pria asal Argentina yang sangat menggilai teori konspirasi.
Dikutip dari Amazon, Nocelli juga dikenal sebagai pria pecinta cerita okultisme (kepercayaan terhadap hal-hal supranatural, seperti ilmu sihir dan sejenisnya). Dia bahkan bisa dengan betah mencermati langit berjam-jam setiap kali membaca buku pembahasan UFO dan segala sesuatu yang berhubungan dengan makhluk luar angkasa.
Meski terra infinita map tidak ada dalam dunia nyata, tapi sayangnya banyak warganet yang memercayai bahwa hal itu adalah sebuah fakta yang tersembunyi atau sengaja disembunyikan. Bahkan, fenomena itu dikaitkan dengan keberadaan Jabal Qaf yang diceritakan dalam Al-Qur’an demi menguatkan kebenaran teori bumi datar yang mereka yakini.
Baca: Sinyal Keberadaan UFO dan Makhluk Asing dalam Al-Qur’an
Jabal Qaf
Keberadaan gunung Jabal Qaf hingga kini masih misteri. Konon, ada yang mengatakan bahwa nama itu merujuk pada gunung terbesar yang merupakan induk para gunung di muka bumi.
Akan tetapi, pakar tafsir Al-Qur’an, Prof. KH M. Quraish Shihab membantah anggapan bahwa permulaan QS. Qaf merupakan sebutan gunung tersebut. Lewat penjelasannya dalam Tafsir Al-Mishbah, Prof Quraish menyebutnya sebagai pendapat tak berdasar.
“Seandainya yang dimaksud dengan Qaf adalah nama gunung, tentu cara penulisannya bukan seperti penulisan ayat ini, yakni satu huruf berdiri sendiri, tetapi tiga huruf yakni qaf, alif, dan fa,” jelasnya, dikutip pada Sabtu, 12 Agustus 2023.
Sebelumnya, Imam Ibn Katsir dalam Tafsir Al-Qur’an Al-Azim juga menegaskan bahwa keberadaan Jabal Qaf hanya bagian dari dongeng-dongeng Bani Israil. Hanya, oleh sebagian orang, cerita itu diadopsi karena adanya pembolehan mengambil riwayat israiliyat menyangkut hal-hal yang tidak dapat dibenarkan dan tidak dapat pula didustakan.
Bantahan teori bumi datar
Orang-orang yang meyakini bentuk bumi adalah datar kerap menyandarkan pada makna “bumi dihamparkan” dalam beberapa surat Al-Qur’an, salah satunya QS. Taha: 53. Allah Swt berfirman:
الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الْاَرْضَ مَهْدًا وَّسَلَكَ لَكُمْ فِيْهَا سُبُلًا وَّاَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءًۗ فَاَخْرَجْنَا بِهٖٓ اَزْوَاجًا مِّنْ نَّبَاتٍ شَتّٰى
“(Dialah Tuhan) yang telah menjadikan bumi sebagai hamparan dan meratakan jalan-jalan di atasnya bagimu serta menurunkan air (hujan) dari langit. Kemudian, Kami menumbuhkan dengannya (air hujan itu) beraneka macam tumbuh-tumbuhan.”
Namun, Prof. Quraish menganalogikan tafsir ayat tersebut dengan cukup sederhana. Menurutnya, terdapat dua istilah kunci terkait konteks bumi datar pada ayat tersebut, yakni kata khalaqa (menciptakan) dan ja’ala (menjadikan).
Dikutip dari tayangan YouTube Najwa Shihab, Prof. Quraish menjelaskan bahwa dua istilah itu berbeda pengertian. Kata khalaqa dalam konteks bumi berkaitan dengan bentuk secara keseluruhan, sedangkan lafal ja’ala menyasar pada bentuk di bagian permukaan.
Baca: Twitter Ganti Logo, Bagaimana Cara Menulis Huruf ‘X’ dalam Bahasa Arab?
“Kalau yang di Al-Qur’an itu khalaqa, yang berarti Allah menciptakan. Itu bentuk, kalau bumi ada dikatakan ja’ala itu (Allah) menjadikan. Bentuknya bulat, diciptakan bulat atau lonjong, tapi dijadikan untuk manusia yang hidup di permukaan bumi itu dia (permukaan) terus datar. Ke mana pun Anda pergi, Anda tidak akan lihat (bulat permukaan), selama di bumi Anda akan lihat itu datar, bukan bulat,” jelas Prof Quraish.
Penafsiran ja’ala dalam konteks ini adalah menjadikan sesuatu itu yang bermanfaat. Prof. Quraish juga mencontohkan dengan penafsiran kata ja’ala dalam ayat penciptaan laut.
“Dan ‘Kami jadikan laut,’ itu maksudnya untuk diambil, dimanfaatkan. ‘Kami menciptakan’ itu berbeda dengan ‘Kami menjadikan.’ Yang disebut di Al-Qur’an spesifik soal bumi datar, itu (kata) menjadikan, bukan menciptakan,” jelasnya.
Dikutip dari Tafsir Ilmi Penciptaan Bumi, Kementerian Agama (2010), bentuk bumi yang bulat sebenarnya dapat dilihat dari fenomena kapal yang sedang berlayar di laut. Semakin jauh, kapal terlihat kian mengecil hingga akhirnya menghilang di horizon.