Ikhbar.com: Akademisi bidang akuntansi Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia), Muhammad Aras Prabowo kembali menerbitkan buku dengan judul “Akuntanesia: Nusantara dalam Perspektif Akuntansi Multiparadigma.” Sebelumnya, tepatnya pada 2018, intelektual muda NU tersebut juga telah menelurkan karya dengan tajuk “Akuntansi dalam Kebudayaan Bugis.”
Aras mengatakan, buku terbarunya tersebut merupakan hasil dari upaya pengembangan penelitian akuntansi berbasis karakteristik dan kemajemukan penduduk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Seperti akuntansi perspektif suku bangsa, agama, dan bahasa dalam konteks ke-Indonesia-an. Potensi data dan informasi untuk kajian akuntansi dalam konteks ini sangat besar dan bisa memberi warna baru dalam kajian akuntansi,” ungkapnya, Ahad, 11 Agustus 2024.
Dia menjelaskan, pengembangan penelitian akuntansi bisa juga bertumpu pada kearifan dan kebijakan lokal. Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu mengembangkan kajian dan teori akuntansi yang bisa melahirkan perspektif baru dalam ilmu pengetahuan akuntansi.
“Perilaku gotong-royong merupakan prinsip tindakan ekonomi yang dimiliki masyarakat Indonesia sebagai salah satu potensi pengembangan penelitian Akuntanesia,” terangnya.
Baca: Buku Penting sebelum Masa Genting
Akuntansi berbasis kemanusiaan
Buku Akuntanesia membahas banyak topik. Misalnya, akuntansi budaya, akuntansi beras, isu akuntansi lingkungan, pemberantasan korupsi, akuntansi politik, corporate social responsibility (CSR), hingga etika bisnis tidak luput dari pembahasan dalam buku.
“Etika dan moral dalam perilaku ekonomi menjadi variabel penting untuk mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan. Menempatkan kemanusiaan di atas keuntungan adalah refleksi yang sangat berharga pada seluruh korporasi di berbagai bidang di Indonesia,” ungkapnya.
Buku setebal 174 halaman tersebut juga diapresisasi oleh banyak Pimpinan Perguruan Tinggi di Indonesia. Di antaranya Rektor Universitas Diponegoro (UNDIP) Prof. Dr. Suharnomo, Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. Asep Saepudin Jahar, Rektor PTIQ Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, Rektor Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Prof. Hamdan Juhannis, dan Koordinator Program Magister Program Studi Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha Prof. Dr. Anantawikrama Tungga Atmadja.
Anti-mainstream
Wakil Kepala Badan Riset Indinesia (BRIN) Laksamana Madya TNI (Purn.) Prof. Dr. Ir. Amarulla Octavian juga mengapresiasi buku tersebut dengan menyebutnya sebagai karya yang anti-mainstream.
“Akademisi Universitas Nahdatul Ulama Indonesia menyajikan kepada pembaca sebuah kajian yang non-maenstrem soal akuntansi,” tulisnya.
Dia juga menjelaskan bahwa Akuntanesia menyajikan keragaman perspektif terkait akuntansi. Buku ini dinilai sangat apik dalam mengulas akuntansi dari sudut pandang budaya, Pancasila, politik, lingkaran, hingga perspektif ke-NU-an.
“Buku karya Muhammad Aras Prabowo sangat penting dan membuka jalan untuk pengembangan kajian akuntansi multiparadigma dalam bingkai ke-Nusantara-an,” terangnya.
Di kalangan akademisi akuntansi, Aras memang dikenal dengan pandangannya yang unik. Ia disebut mampu memperlihatkan kemampuannya dalam mengelaborasi ilmu akuntan dan budaya.
“Sesuatu yang masih sangat langka dilakukan, karena kita membayangkan bahwa akuntansi itu adalah pasti dan matematik, sementara budaya adalah menyangkut masalah nilai yang abstrak,” ungkap Guru Besar Ilmu Filologi Sastra Daerah Bugis Makassar Universitas Hasanuddin, Prof. Dr. Nurhayati Rahman.