Ikhbar.com: Salah satu Pengasuh Pondok Pesantren KHAS Putri Kempek Cirebon, Jawa Barat, Ny. Hj. Tho’atilah Ja’far menulis puisi bertema kesetaraan laki-laki dan perempuan. Dengan penuh penghayatan, puisi berisi 20 bait itu dibacakan pada acara “Seminar Kesehatan Remaja Putri” yang digelar pada Selasa, 30 Januari 2024, kemarin.
Nyai Tho’ah menjelaskan, puisi yang diberi judul “Manakib Perempuan” itu memuat makna tentang pentingnya mendasari segala pandangan hidup dengan prinsip kesetaraan.
“Perempuan harus diberi ruang dan kesempatan yang sama dengan laki-laki,” kata Nyai Tho’ah, kepada Ikhbar.com, Kamis, 1 Februari 2024.
Pada bait-bait pertama puisi yang dibacakan di hadapan banyak tokoh, termasuk istri calon presiden (Capres) Ganjar Pranowo, Ny. Hj. Atikoh Ganjar tersebut, Nyai Tho’ah merekam gambaran tentang stigma terhadap perempuan yang perlu dihapus dari tengah masyarakat.
“Di bagian akhir, saya kutip pandangan-pandangan singkat tentang kesetaraan dan perempuan, mulai dari Al-Qur’an, hadis, pendapat tokoh, penyair, hingga quote sufi,” katanya.
Baca: Gaza dalam Sebait Puisi Imam Syafi’i
Berikut adalah puisi “Manakib Perempuan” karya Nyai Tho’ah:
Manakib Perempuan
Di pasar hidup yang riuh, perempuan sering tak terlihat utuh
Ia kerap digambar menjinjing tas belanja, tanpa begitu jelas apa isinya
Perempuan hanyalah objek antar-jemput, pantang pulang terlalu larut
Di pasar hidup yang riuh, siapa peduli, hampir semuanya, acuh.
***
Padahal, perempuan adalah rumah
Ia telah ditakdirkan menjadi alamat tunggal, untuk setiap titik mula
Mengembaralah sejauh-jauhnya, selalu saja akan ada perempuan yang kau tempuh, di sepanjang peta
Perempuan adalah tempat berangkat dan pulang, bagi setiap orang yang karib dengan kebijaksanaan
***
Jadi, jangan kekang perempuan, terlebih dengan serendah-rendahnya alasan
Zonasi sumur, dapur, kasur, perlu mulai dikubur
Stempel sebagai manusia kedua, elok dikoreksi, menjadi setara
Sebagaimana Firman Allah, tak ada manusia istimewa, terkecuali dari takaran takwa
***
Bung Karno bilang, perempuan ialah tiang. Penentu tegak dan ambruknya bangsa yang telah diperjuangkan
Mahmoud Darwish berpuisi, perempuan adalah negeri. Tanpa keberadaannya, selebihnya cuma pengungsi
Maulana Rumi bersyair, perempuan jadi penanda kesempurnaan Tuhan. Ia bukan hanya makhluk, tetapi kekasih, bukti Yang Maha Kasih
Nabi pun bersabda, yang utama adalah ibu, perempuan pemegang ridla, jalan utama menggapai surga
***
Wahai manusia, perempuan dicipta dari satu jiwa yang sama
Sebagai hamba, sekaligus khalifah
Perempuan bukan sekadar bayangan
Justru ia lah sinar, yang dari jiwanya, cahaya berpendar.