Ikhbar.com: Orang-orang Arab Badui senang menyebut diri sebagai “manusia unta.” Bahkan, mereka mengadopsi lebih dari 1.000 kata yang berhubungan dengan hewan berpunuk khas tanah gurun itu.
Ketua The Saudi Society for Camel Studies, Mohammed Al-Otaibi menegaskan, unta adalah entitas sekaligus identitas yang tidak bisa dipisahkan dari masyarakat Jazirah Arab.
“Secara historis, mereka telah sejak lama mengandalkan hewan-hewan itu sebagai kendaraan untuk mengangkut segala kebutuhan dan mengantarkan perjalanan mereka ke mana pun yang ingin dituju,” katanya, dikutip dari Saudi Press Agency (SPA), Selasa, 9 Januari 2024.
Bukan hanya sebagai hewan tunggangan, Al-Otaibi menyebut peran unta bagi masyarakat Arab relatif menyeluruh. Daging dan susu unta terbiasa dijadikan makanan pokok, hingga wolnya yang bisa dikreasikan sebagai mantel dam untuk berteduh.
“Unta juga dianggap sebagai hadiah bergengsi bagi raja dan pejabat tinggi,” katanya.
Baca: Sejarah Kaligrafi Islam: Misteri Kufi
Istimewa di mata puisi hingga Al-Qur’an
Unta memiliki sejumlah keistimewaan yang membuatnya cocok untuk kehidupan gurun. Kakinya memiliki bantalan lebar dan ramping yang membantunya bergerak dengan mudah di atas padang pasir. Ia juga mampu menahan rasa haus dalam waktu lama, serta hanya bisa memakan semak berduri dengan tekstur keras yang banyak tumbuh di tanah Arab.
Di Arab, unta juga dikenal sebagai dromedaris, yang hanya mempunyai satu punuk. Punuk unta disebut mampu menyimpan hingga 80 pon lemak, yang dapat dipecah oleh mereka menjadi air dan energi ketika makanan sudah tidak lagi tersedia.
Punuk-punuk tersebutlah yang memberi unta kemampuan legendaris untuk menempuh perjalanan hingga 100 mil gurun tanpa air. Unta jarang berkeringat, bahkan di suhu gurun yang mencapai 120°F, sehingga mereka dapat menghemat cairan untuk jangka waktu yang lama.
Ketika mengisi ulang airnya, unta mampu menyerap air seperti spons. Unta yang dalam keadaan sangat haus dapat meminum 30 galon air hanya dalam waktu 13 menit.

Unta Arab telah didomestikasi selama kurang lebih 3.500 tahun dan sejak awal dijadikan sebagai hewan pengangkut. Mereka dapat membawa beban besar hingga 25 mil sehari. Beberapa budaya menilai kekayaan seseorang berdasarkan jumlah unta yang dimilikinya.
Dosen di King Saud University, Hind Al-Mutairi mengatakan, atas kemampuan tersebut, unta dalam bahasa sehari-hari masyarakat Arab juga sering disebut “kapal gurun.” Unta juga kerap digunakan untuk melambangkan ketahanan, pergerakan, dan kelangsungan hidup di lingkungan ekstrem.
“Para penyair Arab dahulu juga sering menyebut unta sebagai ‘kapal gurun.’ Salah satunya, Saydah Dhu al-Rumma yang menyebut unta betina miliknya sebagai safiinat al-barr atau kapal darat. Dalam sebuah puisi ia menuliskan, ‘sebuah kapal darat yang kendalinya berada di bawah pipiku,” katanya.
Islam yang lahir dan tumbuh kembang di tanah Arab pun merekam keistimewaan unta sebagai media dakwah dan permenungan manusia. Hal itu, sebagaimana termaktub dalam QS. Al-Ghasiyah: 17. Allah Swt berfirman:
اَفَلَا يَنْظُرُوْنَ اِلَى الْاِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْۗ
“Tidakkah mereka memperhatikan unta, bagaimana ia diciptakan?”
Ayat itu memancing nalar untuk merenungi dan mensyukuri keistimewaan yang dimiliki unta hingga bisa dimanfaatkan guna membantu segala kebutuhan hidup umat manusia. Ayat tersebut turun di saat Rasulullah Muhammad Saw sedang menempuh perjalanan penjang dengan menggunakan untanya di tengah terik matahari yang sangat menyengat.
Allah Swt menyebut unta dalam QS. Al-Ghasiyah dengan kata “ibl.” Sedangkan secara keseluruhan, ada 21 kata yang digunakan Al-Qur’an untuk merujuk keberadaan unta.

Baca: Canda Nabi tentang Nasab Unta
Bukan asli Arab
Sejarawan Philip Khuri Hitti, dalam History of the Arabs (1937) menyebut bahwa unta sebenarnya bukan hewan asli Arab.
“Sebelum didomestikasi, unta belum dikenal di Arab. Habitat aslinya adalah Amerika, tempat ditemukannya fosil unta purba, bersama dengan saudara dekat unta, Llama, yang selamat,” tulisnya.
Fosil unta juga ditemukan di India, Kashmir, dan Aljazair. Oleh karena itu, ada juga kemungkinan besar bahwa unta Arab berasal dari Afrika Utara.
“Para ahli menyatakan representasi unta yang paling awal diketahui berasal dari Zaman Batu. Hal ini ditemukan pada dua ukiran di sebuah tempat bernama Kilwa di Jabal Tubayq di perbatasan timur Yordania. Dalam salah satu prasasti, unta tampak jelas di latar belakang seekor ibex, dan merupakan jenis unta berpunuk tunggal yang sekarang dikenal sebagai unta Arab,” ujar Hitti.
Diperkirakan, ada 14 juta ekor unta yang tersebar di dunia, khususnya di tanah Arab. Akan tetapi, berdasarkan catatan Guinness World Records, jumlah populasi unta terbanyak justru berada di Australia, yakni mencapai 300.000 ekor per 2013, dan telah naik sekitar 10% pada 2022.
Pada akhir 2023 lalu, Kabinet Kerajaan Arab Saudi juga secara resmi menobatkan 2024 sebagai ‘Tahun Unta.” Mereka menganggap hal itu perlu dilakukan demi menghargai peran penting hewan tersebut dalam sejarah panjang Kerajaan.
Bahkan, Kementerian Kebudayaan Kerajaan Arab Saudi juga telah mengumumkan peluncuran pedoman merek yang menetapkan standar identitas visual 2023 sebagai Tahun Unta melalui situs resmi dan berbagai platform sosial mereka.