Ikhbar.com: Nabi Muhammad Saw diangkat menjadi rasul pada usia 40 tahun. Tepatnya pada 17 Ramadan tahun 611 M, ditandai dengan turunnya wahyu pertama yang dibawa Malaikat Jibril di Gua Hira.
Usia 40 tahun memang bukan umur sembarang. Usia tersebut digambarkan sebagai puncak kematangan berpikir seseorang.
Dalam QS. Al-Ahqaf: 15, Allah Swt berfirman:
وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ اِحْسَانًا ۗحَمَلَتْهُ اُمُّهٗ كُرْهًا وَّوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۗوَحَمْلُهٗ وَفِصٰلُهٗ ثَلٰثُوْنَ شَهْرًا ۗحَتّٰىٓ اِذَا بَلَغَ اَشُدَّهٗ وَبَلَغَ اَرْبَعِيْنَ سَنَةًۙ قَالَ رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَصْلِحْ لِيْ فِيْ ذُرِّيَّتِيْۗ اِنِّيْ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاِنِّيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
“Kami wasiatkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandung sampai menyapihnya itu selama tiga puluh bulan. Sehingga, apabila telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun, dia (anak itu) berkata, ‘Wahai Tuhanku, berilah petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dapat beramal saleh yang Engkau ridai, dan berikanlah kesalehan kepadaku hingga kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada-Mu dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim.”
Baca: QS. Fushilat Ayat 34-35: Berbuat Baiklah sekalipun terhadap yang Jahat
Dimulai dari usia 30
Jalaluddin Al-Mahalli dan Jalaluddin As-Suyuthi dalam Tafsir al-Jalalain menjelaskan, manusia akan memulai perjalanannya menuju kematangan berpikir dan emosional pada usia 30 tahun. Kemudian, ia akan mendapatkan puncak kematangannya pada usia 40 tahun.
“Seseorang hidup (hingga apabila dia telah dewasa) yaitu sempurna kekuatan, logika, dan pandangannya, minimal usia 33 atau 30 tahun, (dan umurnya sampai 40 tahun) kesempurnaan usia, yaitu puncak kematangan,” tulis Tafsir al-Jalalain.
Usia 30 tahun menjadi penentu bagi seseorang di masa tuanya. Akan tetapi, usia tersebut dianggap masih belum stabil dan pasti karena semuanya akan final dan berpuncak setelah usia 40 tahun.
Baca: Takut Tambah Dewasa? Ini Nasihat Al-Qur’an saat Hadapi QLC
Kesadaran ukhrawi
Selain itu, usia 40 tahun juga merupakan sebuah fase ketika manusia mulai mendayagunakan akalnya dengan sempurna. Atas dasar itulah Imam Al-Ghazali menegaskan, usia 40 tahun merupakan penguatan identitas dan pencapaian seorang manusia.
“Orang yang melewati usia 40 tahun, dan kebaikannya tidak melebihi keburukannya, hendaklah ia menyiapkan diri untuk neraka,” pesan Al-Ghazali dalam Ayyuhal Walad.
Sementara itu, Imam Al-Qurthubi dalam Al-Jami’ li Ahkam Al-Qur’an menjelaskan, usia 40 tahun merupakan sebuah tahap seseorang menyadari diri tentang hakikat penghambaannya kepada Allah Swt.
“Aku mendapati para ulama di berbagai negeri, mereka sibuk dengan aktivitas dunia dan bergaulan bersama manusia. Ketika mereka sampai usia 40 tahun, mereka menjauh dari manusia,” ungkap Al-Qurthubi.
Nilai plus lain usia 40 tahun juga diungkapkan Umam Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim. Usia 40 tahun, katanya, sebagai kesempurnaah dari kelemahlembutan seseorang.
“Ketika seseorang berada dalam usia 40 tahun, maka sempurnalah akal, pemahaman, dan kelemahlembutannya,” tulisnya.