Ikhbar.com: Warganet Indonesia tengah dijangkiti demam Coldplay. Grup band asal London yang dibentuk pada 1996 itu dikabarkan bakal manggung perdana di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) pada 15 November 2023 mendatang.
Tidak tanggung-tanggung, harga tiket konser yang punya penggemar cukup banyak di Indonesia itu dibanderol Rp800 ribu hingga Rp11 juta. Mengetahui mahalnya harga tiket konser, beberapa penggemar berkelakar di media sosial.
Ada yang bertanya secara retoris berapa harga satu ginjal jika dijual agar hasilnya bisa untuk membeli tiket konser. Ada pula yang bertanya tentang cara cepat menjual lahan.
Jokes-jokes tersebut tentu tidak diniatkan secara harfiyah. Jagat maya terkadang menemukan jalan komedinya sendiri untuk merespons sesuatu yang berada di luar jangkauannya. Namun, tak jarang pula ada orang yang memang memiliki gaya hidup memaksakan diri untuk memiliki sesuatu, termasuk dengan cara membebani diri di luar dari kemampuannya.
Baca: Calo dan Jastip War Tiket Konser Coldplay Menurut Fikih
Sikap yang disebut terakhir di atas dalam wacana Islam disebut takalluf. Secara terminologi, Abu Zakaria Muhyiddin An-Nawawi dalam Riyadlus Shalihin mendefinisikan takalluf sebagai:
فعل وقول ما لا مصلحة فيه بمشقة
“Perkataan maupun perbuatan yang sulit yang tiada bermanfaat.”
Sebuah keinginan mestinya harus dihadapi secara bijaksana dengan mempertimbangkan kemampuan dan prioritas. Kebutuhan primer tentu didahulukan atas kebutuhan sekunder dan tersier. Keinginan yang logis dan realistis pun belum tentu menjadi skala prioritas ketika dihadapkan dengan kebutuhan yang tidak terelakkan.
Baca: Seteru Ahmad Dhani Vs Once Mekel, Begini Pandangan Islam tentang Royalti dan Hak Cipta
Larangan takalluf disabdakan Rasulullah Muhammad Saw kepada para sahabat, lalu dikutip Umar bin Khattab dengan berkata:
نهينا عن التكلف
“Kami dilarang membebani diri dengan sesuatu yang sulit.”
Sikap tersebut juga dilarang dalam aspek pengetahuan. Seseorang yang bukan ahli atas suatu disiplin ilmu, hendaklah ia tidak mengada-ada pernyataan yang berada di luar kemampuannya. Rasulullah Saw bersabda:
يا أيها الناس من علم شيئاً فليقل به، ومن لم يعلم فليقل اللَّه أعلم؛ فإن من العلم أن يقول لما لا تعلم اللَّه أعلم؛ قال اللَّه تعالى لنبيه ﷺ (قل ما أسألكم عليه من أجر وما أنا من المتكلفين)
“Wahai manusia, siapa yang mengetahui sesuatu, hendaklah ia mengatakannya. Dan siapa yang tidak mengetahui sesuatu, hendaklah ia berkata ‘Allahu a’lam’. Karena sesungguhnya perkataan ‘Allahu a’lam’ ialah sebagian dari ilmu. Allah Swt berfirman kepada Nabi-Nya: ‘Katakanlah, (hai Muhammad). Aku tidak meminta upah sedikitpun kepadamu atas dakwahku. Dan aku bukanlah termasuk orang yang mengada-ada.”