Ikhbar.com: Esensi dari pelaksanaan ibadah puasa selama Ramadan ialah melatih keikhlasan. Pasalnya, keikhlasan merupakan dasar sekaligus pemicu agar sebuah peribadatan bisa terlaksana dengan baik.
Demikian disampaikan ulama kharismatik, Prof. Dr. Buya KH Said Aqil Siroj dalam acara Halalbihalal Ikatan Santri dan Alumni Astanajapura (Istajap) dan Ikatan Alumnus Pondok Pesantren KHAS (Ikhwan KHAS) Kempek Cirebon, di Desa Japurabakti, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Ahad, 30 April 2023.
“Harus ikhlas. Karena tidak ada yang akan tahu kita sebenarnya puasa atau tidak. Berbeda dengan salat, ada wujud ruku, sujud, dan lainnya,” ungkap Buya Said, sapaan akrabnya.
Dalam menjalankan ibadah puasa, lanjut Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tersebut, keikhlasan sangat dibutuhkan. Bahkan, ikhlas menjadi penanda puncak mahabah atau kecintaan terhadap Allah Swt.
“Al-ikhlas syiar al-mahabbah, ikhlas itu simbol cinta,” kata Buya Said.
Menurut Buya Said, dengan cinta, segala hal akan menjadi lebih terasa ringan dijalankan.
“Dengan kecintaan terhadap Allah, salat akan menjadi ringan, kewajiban zakat dan haji yang membutuhkan biaya juga akan terasa enteng,” katanya.
Analoginya, ujar Buya Said, persis ketika seorang suami banting tulang bekerja untuk menafkahi anak dan istri. Jika tidak berdasarkan rasa cinta, maka hal itu akan sulit dilalui.
“Oleh karena itu, sesudah ibadah ikhlas dan cinta, saat Lebaran dilanjut dengan silaturahmi dengan tujuan mempertebal rasa cinta kepada sesama,” katanya.