Keutamaan Umrah di Bulan Ramadan, Jangan sekadar Mengejar Sunah

Ilustrasi umrah. AP Photo/Amr Nabil

Ikhbar.com: Jumlah jemaah umrah asal Indonesia merajai daftar peziarah dari seluruh dunia. Selama musim 2023 lalu, situs SaudiNesia mencatat, jemaah umrah asal Tanah Air mencapai 780.000 orang, mengalahkan dari Pakistan sebanyak 590.000 orang, India (343.000), Irak (215.000), dan Mesir (200.000).

Sementara itu, data dari Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) menyebutkan, dari hitungan itu, biasanya terjadi kenaikan kenaikan signifikan sebesar 15% hingga 40% di bulan Ramadan. Peningkatan jumlah jemaah itu terjadi karena adanya keutamaan, pilihan paket menarik, serta peningkatan pelayanan umrah selama bulan puasa.

Muthawif (Pemandu Perjalanan Haji dan Umrah) dari Dream Tour, Ustaz H. Ahsanul Ulil Albab membeberkan sejumlah tips persiapan dan keutamaan umrah di bulan Ramadan. Menurutnya, ada tiga hal yang penting yang perlu dipersiapkan jemaah ketika hendak berziarah ke Tanah Suci selama bulan penuh berkah.

“Persiapkanlah hati, harta, dan fisik. Sebab, perjalanan umrah sejatinya menghadapkan hati kepada Allah Swt. Begitu pula dengan harta, perjalanan umrah senantiasa membutuhkan bekal yang cukup agar dapat sampai dan kembali ke kampung halaman dengan lancar. Di sisi lain, perjalanan umrah juga membutuhkan kondisi fisik yang sehat. Pasalnya, dari perjalanan hingga pelaksanaan ibadah, energi tubuh akan sangat terkuras,” kata Ustaz Ulil, sapaan akrabnya, kepada Ikhbar.com, Senin, 25 Maret 2024.

Muthawif Dream Tour, Ustaz H. Ahsanul Ulil Albab, saat memimpin rombongan jemaah umrah asal Indonesia. Dok IST

Namun, menurut Ustaz Ulil, dua dari tiga hal itu menjadi semakin penting untuk dipersiapkan jika umrah dilakukan pada saat Ramadan.

“Yakni persiapan fisik dan harta. Persiapan fisik sangat dibutuhkan guna menghadapi cuaca yang cukup ekstrem di tengah kondisi badan yang sedang berpuasa. Sedangkan adanya peningkatan jumlah jemaah umrah selama Ramadan membuat harga penginapan dan berbagai komoditas lainnya ikut naik,” katanya.

“Jika biaya umrah di bulan biasa berada di angka sekitar Rp30 juta, bisa-bisa saat Ramadan melonjak menjadi lebih dari Rp50 jutaan per orang,” sambung Ustaz Ulil.

Baca: 2023 Jadi Tahun dengan Jumlah Jemaah Umrah Terbanyak

Keutamaan

Ustaz Ulil menjelaskan, maraknya umat Islam yang menjalankan ibadah umrah saat Ramadan adalah termotivasi atas salah satu hadis yang diriwiayatkan sahabat Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah Muhammad Saw bersabda:

فَإِنَّ عُمْرَةً فِى رَمَضَانَ تَقْضِى حَجَّةً مَعِى

“Sesungguhnya umrah di bulan Ramadan seperti berhaji bersamaku” (HR. Bukhari).

“Oleh karena memiliki keutamaan yang luar biasa, maka tidak ada anjuran khusus umrah tersebut lebih utama dilaksanakan di separuh pertama atau kedua Ramadan,” katanya.

Meskipun begitu, Ustaz Ulil mengatakan, setidaknya ada tiga poin yang menunjukkan bahwa pelaksanaan umrah di 10 hari terakhir Ramadan akan mendapatkan kebaikan yang lebih ketimbang pekan lainnya.

Pertama, dengan melihat makna Ramadan yang berasal dari ‘ramadh‘ yang berarti panas yang membakar, sehingga semakin menuju akhir maka kian habis pula dosa kaum Muslimin. Sehigga tidak heran bila selepas 30 hari Ramadan disebut hari kembali menjadi fitrah, seperti bayi yang lahir dari ibunya, suci tanpa dosa,” katanya.

Kedua, lanjut Ustaz Ulil, akhir Ramadan menyimpan sejarah penting berupa peristiwa turunnya kitab suci Al-Qur’an, yang oleh mayoritas ulama jatuh pada tanggal 27 Ramadan.

“Dan ketiga, pada 10 hari terakhir Ramadan terdapat sebuah malam yang disebut Lailatul Qadr, malam yang setara dengan 1.000 bulan. Sehingga beribadah di malam itu akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda,” katanya.

Baca: Mengapa Bulan Suci Disebut Ramadan? Ini Dia Asal-usulnya

Puasa penyempurna umrah

Sosok yang sedang menjalani magister politik di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir ini menjelaskan, ada dua hal yang menjadikan umrah di bulan Ramadan menjadi sebuah keutamaan.

“Berkaitan dengan bulan suci Ramadan, ada dua hadis di dalam Shahih Bukhari yang memiliki lafaz yang mirip, tetapi berbeda secara amaliahnya,” kata Ustaz Ulil.

Salah satu hadis yang dimaksud adalah:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

”Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya di masa lalu pasti diampuni”. (HR. Bukhari dan Muslim)

“Ada juga redaksi hadis yang menggunakan ‘Man Qama Ramadhana Imanan wa ihtisaban.’ Kedua hadis itu sama-sama diakhiri dengan kalimat ‘Ghufira lahu ma taqaddama min dzanbih,” katanya.

Menurut Ustaz Ulil, hadis pertama (man shama) memiliki arti barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadan dengan iman dan keikhlasan, dan yang kedua (man qama) memiliki arti barang siapa yang melaksanakan ‘qiyam‘ baik salat maupun ibadah malam dengan bekal keimanan dan ikhlas, keduanya sama-sama berbuah pengampunan Allah Swt dari seluruh dosa yang pernah diperbuat di masa lalu.

“Dua hadis ini menunjukkan bahwa puasa di siang hari dan mendirikan salat dan ibadah di malam dari bulan Ramadan adalah penghapus seluruh dosa. Dengan syarat, disertai dengan iman dan ikhlas. Dua poin ini yang perlu digaris bawahi dalam perjalanan umrah di bulan suci Ramadan,” katanya.

Menurut Ustaz Ulil, saat berbicara keimanan, maka akan berhubungan dengan keyakinan terhadap Allah Swt.

“Sedangkan yakin kepada Allah, menurut Syekh Ali Jumuah (mantan Mufti Besar Mesir), adalah dengan cara mengerjakan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Maka selama bulan Ramadaan, mempelajari dan mengingat kembali apa saja larangan yang telah dilanggar serta perintah Allah yang telah kita kerjakan, akan membuat pelaksanaan umrah yang memiliki tujuan mendapatkan pengampunan Allah Swt akan membuat kita lebih mudah mendapatkan umrah maqbulah, (diterima)” katanya.

Kedua, lanjut Ustaz Ulil, adalah ikhlas. Menurutnya, ikhlas berasal dari kata ‘khalasa‘ yang berarti bersih. Ikhlas memiliki arti usaha untuk membersihkan segala sesuatu yang dapat mengotori.

“Termasuk di dalam pelaksanaan umrah, kita mengenal ihram. Hal yang paling sering terjadi di bulan Ramadan, di saat panas terik kita melaksanakan umrah tidak jarang emosi kita tidak tertahan hingga membuat kita lupa dalam menjaga kesunyiannya. Baik menjaga 13 larangan umrah maupun menjauhi maksiat batin. Sehingga jamaah di bulan Ramadaan memiliki beban yang ekstra di banding umrah di luar Ramadaan,” ungkapnya.

Ustaz H. Ahsanul Ulil Albab dan jemaah umrah usai melaksanakan tawaf. Dok IST

Baca: Penyebab Susah Qiyamul Lail menurut Kiai Ghufron

Kekeliruan dalam mengejar sunah

Di sisi lain, Wakil Pimpinan Pondok Pesantren Jabal Ilmi Makassar tersebut juga mengungkapkan sejumlah hal yang terkadang luput diperhatikan para jemaah umrah di bulan Ramadan. Di antaranya adalah tentang pentingnya meningkatkan pemahaman tentang perkara wajib yang perlu diprioritaskan, serta perkara sunah yang bisa ditunda.

“Tidak jarang di antara kita mengedepankan ibadah umrah yang sunah, tetapi meninggalkan esensi dari ibadah puasa Ramadan yang bersifat wajib,” katanya.

“Walau tidak membatalkan puasa secara langsung seperti melalui makan atau minum, kadang dalam pelaksanaan umrah yang berdesak-desakan dengan jemaah dari seluruh penjuru dunia, kita memaksanakan diri untuk mencium hajar aswad, salat di Hijr Ismail, tawaf dengan cepat, dan sejenisnya, yang mana hal itu berpotensi membuat kita terkena adza’ (perbuatan tidak baik) dari orang lain atau pun sebaliknya, kita menyakiti orang lain. Yang mana hal tersebut justru mengurangi esensi ibadah wajib puasa, yakni menahan hawa nafsu,” tegas Ustaz Ulil.

Ustaz Ulil berpesan, menjadi seorang Muslim berarti harus bisa untuk selalu memposisikan diri sebagai seorang pembelajar. Hal itu, sebagaimana yang tertera dalam wahyu pertama yang diturunkan di bulan suci Ramadan.

Iqra! Bacalah! Dengan merenungi mengapa kita harus berpuasa dan mengapa kita melaksanakan umrah dengan serius, maka niscaya hal itu akan mengantarkan ibadah kita tidak lagi pada level sekadar pelaksanaan, tetapi juga mencapai level yang jauh lebih utama, yakni level mempersembahkan,” pungkas dia.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.