Ihwal Puasa Syawal, dari Keutamaan, Tata Cara, hingga Bacaan Niat

Ilustrasi membaca niat puasa. GETTY IMAGES/Drazen Zigic

Ikhbar.com: Sehari setelah Hari Raya Idulfitri, seorang Muslim dianjurkan menjalankan puasa sunah Syawal. Oleh Nabi Muhammad Saw, ganjaran bagi orang yang berpuasa sunah tersebut digambarkan setara pahala setahun berpuasa.

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ، ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ اَلدَّهْرِ

“Barang siapa puasa Ramadan, kemudian ia sertakan dengan puasa enam hari dari bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa setahun penuh.” (HR Muslim).

Bahkan, Imam Ibnu Rajab Al-Hanbali dalam Lathaif al-Ma’arif fima li Mawaasim al-‘Am min al-Wadhaif menyebutkan ada lima keutamaan puasa sunah Syawal.

Yakni, pertama, penyempurna puasa Ramadan. Kedua, berpahala setara puasa setahun. Ketiga, sebagai tanda diterimanya puasa Ramadan. Keempat, sebagai tanda syukur. Kelima, menjaga keistikamahan dalam beribadah.

Baca: Qadha Ramadan atau Puasa Syawal, Mana yang Harus Didahulukan?

Tata cara

Dalam Nihayatuz Zain, Syekh Nawawi Al-Bantani menjelaskan, puasa sunah Syawal lebih afdal dilaksanakan pada tanggal 2 hingga 7 bulan tersebut. Meskipun begitu, kebanyakan ulama bersepakat bahwa puasa Syawal boleh dilakukan di luar tanggal itu dan boleh pula dilakukan secara tidak berurutan.

Tidak cuma itu, orang yang berkepentingan mengqadha puasa Ramadan atau menunaikan nazar di bulan Syawal juga dinilai akan tetap mendapatkan keutamaan layaknya mereka yang melakukan puasa sunah Syawal.

Selain itu, dalam Tausyih ala Ibni Qasim, Syekh Nawawi menyebutkan bahwa orang yang melakukan puasa sunah, misalnya puasa Senin-Kamis, puasa bidh tanggal 12,13,15 yang disunahkan setiap bulan, atau puasa Nabi Daud AS, tetap mendapat keutamaan puasa Syawal.

ومما يتكرر بتكرر السنة (ستة من شوال) وإن لم يعلم بها أو نفاها أو صامها عن نذر أو نفل آخر أو قضاء عن رمضان أو غيره. نعم لو صام شوالا قضاء عن رمضان وقصد تأخيرها عنه لم يحصل معه فيصومها من القعدة

“Salah satu puasa tahunan adalah (puasa enam hari di bulan Syawal) sekali pun orang itu tidak mengetahuinya, menafikannya, atau melakukan puasa nazar, puasa sunah lainnya, puasa qadha Ramadan atau lainnya (di bulan Syawal). Tetapi, kalau ia melakukan puasa Ramadan di bulan Syawal dan ia sengaja menunda enam hari puasa hingga Syawal berlalu, maka ia tidak mendapat keutamaan sunah Syawal sehingga ia berpuasa sunah Syawal pada Zulkaidah.”

Baca: Jaga Kesehatan Mental, Nyai Rihab Said Aqil: Harus Peka Memilih Tradisi Idulfitri

Bacaan niat

Sebagaimana ibadah lainnya, puasa sunah Syawal juga harus dimulai dengan melafalkan niat di malam hari dengan mengucapkan lafaz berikut ini:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an adaa’i sunnatis Syawwaali lillaahi ta‘aalaa.

“Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah Swt.”

Lantaran bersifat sunah, maka orang yang mendadak berkeinginan puasa di pagi hari, maka boleh mengamalkan puasa Syawal dengan niat seketika selama belum makan, minum, atau melakukan hal-hal lain yang bisa membatalkan puasa. Berikut adalah bacaan niat ketika hendak dibacakan di hari pelaksanaan puasa:

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma haadzal yaumi ‘an adaa’i sunnatis Syawwaali lillaahi ta‘aalaa.

“Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah Swt.”

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.