Ikhbar.com: Menjadi pengantin baru membutuhkan persiapan yang cukup, terlebih pengetahuan seputar keagamaan. Dengan terpenuhinya bekal dunia akhirat, harapan hidup bahagia pun kian dekat.
Berikut ini tiga nasihat yang dikandung Al-Qur’an untuk pengantin baru:
Takwa 
Status sebagai pengantin baru selayaknya menjadi sarana untuk lebih taat dan mendekatkan diri kepada Allah Swt. Hal itu dapat diwujudkan dengan saling mengingatkan ihwal segala perintah dan larangan-Nya. Allah Swt berfirman:
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَّلَا مُؤْمِنَةٍ اِذَا قَضَى اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗٓ اَمْرًا اَنْ يَّكُوْنَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ اَمْرِهِمْ ۗوَمَنْ يَّعْصِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًا مُّبِيْنًاۗ
“Tidaklah pantas bagi mukmin dan mukminat, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketentuan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, sungguh dia telah tersesat dengan kesesatan yang nyata.” (QS. Al-Ahzab: 36)
Dikutip dari Tafsir Kementerian Agama (Kemenag), melalui ayat tersebut Allah menjelaskan bahwa tidak patut bagi orang-orang yang beriman baik laki-laki maupun perempuan, apabila Allah dan rasul-Nya telah menetapkan ketentuan, mereka memilih ketentuan lain yang bertentangan dengan ketetapan keduanya.
“Menentukan pilihan sendiri yang tidak sesuai dengan ketentuan dari Allah dan rasul-Nya berarti mendurhakai perintah keduanya dan tersesat dari jalan yang benar.” tulis keterangan tafsir tersebut, dikutip Senin, 17 Juli 2023.
Ancaman itu juga diperkuat dalam QS. An-Nur: 63. Allah Swt berfirman:
فَلْيَحْذَرِ الَّذِيْنَ يُخَالِفُوْنَ عَنْ اَمْرِهٖٓ اَنْ تُصِيْبَهُمْ فِتْنَةٌ اَوْ يُصِيْبَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ
“… Maka, hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul-Nya takut akan mendapat cobaan atau ditimpa azab yang pedih.”
Baca: Adab Bersilaturahmi ke Mantan Suami atau Istri
Komitmen
Komitmen pengantin baru bukan sekadar janji sehidup semati. Keduanya juga harus bertekad untuk meraih satu tujuan yang sama. Hal itu tercermin dalam QS. An-Nisa: 1. Allah Swt berfirman:
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيْرًا وَّنِسَاۤءً ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْ تَسَاۤءَلُوْنَ بِهٖ وَالْاَرْحَامَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
“Wahai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakanmu dari diri yang satu (Adam) dan Dia menciptakan darinya pasangannya (Hawa). Dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.”
Pakar tafsir Al-Qur’an, Prof. KH Quraish Shihab menjelaskan, kata khalaqa minha zaujaha (Allah menciptakan darinya), yakni dari nafsin wahidah mengandung makna bahwa pasangan suami istri hendaknya menyatu sehingga menjadi diri yang satu.
“Menyatu dalam perasaan dan pikirannya, dalam cita dan harapannya, dalam gerak dan langkahnya, bahkan dalam menarik dan mengembuskan napasnya. Itu sebabnya pernikahan dinamakan zawaj, yang berarti keberpasangan. Selain itu, makna nikah dalam bahasa Arab juga berarti penyatuan rohani dan jasmani.” tulis Prof. Quraish.
Baca: 5 Jurus Menjaga Ketenteraman Rumah Tangga
Saling menjaga diri
Seorang pengantin baru dituntut untuk menghargai perasaannya masing-masing. Prinsip tersebut bisa dicontohkan dengan komitmen saling menjaga diri saat pasangan tidak ada di sampingnya. Allah Swt berfirman:
فَالصّٰلِحٰتُ قٰنِتٰتٌ حٰفِظٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللّٰهُ
“… Perempuan-perempuan saleh adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada karena Allah telah menjaga (mereka)…” (QS. An-Nisa: 34)
Dalam keterangan Tafsir Ibn Katsir, Imam As-Saddi menjelaskan, makna yang dimaksud dalam ayat tersebut ialah perempuan yang memelihara kehormatan dirinya dan harta benda suami di saat pasangannya itu tidak berada di tempat.
