Tips Melepas ‘Kenangan’ dalam Sebuah Lagu ala Ning Rini

Psikolog klinis, Muharini Aulia atau Ning Rini, saat menjadi narasumber dalam program Sinikhbar | Siniar Ikhbar, bertema "Kesehatan Mental Jalur Spiritual" di Ikhbar TV. Dok IKHBAR

Ikhbar.com: Pernahkah sebuah lagu membangkitkan kenangan yang membuat hati tergores kembali? Jika ya, Anda tidak sendiri.

Fenomena ini dijelaskan oleh psikolog klinis Muharini Aulia, M.Psi, dalam Program Sinikhbar | Siniar Ikhbar bertema “Kesehatan Mental Jalur Spiritual” yang tayang di Ikhbar TV.

“Ketika ada emosi yang melekat pada sebuah lagu, lalu kita mendengarnya kembali, pikiran bisa terseret ke masa lalu. Kita tidak lagi mindful karena kesadaran kita terikat oleh emosi yang belum selesai,” kata Ning Rini, sapaan karibnya, dikutip pada Selasa, 17 Juni 2025.

Psikolog klinis, Muharini Aulia atau Ning Rini (kanan), saat menjadi narasumber dalam program Sinikhbar | Siniar Ikhbar, bertema “Kesehatan Mental Jalur Spiritual” di Ikhbar TV. Dok IKHBAR

Baca: Begini Proses ‘Kenangan’ Terbentuk, Kata Ahli Fisika

Menurut Ning Rini, teknik yang bisa digunakan untuk melepaskan ikatan emosional ini adalah reframing. Caranya, lagu tersebut diperdengarkan berulang kali dalam konteks yang netral dan sadar, agar makna emosionalnya luntur.

“Jika kita mendengarkan lagu itu dalam suasana baru yang netral, lama-lama makna emosional yang dulu melekat akan tergantikan oleh pengalaman baru,” jelasnya.

Namun, ia menekankan pentingnya mindfulness (kesadaran penuh) dalam proses ini.

Mindfulness adalah kemampuan hadir sepenuhnya di saat ini, tanpa diikat oleh masa lalu maupun kekhawatiran akan masa depan. Dalam konteks terapi, ini dapat dicapai melalui teknik relaksasi, meditasi, atau aktivitas spiritual seperti salat dan zikir dengan khusyuk.

Lagu, parfum, cuaca, bahkan suasana tempat tertentu bisa menjadi pemicu memori emosional. Namun, semua itu dapat ‘dinetralkan’ melalui pendekatan yang tepat.

“Yang penting adalah bagaimana kita menghadirinya dengan kesadaran. Kalau tidak, kita terus hidup dalam bayang-bayang masa lalu,” ujar Ning Rini.

Baca: Takdir dan Penerimaan dalam Lagu ‘Untungnya, Hidup Harus Tetap Berjalan’ Karya Bernadya

Psikolog yang tergabung dalam APDC Indonesia itu menegaskan bahwa emosi negatif seperti sedih atau kecewa adalah bagian dari kehidupan. Namun, jika terus berulang dan mengganggu aktivitas, maka itu bisa menjadi sinyal bahwa ada luka yang belum tuntas.

“Kalau sekadar melankolis sesaat, itu wajar. Tapi kalau sampai mengganggu fungsi harian, mungkin sudah saatnya mencari bantuan,” katanya.

Bagi mereka yang sedang memulihkan diri dari kehilangan atau patah hati, teknik mindfulness ini sangat membantu.

“Bukan untuk melupakan, tapi untuk mengurai dan menerima. Agar kita bisa hidup di masa kini, bukan terjebak di masa lalu,” pungkas Ning Rini.

Obrolan selengkapnya bisa disimak di sini:

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.