3 Trik agar Konten Ceramah Disukai Jemaah

Penceramah sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Ketitang Cirebon, KH Ahmad Zuhri Adnan, saat menjadi narasumber dalam program Sinikhbar | Siniar Ikhbar bertajuk “Metodologi Dakwah Kiai Zuhri,” di Ikhbar TV. Dok IKHBAR

Ikhbar.com: Menjadi dai yang disukai jemaah bukan sekadar persoalan isi ceramah. Gaya bicara, cara menyampaikan, hingga penampilan di depan publik kini memainkan peran penting.

“Cerdas, tegas, humoris, muda. Itu urutannya,” ucap pendakwah populer asal Cirebon, Jawa Barat, KH Ahmad Zuhri Adnan, saat menjadi narasumber dalam program Sinikhbar | Siniar Ikhbar, bertajuk “Metodologi Dakwah Kiai Zuhri” di Ikhbar TV, dikutip pada Senin, 2 Juni 2025.

Baca: Pendekatan Adalah Kunci, Strategi Dai ala Kiai Zuhri

Menurut sosok yang karib disapa Kiai Zuhri ini, ada pola yang terbaca dari respons masyarakat terhadap pendakwah yang mereka idolakan. Keempat kriteria itu menjadi standar yang tak tertulis, tetapi terbukti berpengaruh kuat.

Bukan tanpa alasan, lanjut Pengasuh Pondok Pesantren Ketitang Cirebon tersebut. Menurutnya, kecerdasan seorang dai akan membuat audiens merasa tercerahkan. Ketegasan memberikan rasa aman dan percaya. Sementara sisi humoris menjaga agar suasana tidak tegang. Tambahan unsur muda atau penampilan yang segar menjadi daya tarik tersendiri, khususnya bagi generasi Z.

Namun, Kiai Zuhri menekankan bahwa kedalaman materi tetap menjadi kunci utama. Tanpa landasan ilmu yang kuat, semua kemasan tidak akan mampu bertahan lama.

“Kalau ceramahnya dangkal, meskipun lucu dan viral, satu-dua tahun pasti ditinggalkan,” katanya.

Kecerdasan seorang dai itu memang diukur dari kualitas materi yang disajikan. Sedangkan menurut Kiai Zuhri, menyusun konten dakwah bukan seperti menyusun pidato biasa. Materi dakwah harus lahir dari kedalaman ilmu, disesuaikan dengan konteks audiens, dan disampaikan dengan gaya yang menyentuh.

Setiap audiens memiliki karakter tersendiri. Masyarakat kota cenderung rasional. Pendekatan ilmiah dan logis lebih mudah diterima. Sementara masyarakat desa lebih reseptif terhadap bahasa yang sederhana, emosional, dan menyentuh hati. Penyesuaian ini penting agar pesan dakwah sampai dengan utuh.

Untuk itu, Kiai Zuhri menggunakan tiga prinsip utama. Pertama, materi harus mendalam. Kedua, penyampaian harus kontekstual. Ketiga, instrumen penyegar seperti humor atau kisah inspiratif perlu disisipkan.

“Di era digital, kemasan pesan juga menjadi sangat penting. Dakwah harus hadir di ruang-ruang yang digandrungi generasi muda. Media sosial (medsos) seperti TikTok dan Instagram kini menjadi alat bantu utama,” katanya.

Kiai Zuhri tak segan memotong bagian ceramahnya menjadi video berdurasi satu menit untuk disebar ke medsos. Strategi ini bukan sekadar mengikuti tren, tapi bagian dari upaya menyentuh ruang dengar masyarakat digital.

“Orang sekarang tidak sabar menonton video panjang. Maka cukup satu-dua menit yang padat, lucu, dan menyentuh,” ujarnya.

Akan tetapi, Dewan Pakar Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cirebon itu mengingatkan bahwa viral bukanlah tujuan. Viralitas hanya sarana. Tujuan utama tetap menyampaikan dakwah yang mengajak pada kebaikan dengan cara yang bijak dan bertanggung jawab.

“Kalau cuma pengin viral, siapa saja bisa. Tapi belum tentu itu bernilai dakwah,” ujarnya.

Baca: Kiai Zuhri Adnan: Selain Akhlak, Public Speaking Jadi Kunci Sukses Dakwah Rasulullah

Popularitas bisa dibangun dengan strategi. Tapi penerimaan jemaah secara jangka panjang hanya bisa lahir dari ketulusan, ilmu, dan kemampuan membaca zaman.

Kiai Zuhri mencontohkan pentingnya mengevaluasi setiap ceramah dan memperhatikan respons jemaah.

Dia mengingatkan pentingnya menjaga kualitas, bukan hanya kuantitas. Baginya, menjadi dai yang terus diundang kembali ke tempat yang sama adalah tantangan tersendiri.

“Kalau cuma materinya yang kuat, tapi penyampaiannya monoton, jemaah akan jenuh,” katanya.

Karena itulah, Kiai Zuhri mengaku selalu memperbarui bahan, gaya, dan instrumen dakwah agar tetap segar dan relevan.

Obrolan selengkapnya, bisa disimak di sini:

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.