PBB: Israel Selalu Halangi Bantuan untuk Gaza

Sebuah truk bantuan terlihat di persimpangan Karem Abu Salem. Dok: Reuters/Carlos Garcia Rawlins.

Ikhbar.com: Laporan terbaru dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkapkan bahwa Israel memberlakukan pembatasan ketat terhadap upaya bantuan kemanusiaan di Gaza Utara. Wilayah ini terus dirundung kekerasan akibat serangan Israel yang berkepanjangan.

Juru bicara PBB, Stephane Dujarric, menyebutkan bahwa dari delapan permintaan untuk pergerakan bantuan yang dikoordinasikan, hanya empat yang disetujui oleh otoritas Israel.

Baca: Tentara Israel Bunuh 200 Warga Palestina dalam 3 Hari

Organisasi Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) menambahkan, akses menuju Gaza Utara yang telah terkepung lebih dari tiga bulan tetap ditolak oleh pihak Israel. Selama periode 22 Desember 2024 hingga 4 Januari 2025, bantuan kemanusiaan dari PBB dan mitranya berhasil menjangkau lebih dari 2.000 keluarga di wilayah Gaza selatan dan tengah.

Komisaris Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini, memperingatkan bahwa pelarangan operasi badan tersebut oleh Israel dapat memicu krisis yang lebih besar.

“Keputusan ini akan berdampak buruk, termasuk pada pendidikan 700.000 anak dan layanan kesehatan penting,” ungkap Lazarrini, dikutip dari Anadolu Agency, pada Kamis, 9 Januari 2025.

Larangan terhadap operasi UNRWA yang disahkan Knesset (parlemen Israel) pada Oktober 2024 dijadwalkan berlaku pada akhir Januari 2025.

Undang-undang ini muncul di tengah tuduhan bahwa beberapa staf UNRWA terlibat dalam serangan lintas batas oleh Hamas. Namun, tuduhan itu dibantah keras pihak UNRWA.

Baca: Rumah Sakit Indonesia di Gaza kembali Jadi Sasaran Brutal Tentara Israel

Sebagai badan yang didirikan pada 1949, UNRWA telah menjadi tulang punggung bagi pengungsi Palestina yang terusir akibat pembentukan Israel. Saat ini, agensi tersebut memberikan layanan kepada hampir 5,9 juta pengungsi Palestina di Gaza, Tepi Barat, Yordania, Suriah, dan Lebanon.

Sementara itu, seruan Dewan Keamanan PBB untuk gencatan senjata segera tampaknya diabaikan. Konflik yang telah berlangsung sejak 7 Oktober 2023 ini telah menyebabkan lebih dari 46.000 korban jiwa, dengan serangan militer Israel yang terus berlanjut.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.