Ikhbar.com: Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) resmi meluncurkan platform Digitalisasi Data dan Layanan (Digdaya) Pesantren pada Rabu, 8 Januari 2025 di Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
Ketua Umum PBNU, KH Yahya Choli Staquf atau Gus Yahya menjelaskan, inovasi tersebut dilakukan untuk mengelola data organisasi di pesantren secara efisien.
“Selain itu, terobosan digitalisasi ini bertujuan untuk membentuk governing system di pesantren,” ujar Gus Yahya.
Baca: Wacana Libur Sekolah di Bulan Ramadan, PBNU: Harus Ada Kegiatan Jelas
Ia menilai, langkah digitalisasi ini penting dilakukan. Pasalnya, komunitas pesantren sebagai basis dari NU mustahil dilakukan secara manual.
“Tidak ada pilihan, satu-satunya cara adalah mengelola semua itu melalui digital, karena ini menyangkut konstituensi data, tidak mungkin lagi di-handle secara manual,” katanya.
Sementara itu, Ketua Tim Transformasi Digital PBNU, Arif Faqihuddin mengaku bahwa platform Digdaya Pesantren ini telah melewati masa percobaan.
“Program ini telah dilakukan di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta. Kami melakukannya dengan menghandeng Rabithah Ma’ahid Islami (RMI) yang ada di Pengurus Wilayah dan Pengurus Cabang,” ucapnya.
Pihaknya memastikan bahwa kerja sama tim tersebut telah menghasilkan konsolidasi data pesantren yang akurat.
“Kami berkolaborasi dengan RMI PC maupun PW untuk memastikan bahwa pesantren yang masuk ke Digdaya Pesantren adalah pesantren yang memang berafiliasi dengan NU,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Arif juga menjelaskan sejumlah fungsi dari platform Digdaya Pesantren, di antaranya adalah memuat data pokok pesantren seperti identitas, alamat, hingga letak geografis.
“Selain itu, di dalamnya juga membuat data pembelajaran dan data santri. Dengan adanya fitur ini, pengguna bisa menelisik sebaran pesantren-pesantren di Indonesia, terutama yang berafiliasi dengan NU. Sehingga kita bisa tahu persebaran pesantren NU itu seperti apa,” tandasnya.