Ikhbar.com: Persoalan sampah kian menjadi problem serius yang tengah mengancam dunia. Di sisi lain, produksi sampah juga merupakan keniscayaan yang akan terus mengiringi sepanjang perkembangan peradaban manusia.
Hal inilah yang menjadikan seorang Ny. Hj. Dr (Cand) Siti Qori’ah Mujtahid bertekad untuk mengabdikan diri dalam tata kelola sampah. Sudah nyaris satu dekade, mantan kuwu (kepala desa) di Desa Japura Kidul, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat ini mengisi hari-harinya dengan agenda kampanye untuk membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya tata kelola sampah.
Mengelola fitrah manusia
Menurut sosok yang juga anggota Dewan Pembina Pondok Pesantren Hamalatudzikra Putatpayung, Cirebon, Jawa Barat itu, keberadaan sampah sebenarnya hal yang lumrah dan menjadi bagian dari fitrah manusia. Pasalnya, sampah akan terus hadir dan dihasilkan dari aktivitas yang dilakukan manusia di setiap hari.
“Bayangkan, dari mulai kita bangun tidur, potensi menghasilkan sampah itu sudah ada. Misalnya, sarapan, menikmati kopi, atau kegiatan lainnya itu relatif menyisakan bungkus plastik atau sisa makanan itu sendiri,” kata Ibu Qori’ah, sapaan akrabnya, dalam Hiwar Ikhbar #14 bertema “Jihad Tata Kelola Sampah ala Ibu Qori’ah” di Pondok Pesantren Hamalatudzikra Putatpayung, Cirebon bersama Ikhbar.com, Sabtu, 9 September 2023.
“Jadi, baru melek saja tiap-tiap dari kita sudah berpotensi menghasilkan satu sampai lima sampah. Tinggal dikalikan jumlah anggota di dalam keluarga itu. Apalagi kemudian dijumlahkan dalam satu negara di setiap harinya,” lanjut dia.
Namun, menurut Ibu Qori’ah, hal ini kurang sebanding dengan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya tata kelola sampah. Padahal, sampah terus lahir dengan menghadirkan banyak ancaman, dari mulai gangguan kesehatan, kelestarian lingkungan, hingga bencana alam.
“Persoalan utamanya ialah bagaimana mengelola sampah dengan baik dan benar sehingga tidak menghasilkan polusi dan emisi. Nah, di sinilah mengapa isu ini menjadi penting dan menarik bagi saya. Sebab, sampah-sampah terus menggunung, tetapi jumlah orang-orang yang berkesadaran, peduli, dan mengabdikan penuh terhadap pencegahan bahaya atau dampak sampah belum tentu bertambah,” katanya.
Baca: Mantra-mantra Mitigasi Bencana
Indonesia negara sampah terbanyak
Menurut Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cirebon itu, tidak ada satu negara pun yang terbebas dari persoalan sampah.
“Bahkan jika diurut ranking di seluruh dunia, Indonesia menjadi negara kelima dengan jumlah timbulan sampah terbanyak di dunia. Yakni, sebanyak 65,2 juta ton sampah pada 2022,” ungkapnya.
Di atas Indonesia, lanjut Ibu Qori’ah, ada Brasil yang menghasilkan sampah sebanyak 79 juta ton, India (189 juta ton), Amerika Serikat (265 juta ton), dan di puncaknya ada Tiongkok dengan sampah sekitar (395 juta ton).
“Oleh karena itu, persoalan sampah ini mesti terus diupayakan untuk berkurang dengan cara melakukan penanganan dari hulu ke hilir. Dimulai dari meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya untuk mengelola sampah sisa rumah tangga, lingkungan pendidikan, maupun dalam cakupan kampung atau desa,” katanya.
Baca: Bencana Lahir Hasil Perceraian Manusia dengan Alam
Hingga saat ini, Ibu Qori’ah telah menginisiasi pendirian dan pengelolaan sejumlah bank sampah, terutama di Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon dengan tujuan meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa tata kelola sampah tidak hanya mampu mendatangkan kemaslahatan berupa kelestarian lingkungan, tetapi juga keuntungan secara materi.

Atas inisiatif-inisiatif tersebut, Ibu Qori’ah pun beberapa kali menerima penghargaan dari sejumlah institusi pemerintah daerah (pemda) karena dinilai mampu meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap tata kelola sampah. Paling anyar, Ibu Qori’ah mendapatkan apresiasi dari Polresta Cirebon atas gagasannya membentuk gerakan “Gerebek Sampah” di sekitar Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon.
“Kini sebagian masyarakat sudah mampu menerjemahkan bahwa tidak semua sampah tanpa nilai guna. Ada banyak jenis sampah yang bisa mendatangkan keuntungan melalui sistem daur ulang, terutama lewat bank-bank sampah yang kini berada di lingkungan terdekat mereka,” katanya.