Ikhbar.com: Kemurnian Al-Qur’an mendapatkan garansi langsung dari Allah Swt. Ia akan terjaga selamanya dari tangan-tangan jahil manusia yang berhasrat mengurangi atau menambahkan ayat-ayat di dalamnya.
Dalam QS. Al-Hijr: 9, Allah Swt berfirman:
اِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَاِنَّا لَهٗ لَحٰفِظُوْنَ
“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya.”
Lebih tegas lagi, dalam QS. Al-An’am: 115, Allah Swt berfirman:
وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدْقًا وَّعَدْلًاۗ لَا مُبَدِّلَ لِكَلِمٰتِهٖ ۚوَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
“Telah sempurna kalimat Tuhanmu (Al-Qur’an) dengan (mengandung) kebenaran dan keadilan. Tidak ada (seorang pun) yang dapat mengubah kalimat-kalimat-Nya. Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Baca: Pentingnya Belajar Sejarah Menurut Ibnu Khaldun hingga Arkoun
Hanya beda metode penulisan
Sebuah manuskrip Al-Qur’an ditemukan lalu disimpan di Perpustakaan Riset Cadbury Universitas Birmingham di Inggris. Para peneliti memperkirakan fragmen kuno itu berasal dari sebuah salinan teks yang ditulis langsung oleh seseorang yang mengenal atau hidup tidak jauh setelah era kerasulan Nabi Muhammad Saw.
Dua lembar Al-Qur’an yang ditemukan pada 2015 lalu tersebut memuat surat Al-Kahfi, Maryam, dan Taha. Naskah yang diperkirakan ditulis antara tahun 568–645 M itu menjadikannya sebagai manuskrip Al-Qur’an tertua yang pernah ditemukan.
Profesor Kristen dan Islam dari University of Birmingham, David Thomas, bahkan menduga lembaran itu ditulis hanya sekitar 13 sampai 20 tahun setelah Nabi Saw wafat.
“Orang yang menulis manuskrip tersebut bisa jadi hidup di zaman Nabi Muhammad dan ia mengenal Nabi,” kata Thomas, dikutip dari The New York Times, pada Sabtu, 12 Agustus 2023.
Pengujian radiokarbon terhadap fragmen manuskip tersebut menunjukkan berusia setidaknya 1.374 pada saat ditemukan, yakni 2015. Penanggalan radiokarbon dari Laboratorium Oxford dilakukan dengan mengukur usia kambing atau domba yang kulitnya telah diubah menjadi perkamen sebagai bahan tulisan manuskrip. Hasilnya, tingkat akurasi pengujian itu mencapai 95%.

Thomas mengatakan, isi tulisan atau ayat dalam manuskrip tersebut sama persis dengan apa yang biasa dibaca umat Islam hingga hari ini. Menurutnya, kesamaan itu mendukung pandangan bahwa teks Al-Qur’an telah distabilkan sejak awal sejarah Islam, bukan ditambahkan atau diubah seiring berjalannya waktu.
“Bagian-bagian dari Al-Qur’an yang terkandung dalam fragmen-fragmen itu memang sangat mirip dengan Al-Qur’an seperti yang kita miliki saat ini,” katanya.
Perbedaannya, lanjut Thomas, manuskrip tua itu masih ditulis tangan dengan tinta dalam bentuk awal tulisan Arab yang dikenal sebagai hijazi.
Baca: Twitter Ganti Logo, Bagaimana Cara Menulis Huruf ‘X’ dalam Bahasa Arab?
Sementara itu, Direktur Yayasan Mohammed bin Rashid Al Maktoum di Uni Emirat Arab, Jamal bin Huwareib amat yakin bahwa lembaran manuskrip di Birmingham itu bagian dari Al-Qur’an yang ditulis ulang oleh Abu Bakar, sahabat Nabi Muhammad yang menjadi khalifah pada 632 hingga 634.
“Saya yakin ini berasal dari zaman sahabat Abu Bakar,” kata Huwareib, setelah melihat sendiri manuskrip di Birmingham.
Di sisi lain, klaim tersebut memang bertolak belakang dengan fakta bahwa penulisan wahyu dilakukan dengan sistem ayat yang terpisah-pisah. Penulisan wahyu kadang satu ayat atau beberapa ayat dan tidak dalam satu surat utuh kecuali saat dilakukan pengumpulan mushaf kedua pada zaman Khalifah Usman bin Affan.
Namun, susunan ayat mushaf Birmingham sudah tersusun rapi berdasarkan kaidah kompilasi Usman bin Affan. Ditambah lagi, dari analisis tanda bacanya, mushaf ini juga sudah menggunakan tanda i’rab metode Abu Al-Aswad Al-Du‘ali yang baru diberlakukan pertengahan abad ke-1 Hijriah.
“Itulah bagian dari diskursus studi Al-Qur‘an, khususnya permushafan dalam setengah abad terakhir. Al-Qur‘an sejak diwahyukan, ditulis, disalin, dan dikompilasi sudah diproduksi dalam bentuk mushaf dari zaman ke zaman. Kajian atas kandungannya melahirkan ilmu baru dan hasil penelitian yang beragam dengan karya mulai buku tipis hingga berjilid-jilid,” katanya.