Ikhbar.com: Di tengah cuaca yang superpanas, jemari Mustafa Abdou (70) tampak begitu ulet memperbaiki kipas angin milik para pelanggannya. Di hari itu, ia seolah sedang berpacu dengan waktu agar bisa dengan segera merampungkan pekerjaannya.
Di toko kecil yang berada di kamp pengungsi pantai Gaza, Palestina, Abdou terlihat asik dengan aktivitasnya sembari ditemani beberapa peralatan listrik. Ia sudah ditunggu oleh tumpukan kipas angin rusak lainnya yang telah mengantre demi mendapatkan giliran untuk diperbaiki.
Usaha reparasi alat listrik yang dibangun Abdou sejak 40 tahun silam itu kini mendadak ramai. Hal itu muncul lantaran masyarakat setempat ingin mengganti kipas angin miliknya dengan tenaga baterai.
Bukan tanpa sebab, opsi itu dipilih lantaran kerap terjadi pemadaman listrik di Gaza. Di tambah lagi, wilayah Timur Tengah kini sedang diserang cuaca ekstrem yang sangat panas.
Baca: Bumi mulai Mendidih
“Saya telah menjalankan bisnis ini selama 40 tahun. Tapi, tidak pernah sepanas ini,” ujar Mustafa dikutip Arab News pada Rabu, 2 Agustus 2023.
Berdasarkan data resmi yang ia ketahui, suhu di Gaza terus meningkat hingga mencapai 38 derajat celcius (104 Fahrenheit).

“Saya biasanya memperbaiki beberapa kipas, tetapi karena gelombang panas melonjak, permintaan kipas meningkat dan saya memperbaiki lebih banyak. Saya melakukan lebih banyak perbaikan karena gelombang panas belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Abdou.
Di usianya yang tak lagi muda, Abdou dinilai masih begitu telaten mengerjakan tanggungjawabnya. Semangat Abdou seakan mengalahkan guyuran keringat yang membasahi tubuh di saat ia berbicara. Kondisi itu lantaran kipas miliknya pun tak berfungsi akibat adanya pemadaman listrik.
Lebih dari 2,3 juta orang tinggal di Jalur Gaza, sebidang tanah sempit yang berada di antara Mesir dan Israel. Menurut pejabat setempat, daerah ini membutuhkan sekitar 500 megawatt listrik per hari di musim panas. Sekitar 120 megawatt mengalir dari Israel, sementara satu-satunya pembangkit listrik di wilayah itu hanya bisa memasok sebesar 60 megawatt.