Ikhbar.com: Debat Calon Wakil Presiden (Cawapres) Pemilu 2024 menghadirkan sebuah ungkapan yang berasal dari salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU), Hadaratussyaikh KH Hasyim Asy’ari atau Mbah Hasyim. Pesan yang menyatakan bahwa “Petani itulah penolong negeri” diungkapkan cawapres nomor urut 1, Abdul Muhaimin Iskandar atau yang karib disapa Gus Imin.
“Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama mengatakan, petani adalah penolong negeri. Akan tetapi hari ini kita menyaksikan, negara dan pemerintah abai terhadap nasib petani dan nelayan kita,” kata kandidat yang mendampingi Calon Presiden (Capres) Anies Rasyid Baswedan tersebut, dalam sesi penyampaian visi-misi dalam acara yang diselenggarakan di Jakarta Convention Center (JCC), Ahad, 21 Januari 2024, malam.
Baca: Tafsir ‘Zaharal Fasad’ ala Mahfud MD dalam Debat Pemilu 2024
Bukan sekadar mata pencaharian
Pernyataan Mbah Hasyim itu berasal dari artikel berjudul “Keoetamaan Bertjotjok Tanam dan Bertani” yang dimuat Majalah Soeara Moeslimin edisi 15 Januari 1944. Lewat tulisannya itu, Mbah Hasyim menekankan pentingnya sektor pertanian dalam mencapai kemandirian dan kemajuan bangsa.
Dalam pandangan Mbah Hasyim, pertanian bukan hanya menjadi mata pencaharian, tetapi juga sebagai fondasi utama bagi kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.
“Pendek kata, bapak tani adalah goedang kekajaan, dan dari padanja itoelah Negeri mengeloearkan belandja bagi sekalian keperloean. Pa’ Tani itoelah penolong Negeri apabila keperloean menghendakinja dan diwaktoe orang pentjari-tjari pertolongan. Pa’ Tani itoe ialah pembantoe Negeri jang boleh dipertjaja oentoek mengerdjakan sekalian keperloean Negeri, jaitoe di waktunja orang berbalik poenggoeng (ta’ soedi menolong) pada negeri; dan Pa’ Tani itoe djoega mendjadi sendi tempat negeri didasarkan.” Tulis Mbah Hasyim.
Menurut kakek mendiang KH Abdurrahman ‘Gus Dur‘ Wahid itu, pemerintah perlu memberikan perhatian yang besar kepada petani karena mereka adalah benteng terakhir pertahanan negeri dalam hal ketersediaan pangan.
Baca: Al-Qur’an Bicara Energi Hijau, Kata Kunci Debat Cawapres Andalan Gibran
Gerakan perlawanan
Mbah Hasyim menyampaikan ajaran agama melalui keterlibatannya dalam kegiatan pertanian di Pondok Pesantren Tebuireng yang ia dirikan pada 1899. Metode tersebut cukup berhasil menarik perhatian masyarakat, mendorong mereka untuk meninggalkan pekerjaan di pabrik dan menghindari lingkungan gelap prostitusi yang sengaja diperkenalkan penjajah Belanda di sekitar pabrik.
Upaya pelestarian lahan pertanian menjadi bentuk perlawanan yang diadopsi rakyat dan komunitas pesantren terhadap penindasan dan penyalahgunaan kekuasaan oleh penjajah Belanda. Akibatnya, pesantren beberapa kali mengalami serangan dan penghancuran.