Ikhbar.com: Sebagian besar seseorang pernah mengalami mimpi yang beragam dalam tidurnya, salah satunya mungkin pernah bermimpi menaiki awan.
Mimpi menaiki awan mungkin dianggap sebagai bunga tidur belaka. Namun menurut Imam Ibnu Sirrin, kejadian tersebut memiliki makna tersendiri.
Dikutip dadi Tafsir Al-Ahlam, Imam Ibnu Sirrin menjelaskan, awan di dalam mimpi dianggap sebagai simbol agama Islam menjadi kehidupan dan keselamatan manusia.
“Jika seorang laki-laki bermimpi melihat dirinya tengah menaiki atau memegang awan, maka itu dia akan menikah dengan perempuan salihah. Isyarat tersebut berlaku jika orang itu berstatus lajang. Atau bisa juga itu petanda ia akan pergi haji,” jelas Imam Ibnu Sirrin dikutip pada Ahad, 21 Januari 2024.
Baca: Mimpi Bertemu Kucing? Ini Maknanya menurut Imam Ibnu Sirrin
Namun jika orang tersebut tengah dalam kondisi mencari ilmu, maka dia akan terkenal sebagai ahli ilmu dan ahli hikmah.
Berikut keterangan lengkap Imam Ibnu Sirrin dalam Tafsir Al-Ahlam terkait tafsir mimpi menaiki awan:
وإن رأى نفسه راكبا فوق السحاب تزوج امرأة صالحة إن كان عازبا، أو حج إن كان مؤمّلا ذلك، وإلا اشتهر بالعلم والحكمة إن كان لذلك طالباً
“Apabila seseorang melihat dirinya sendiri menaiki awan, maka dia akan menikah dengan perempuan salihah jika dia belum menikah, atau pertanda akan pergi haji jika dia menginginkan hal itu. Jika tidak, maka dia akan terkenal sebagai ahli ilmu dan ahli hikmah jika dia dalam kondisi mencari ilmu.”
Baca: Ubah Benci Jadi Cinta, Belajar dari Konflik Tukar Guling Masjid dan Kuil di India
Meski demikian, Imam Ali bin Muhammad Sulthan Al-Qari dalam Mirqah al-Mafatih Syarh Misykah al-Mashabih mengingatkan umat Muslim untuk tidak percaya begitu saja dengan penjelasan tafsir mimpi.
Sebab, menurutnya, tidak semua mimpi dapat dimaknai secara seragam. Ia menegaskan, mimpi yang dijamin benar hanyalah mimpi yang berasal dari Allah Swt.
Berikut keterangan lengkap Imam Ali bin Muhammad Sulthan Al-Qari dalam Mirqah al-Mafatih Syarh Misykah al-Mashabih:
لَيْسَ كُلُّ مَا يَرَاهُ الْإِنْسَانُ فِي مَنَامِهِ يَكُونُ صَحِيحًا، وَيَجُوزُ تَعْبِيرُهُ، إِنَّمَا الصَّحِيحُ مِنْهَا مَا كَانَ مِنَ اللَّهِ تَعَالَى يَأْتِيكَ بِهِ مَلَكُ الرُّؤْيَا مِنْ نُسْخَةِ أُمِّ الْكِتَابِ، وَمَا سِوَى ذَلِكَ أَضْغَاثُ أَحْلَامٍ لَا تَأْوِيلَ لَهَا
“Tidak semua yang dimimpikan oleh seseorang itu benar dan bisa ditafsirkan. Mimpi yang benar hanyalah mimpi yang berasal dari Allah yang disampaikan padamu lewat malaikat penyampai mimpi yang diambil dari naskah Umm al-Kitab. Selain itu adalah mimpi yang sia-sia yang tidak bisa ditafsirkan.”