Ubah Benci Jadi Cinta, Belajar dari Konflik Tukar Guling Masjid dan Kuil di India

Seorang Muslin India melintas di lokasi pembangunan masjid baru di Ayodhya, Uttar Pradesh, India, 23 November 2023. REUTERS/Anushree Fadnavis

Ikhbar.com: Minoritas Muslim di Kota Ayodhya, India Utara akan memulai pembangunan masjid di wilayah tersebut pada Mei 2024 mendatang. Tahapan ini berbarengan dengan penganut Hindu di daerah tersebut yang juga segera meresmikan kuil megah kebanggaan mereka.

Ketua Komite Pengembangan Yayasan Kebudayaan Indo-Islam (IICF), Arfat Shaikh menegaskan, pembangunan masjid akan dilaksanakan setelah Ramadan 1445 H.

“Pembangunan diperkirakan akan memakan waktu tiga sampai empat tahun,” katanya, sebagaimana dikutip dari Reuters, pada Sabtu, 20 Januari 2024.

Pemandangan situs yang dialokasikan oleh pihak berwenang untuk masjid baru, sekitar 15 mil dari Kuil Hindu Ram, di Ayodhya di negara bagian utara Uttar Pradesh, India, 23 November 2023. REUTERS/Anushree Fadnavis

Baca: Menteri India Jadi Non-Muslim Pertama yang Injakkan Kaki di Halaman Masjid Nabawi

Bermula dari sengketa

Pada 1992, kelompok Hindu fanatik merobohkan sebuah masjid di Ayodhhya yang telah dibangun pada abad ke-16. Mereka menuding bahwa masjid tersebut dibangun di atas sebuah kuil kuno, tempat kelahiran raja dewa Hindu bernama Ram.

Perselisihan tersebut kemudian memanas, bahkan merusak hubungan Islam dan Hindu di India selama beberapa dekade. Peristiwa penghancuran masjid pun memicu kerusuhan nasional yang menewaskan hingga 2.000 orang, yang sebagian besar korban merupakan dari golongan Muslim.

Pada 2019, Pengadilan Tinggi India memutuskan bahwa penghancuran masjid itu melanggar hukum.

“Tetapi, mereka juga memutuskan telah memiliki bukti ada bangunan milik umat Hindu di titik tersebut. Lalu, pemerintah memerintahkan agar situs tersebut diberikan kepada kelompok Hindu untuk dibangun sebuah kuil,” terang Shaikh.

“Sebagai gantinya, komunitas Muslim diberikan tanah di tempat lain di kota tersebut untuk dibanun sebuah masjid,” sambungnya.

Peristiwa penghancuran Masjid Babri oleh mayoritas Hindu di India pada 1992. Dok THE TELEGRAPH

Baca: Ka’bah pra-Islam, Diklaim Jadi Rumah Dewa Siwa hingga Hormuz

Beda nasib dan dukungan

Lokasi pembangunan kuil megah tersebut dinilai sangat strategis. Lebih dari total biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan, yakni sekitar 180 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau nyaris tiga triliun rupiah itu pun telah didapatkan dari donasi sekitar 40 juta masyarakat India.

Presiden IICF, Zufar Ahmad Faruqi mengatakan, kelompok Hindu yang bersekutu dengan Partai Bharatiya Janata (BJP), pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi itu sudah mulai mencari sumbangan lebih dari tiga dekade lalu.

“Mereka telah mengumpulkan lebih dari 30 miliar rupee (Rp5.637.169.170.000),” katanya.

Sementara itu, calon lokasi pembangunan masjid berada di wilayah cukup terpencil, yakni berjarak sekitar 25 km dari pusat kota.

“Kami belum melakukan pendekatan kepada siapa pun. Kami juga belum melakukan gerakan publik untuk pencarian dana,” kata Faruqi.

Proyek masjid juga tertunda karena harus digambar ulang untuk menambahkan lebih banyak elemen tradisional pada strukturnya, terutama di bagian menara.

“Sebuah rumah sakit dengan 500 tempat tidur juga telah direncanakan di kompleks tersebut,” kata Sekretaris IICF, Athar Hussain.

Rancangan Masjid Muhammad bin Abdullah, di Ayodhya, India. Dok IICF

Baca: Fikih Inklusif Penting untuk Cegah Konflik

Mengalah untuk redam konflik

Menurut Hussain, gerakan donasi baru akan mulai dilakukan pada akhir Januari 2024, melalui sebuah situs crowdfunding.

“Masjid ini diberi nama ‘Muhammad bin Abdullah’ yang diambil dari nama Rasulullah Muhammad Saw,” katanya.

Masjid baru ini sengaja tidak memakai nama pendahulunya, yakni Masjid Babri, yang diambil dari nama Kaisar Babur, pendiri Kerajaan Mughal.

“Ini dilakukan demi mengakhiri permusuhan dan kebencian antarmanusia,” kata Hussain.

“Semua sengketa, pertengkaran, dan kebencian ini harus berhenti. Semuanya wajib diubah menjadi pesan cinta agar menjadi warisan yang baik bagi anak-anak, sebagai generasi penerus di masa depan,” tambah dia.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.