Ikhbar.com: Teman adalah rumah kedua setelah keluarga. Lingkar pertemanan bisa memberikan pengaruh signifikan terhadap perilaku, bahkan nasib seseorang.
Nabi Muhammad Saw bersabda:
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَة
“Perumpamaan teman yang baik dan buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya. Kalau pun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu. Jika pun tidak, engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Oleh sebab itu, Islam turut mengatur tentang adab dan batasan-batasan dalam pergaulan. Hal itu dilakukan demi menghindarkan seorang Muslim dari teman yang merugikan atau dalam istilah kekinian kerap disebut red flag, yang berpotensi menjerumuskannya dalam kemungkaran.
Baca: Benarkah Bullying Justru Pererat Keakraban?
Red flag, apa itu?
Psikolog Amerika Serikat (AS), Roxy Zarrabi, dalam artikel bertajuk “8 Red Flags of a Problematic Friendship” yang dimuat di Psychology Today pada Maret 2024 menyebut, istilah red flag berasal dari praktik pengunaan bendera di dalam dunia olahraga sebagai penanda yang harus diperhatikan peserta. Red flag atau bendera berwarna merah merupakan peringatan yang harus diwaspadai. Dalam konteks persahabatan, red flag menjadi sinyal masalah yang harus diatasi jika ingin hubungan yang sudah terjalin tetap sehat dan harmonis.
Red flag dalam pertemanan bisa berwujud berbagai jenis. Mulai dari kurangnya rasa saling percaya, ketidakadilan dalam hubungan, hingga perilaku yang merugikan satu pihak. Jika dibiarkan, kondisi tersebut diprediksi berdampak negatif pada kesejahteraan emosional dan mental kedua belah pihak.
Oleh karenanya, mengetahui tanda-tanda red flag dalam pertemanan, apalagi persahabatan menjadi sesuatu yang sangat penting. Dengan tujuan, seseorang bisa lebih waspada dan proaktif dalam menangani masalah yang muncul sehingga mampu mengurangi risiko konflik dan keretakan hubungan di kemudian hari.
Baca: Mengapa Hasil tak Sesuai Harapan dan Doa? Ini Penjelasan Imam Al-Ghazali
Pesan Al-Ghazali
Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali Ath-Thusi Asy-Syafi’i atau yang masyhur dengan nama Imam Al-Ghazali, dalam Ihya’ Ulumiddin memberikan pesan tentang betapa pentingnya berhati-hati dalam memilih teman. Bahkan, Imam Al-Ghazali pun membahas tipe-tipe teman red flag yang berarti patut dijauhi.
Dengan mengutip pernyataan Imam Ja’far As-Shadiq, Imam Al-Ghazali menulis:
وقال جعفر الصادق رضي الله عنه: لاتصحب خمسة الكذاب فإنك منه على غرور وهو مثل السراب يقرب منك البعيد ويبعد منك القريب ،والاحمق فإنك منه على شيء أن ينفعك فيضرك ، والبخيل فإنه يقطع بك أحوج ماتكون إليه ، والجبان فإنه يسلمك ويفر عند الشدة ، والفاسق فإنه يبيعك باكلة أو اقل منها
Imam Al-Ghazali mengimbau agar seorang Mislim tidak berkawan dengan seseorang yang memiliki salah satu dari lima karakter, yakni pembohong, dungu, pelit, penakut, dan fasik.
Menurut Al-Ghazali, bergaul dengan pembohong akan menjadi perangkap bagi seseorang untuk terjerembab ke dalam kesesatan, fitnah, bahkan adu domba dan kebencian tanpa dasar. Seseorang dengan tipe ini menjadi skala prioritas yang harus dihindari karena paling berpotensi menyeret seseorang dalam kemungkaran.
Sementara itu, Al-Ghazali memasukkan dungu ke dalam teman red flag yang perlu dihindari karena seseorang dengan karakter ini tidak hanya kurang dalam segi wawasan dan pengetahuan. Akan tetapi juga dilengkapi dengan sikap keras hati yang sudah barang tentu akan lebih banyak memberikan dampak kerugian.
Menurut Imam Al-Ghazali, salah satu fungsi teman adalah sebagai wasilah atau fasilitator untuk tetap menuju ke jalan kebaikan. Oleh karenanya, teman yang pelit, bukan cuma soal harta, tetapi juga pengetahuan dikhawatirkan akan membuat seorang Muslim terjebak di jalan kesesatan.
Sama halnya, teman yang penakut. Teman dengan karakter seperti ini cepat atau lambat akan mementingkan keselamatan diri ketimbang orang lain, termasuk sahabatnya sendiri.
Terakhir, orang yang fasik perlu dihindari karena ketidak-taatannya terhadap ajaran agama bisa berdampak pada kerugian di dunia maupun di akhirat.