Mengapa Nama ‘Muhammad’ begitu Mulia?

Kaligrafi nama Muhammad. Dok SHUTTERSTOCK

Ikhbar.com: Komika asal Lampung, Aulia Rakhman dikecam akibat dugaan pelecehan yang dilakukannya kepada Nabi Muhammad Saw. Kasus itu menimpanya usai membawakan materi lawakan tunggal dalam kampanye salah satu Calon Presiden RI, di Bandar Lampung.

Aulia menyebut arti nama kini sudah tak penting, termasuk nama Muhammad. Buktinya, menurut dia, banyak orang bernama Muhammad memenuhi penjara.

Atas pernyataannya itu, warganet merespons dengan kecaman keras. Aksi ini diikuti pula sejumlah pemuka agama, antara lain Ketua Forum Pondok Pesantren Provinsi Lampung, KH Ismail Zulkarnain. Ia hendak melaporkan Aulia jika tidak meminta maaf atas penghinaan itu.

Nama Muhammad memang menjadi nama paling populer di dunia. Berdasarkan data yang dirilis Global Index pada laman Amic Information, menurut survei yang mereka lakukan pada 2023, terdapat 133.349.300 orang yang bernama Muhammad di seluruh dunia.

Jumlah fantastis tersebut menunjukkan bahwa nama Muhammad mempunyai arti yang penting bagi masyarakat dunia, serta dianggap sebagai doa sekaligus harapan untuk memperoleh keberkahan dari Nabi Saw.

Baca: Keistimewaan Nama Muhammad

Bukan pemberian manusia

Pemilik pertama nama ini ialah Nabi Muhammad Saw bin Abdullah bin Abdul Muthalib. Nama tersebut secara langsung Allah Swt ilhamkan kepada ibundanya, Sayyidah Aminah Ra, dan kakeknya, Sayyid Abdul Muthalib Ra.

Mengenai hal itu, Syekh Abu Muhammad Abdul Malik bin Hisyam atau Syekh Ibnu Hisyam dalam As-Sirah an-Nabawiyah menceritakan tentang dialog antara sesosok malaikat dengan Sayyidah Aminah yang sedang mengandung. Malaikat itu berkata kepadanya:

إنَّكِ قَدْ حَمَلْتِ بِسَيِّدِ هَذِهِ الْأُمَّةِ، فَإِذَا وَقَعَ إلَى الْأَرْضِ فَقُولِي: أُعِيذُهُ بِالْوَاحِدِ، مِنْ شَرِّ كُلِّ حَاسِدٍ، ثُمَّ سَمِّيهِ مُحَمَّدًا

“Sesungguhnya kau sedang mengandung pemimpin umat ini. Maka, ketika ia terlahir ke dunia, ucapkanlah: ‘aku memohon perlindungan untuknya kepada Tuhan yang Maha Esa, dari kejahatan setiap orang yang hasud.’ Dan namai ia ‘Muhammad’.”

Sementara itu, Sayyid Abdul Muthalib menamai cucunya dengan nama Muhammad setelah mengalami mimpi. Imam al-Muhaddits Abu Al-Qasim As-Suhaili dalam Al-Radul al-Unuf wa ma’ahu as-Sirah an-Nabawiyyah li Ibni Hisyam menyatakan, dalam mimpinya itu, Abdul Muthalib melihat rantai emas keluar dari punggungnya.

Ujungnya menyebar ke penjuru langit dan bumi, ke arah barat dan timur. Setiap rangkaian rantai itu menjadi pohon yang daunnya bercahaya. Semua penduduk bumi bergantung kepadanya.

Mimpi tersebut ditafsirkan bahwa akan lahir seorang anak dari keturunannya. Sosok ini akan memiliki banyak pengikut dan selalu dipuji-puji. Dalam bahasa Arab, Muhammad berarti “orang yang terpuji.”

“Karena itu, Abdul Muthalib menamainya ‘Muhammad,” tulis Imam As-Suhaili.

Nama tersebut mula-mula asing di kalangan bangsa Quraisy. Sehingga seseorang dari mereka bertanya kepada Abdul Muthalib ihwal nama pilihan untuk cucunya yang tidak pernah digunakan nenek moyang itu.

Abdul Muthalib merespons pertanyaan itu dengan menjawab, “Sesungguhnya aku ingin semua penduduk bumi memujinya.”

Baca: Nama-nama Lain Nabi Muhammad

Tertulis di Arsy

Manusia pertama yang diciptakan Allah swt, yakni Adam As, menyaksikan bahwa nama tersebut tertulis di sisi Arsy dan memenuhi langit juga surga, sementara Adam masih berada di antara ruh dan tanah.

Hal itu berdasarkan kisah yang diriwayatkan Imam Ibnu ‘Asakir dalam Al-Hawi lil Fatawi, karya Imam Jalaluddin As-Suyuthi.

ﻭﻗﺪ ﺃﺧﺮﺝ ﺍﺑﻦ ﻋﺴﺎﻛﺮ ﻋﻦ ﻛﻌﺐ ﺍﻷﺧﺒﺎﺭ ﺃﻥ ﺁﺩﻡ ﺃﻭﺻﻰ ﺍﺑﻨﻪ ﺷﻴﺚ ﻓﻘﺎﻝ ﻛﻠﻤﺎ ﺫﻛﺮﺕ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﺎﺫﻛﺮ ﺇﻟﻰ ﺟﻨﺒﻪ ﺍﺳﻢ ﻣﺤﻤﺪ ﻓﺈﻧﻲ ﺭﺃﻳﺖ ﺍﺳﻤﻪ ﻣﻜﺘﻮﺑﺎ ﻋﻠﻰ ﺳﺎﻕ ﺍﻟﻌﺮﺵ ﻭﺃﻧﺎ ﺑﻴﻦ ﺍﻟﺮﻭﺡ ﻭﺍﻟﺘﻴﻦ ﺛﻢ ﺇﻧﻲ ﻃﺮﻓﺖ ﻓﻠﻢ ﺃﺭﻯ ﻓﻲ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ ﻣﻮﺿﻌﺎ ﺇﻻ ﺭﺃﻳﺖ ﺍﺳﻢ ﻣﺤﻤﺪ ﻣﻜﺘﻮﺑﺎ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﻟﻢ ﺃﺭﻯ ﻓﻲ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﻗﺼﺮﺍ ﻭﻻ ﻏﺮﻓﺔ ﺇﻻ ﺍﺳﻢ ﻣﺤﻤﺪ ﻣﻜﺘﻮﺑﺎ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﻟﻘﺪ ﺭﺃﻳﺖ ﺍﺳﻢ ﻣﺤﻤﺪ ﻣﻜﺘﻮﺑﺎ ﻋﻠﻰ ﻧﺤﻮﺭ ﺍﻟﺤﻮﺭ ﺍﻟﻌﻴﻦ ﻭﻋﻠﻰ ﻭﺭﻕ ﻗﺼﺐ ﺁﺟﺎﻡ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﻭﻋﻠﻰ ﻭﺭﻕ ﺷﺠﺮﺓ ﻃﻮﺑﻰ ﻭﻋﻠﻰ ﻭﺭﻕ ﺳﺪﺭﺓ ﺍﻟﻤﻨﺘﻬﻰ ﻭﻋﻠﻰ ﺃﻃﺮﺍﻑ ﺍﻟﺤﺠﺐ ﻭﺑﻴﻦ ﺃﻋﻴﻦ ﺍﻟﻤﻼﺋﻜﺔ ﻓﺄﻛﺜﺮ ﺫﻛﺮﻩ ﻓﺈﻥ ﺍﻟﻤﻼﺋﻜﺔ ﺗﺬﻛﺮﻩ ﻓﻲ ﻛﻞ ﺳﺎﻋﺎﺗﻬﺎ

“Ibnu ‘Asakir mengeluarkan sebuah riwayat dari Ka’b, bahwa sesungguhnya Adam As memberi wasiat kepada anaknya, Syits As. Adam berkata: ‘Setiap kali kau berzikir kepada Allah, berzikirlah juga untuk nama yang mendampingi-Nya, Muhammad. Karena sesungguhnya aku melihat nama Muhammad tertulis di sisi ‘Arsy, sementara aku (masih) di antara ruh dan tanah. Kemudian aku pindahkan pandanganku, aku tidak melihat satu tempat pun di langit kecuali aku melihat nama Muhammad tertulis di sana. Tidak kulihat di surga, gedung dan kamar kecuali nama Muhammad tertulis di sana. Sungguh aku melihat nama Muhammad tertulis di leher para bidadari, tertulis di dedaunan tumbuhan surga, tertulis di dedaunan pohon Thuba, tertulis di dedaunan Sidratul Muntaha, tertulis di sudut-sudut sekat dan tertulis di antara mata-mata malaikat. Maka, perbanyaklah zikir menyebut namanya, karena malaikat juga berzikir (menyebut nama)-nya di setiap saat.”

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.