Ikhbar.com: Bangsa Arab lazim memiliki banyak nama. Setidaknya, ada dua sebutan yang kerap mengiringi nama asli mereka, yakni nama kunyah atau panggilan kebesaran, dan nama laqab atau nama yang disertai dengan sandaran keluarga, seperti diawali kata Abu, Ibnu, dan lainnya.
Hal serupa tampaknya juga berlaku bagi Nabi Muhammad Saw. Hanya, nama-nama pengiring Rasulullah tidak terbatas pada kategori laqab dan kunyiah, akan tetapi mencakup segala hal yang menunjukkan karakter, peristiwa, perjalanan sejarah dakwah Islam, nasihat, hingga janji-janji Allah di hari kemudian.
Baca: Keistimewaan Nama Muhammad
Jumlah nama
Para ulama berbeda pendapat mengenai jumlah persis nama-nama yang pernah disandarkan kepada Nabi Saw. Sebagian besar dari mereka meyakini bahwa Rasulullah Saw memiliki 99 nama selayaknya asma’ul husna atau nama-nama indah yang dimiliki Allah Swt.
Berbeda dengan pandangan tersebut, Ibnu Dihyah menaksir nama-nama Nabi Saw berjumlah 300 buah. Bahkan, ulama lainnya, seperti Abu Bakar Ibn Al-Arabi memprediksi, total dari sebutan agung itu menembus hingga 1.000 nama. Keseluruhan nama itu antara lain tercantum di dalam Al-Qur’an dan hadis Nabi Saw.
Paling tidak, ada lima sapaan yang digunakan untuk menyebut Nabi Muhammad di dalam Al-Qur’an. Yakni nama Muhammad itu sendiri, kemudian Ahmad, Rasul, Nabi, dan Basyar (manusia biasa).
Sedangkan penyebutan dalam hadis, di antaranya sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw:
“Sungguh aku mempunyai beberapa nama. Aku adalah Muhammad, aku adalah Ahmad, aku adalah Al-Mahi (yang menghapus) yang denganku Allah menghapus kekafiran, aku adalah Al-Hasyir (yang mengumpulkan) yang manusia dikumpulkan pada qadam-ku (masa kenabianku), aku adalah Al-‘Aqib (yang paling belakangan) yang tidak ada kerasulan sesudah itu.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam redaksi lainnya, Rasulullah Saw juga mengenalkan sejumlah nama lain. Nabi bersabda:
“Aku adalah Muhammad, Ahmad, Al-Muqaffi (mengikuti nabi sebelumnya), Al-Hasyir (yang mengumpulkan), Nabi At-Taubah, dan Nabi Ar-Rahmah.” (HR. Muslim).
Baca: Sahabat Tidak Memanggil Nabi Hanya dengan Nama ‘Muhammad’
Menunjukkan keagungan
Sementara itu, ‘Athif Qosim Amin Al-Maliji dalam Asma’ Nabi fii al-Qur’an wa as-Sunnah memaparkan, nama yang pernah disandang Rasulullah Saw dan cukup masyhur digunakan antara lain:
- Muhammad
- Ahmad
- Abdullah (Hamba Allah)
- Al-Ummi (yang tidak bisa membaca)
- Ar-Rahim (Penyayang)
- Al-Basyir (Yang melihat)
- Asy-Syahid (Yang menyaksikan)
- An-Nadzir (Penjaga)
- Ad-Da’i Ilallah (Pengajak menuju Allah)
- Al-Muballigh (Pendakwah)
- Al-Hanif (Yang Lurus)
- Al-Mahi (Penghapus)
- Nabi At-Taubah (Nabi pertaubatan)
- An-Nur (Cahaya)
- As-Sirajul Munir (Lampu penerang)
- Al-Musthafa (Pilihan)
- Al-Mudatsir (Yang berselimut)
- Al-Muzammil (Yang berselimut)
- Ath-Thahir (Suci)
- Al-Muthahar (Berani dan cerdas)
- Al-Muthahir (Menyucikan)
- Al-Mutawakkal (Berserah diri)
- Al-Amin (Dipercaya)
- Ash-Shadiq (Jujur)
- Thaha
- Al-Jami’ (Mengumpulkan)
- Al-Wali (Kedekatan)
- Al-Fatih (Pembuka)
- Al-Hadi (Petunjuk)
- Shahibul Kautsar (Pemilik Telaga Kautsar di Surga)
Imam Nawawi dalam Tahdzibul Asma’ wa al-Lughah menjelaskan, tradisi Arab memiliki keyakinan bahwa semakin banyak nama atau julukan yang disandang seseorang, hal itu berbanding lurus dengan keagungan sosok yang dimaksud.
“Jadi betapa agung dan mulianya sosok Nabi Muhammad Saw sehingga ia memiliki banyak sekali sebutan,” tulis Imam Nawawi.