Ikhbar.com: Manajer Timnas Indonesia U22, Kombes Pol. Sumardji terkena pukulan salah satu official Thailand dalam pertandingan final cabang olahraga (cabor) sepak bola Sea Games 2023 di Kamboja, pada Selasa, 16 Mei 2023.
Insiden bermula saat Thailand merasa dihalangi saat merayakan gol menyamakan kedudukan menjadi 2-2 di menit akhir babak kedua. Meskipun akhirnya, Indonesia kembali unggul dengan skor cukup mencolok, yakni 5-2.
Meski dirinya mengalami luka pada bagian bibir, Sumardji dengan lapang dada menerima permintaan maaf dari asisten pelatih fisik Timnas Thailand yang memukulnya itu.
Tindakan Sumardji yang memaafkan orang yang menyakitinya itu dapat dibilang tepat. Pasalnya, di dalam Al-Qur’an terdapat beberapa perintah untuk memaafkan orang lain, salah satunya pada QS. Al-A’raf: 199. Allah Swt berfirman:
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ
“Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh.”
Dalam Ma’alim at-Tanzil fi Tafsir Al-Qur’an, Imam Al-Baghawi menjelaskan ayat tersebut dengan menukil penuturan Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa, Allah memberi perintah kepada Nabi Muhammad Saw agar lebih memilih memaafkan moral manusia.
Baca: Rasulullah Gemar Berolahraga
Dalam keterangan itu ditambahkan, yakni memaafkan moral dan perilaku manusia tanpa memata-matai. Maksud memaafkan di sini adalah tenggang rasa.
Sementara itu, pada keterangan Tafsir Jalalin disebutkan bahwa kalimat khudz al afwa memiliki makna perintah untuk tegas memaafkan dan jangan membalas kejahatannya.
Terkait caranya, QS. Al-Hijr: 85 menuntun manusia untuk memafkan dengan cara yang menurutnya paling baik.
وَمَا خَلَقْنَا السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَآ اِلَّا بِالْحَقِّۗ وَاِنَّ السَّاعَةَ لَاٰتِيَةٌ فَاصْفَحِ الصَّفْحَ الْجَمِيْلَ
“Kami tidak menciptakan langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya, melainkan dengan benar. Sesungguhnya kiamat pasti akan datang. Maka, maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik.”
Imam At-Thabari dalam Jami’ al-Bayan fi Tafsir Al-Qur’an menjelaskan terkait turunnya ayat ini. Ia menyebut, saat itu ada seorang musyrik yang sering mengingkari akan kenabian Nabi Muhammad, namun Allah Swt meminta Rasulullah untuk memaafkannya.
Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya, Al-Jami’ liahkam Al-Qur’an wa Al-Mubayyin lima Tadhammanahu min as-Sunnah wa Ayi Al-Furqan menegaskan dengan hal yang sama, bahwa hendaknya seseorang selalu bisa memberikan maaf walau kepada seseorang yang berbuat salah pada dirinya. Pun, juga demikian, ia harus memberikan maaf pada orang lain.