Ikhbar.com: Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut kasus obesitas di Indonesia meningkat dalam kurun 10 tahun terakhir. Peningkatan tersebut terjadi mulai dari 10,5% pada 2007 menjadi 21,8% pada 2018.
Tidak hanya di Indonesia, kasus obesitas juga memantik perhatian dunia internasional. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan, lebih dari 1 miliar orang saat ini mengalami obesitas atau berat badan berlebih.
Baca: Riset: Lebih dari 1 Miliar Orang di Dunia Alami Obesitas
Kiat dari Al-Qur’an
Meski tak melulu bersumber dari makanan, Kemenkes menyebutkan bahwa penyebab utama obesitas adalah konsumsi gula, garam, lemak (GGL) yang berlebihan. Oleh karena itu, di dalam Al-Qur’an, Allah Swt mengimbau umat manusia untuk tidak makan atau minum melampaui batas. Anjuran tersebut tertuang dalam QS. Al-A’raf: 31. Allah Swt berfirman:
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْاۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ
“Wahai anak cucu Adam, pakailah pakaianmu yang indah pada setiap (memasuki) masjid dan makan serta minumlah, tetapi janganlah berlebihan. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.”
Ulama ahli tafsir Al-Qur’an, Prof. KH Muhammad Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah menjelaskan, penggalan akhir ayat tersebut merupakan salah satu prinsip yang diletakkan agama menyangkut kesehatan.
“Prinsip tersebut telah diakui para ilmuan terlepas apa pun pandangan hidup atau agama mereka,” jelas Prof. Quraish.
Prof. Quraish menegaskan, perintah untuk tidak berlebih-lebihan dalam makan dan minum merupakan tuntunan yang harus disesuaikan dengan kondisi setiap orang. Pasalnya, kadar tertentu yang dinilai cukup untuk seseorang, boleh jadi telah dinilai melampaui batas atau belum cukup buat orang lain.
“Atas dasar itu, kita dapat berkata bahwa penggalan ayat tersebut mengajarkan sikap proporsional dalam makan dan minum,” katanya.
Sementara itu, Imam Ibnu ‘Asyur dalam Al-Thahir wa at-Tanwir menjelaskan, QS. Al-A’raf: 31 telah menghimpun prinsip-prinsip pemeliharaan kesehatan, terutama terkait makanan.
“Perintah untuk tidak berlebih-lebihan di sini bukan sebagai bentuk pengharaman, tetapi sebagai anjuran dan tuntunan, termasuk berlebihan dalam makan adalah ketika seseorang memakan semua makanan yang dia inginkan.
Imbauan untuk tidak berlebih-lebihan juga ditemukan pada QS. Al-Furqan: 67. Dalam ayat tersebut Allah Swt menggambarkan sikap konsumsi yang baik adalah tidak berlebih-lebihan dan tidak pula kikir, melainkan pertengahan di antara keduanya.
Makna berlebih-lebihan
Syekh Mustafa Al-Maraghi dalam tafsirnya menjelaskan, makna “israf” dalam ayat tersebut memiliki dua pengertian, yakni melampaui batas atau menggunakan sesuatu secara berelebihan, dan melampaui batas dengan melanggar ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan.
“Perkara yang asalnya halal tetapi dilakukan dengan melampaui batas, maka ia akan menjadi sesuatu yang diharamkan,” tegas Syekh Al-Maraghi.
Dalam penjelasannya itu, Syekh Al-Maraghi juga membuat garis-garis batas dari apa yang dimaksud dengan perilaku berlebih-lebihan dari tiga sudut pandang.
Pertama, batas tabi’i atau naluri. Misalnya merasakan rasa lapar, kanyang, haus dan hilangnya dahaga.
Kedua, batas ekonomis, yaitu apabila harta yang dikeluarkan seseorang tidak sesuai dengan harta yang dihasilkan.
Ketiga, yakni batasan syara‘, yakni ketentuan Allah tentang hal-hal yang diharamkan, seperti keharaman dari beberapa jenis makanan dan minuman.
Baca: Ahli Gizi Inggris Putuskan Mualaf usai Terkesima Keajaiban Puasa
Pandangan hadis
Salah satu hadis yang diriwayatkan dari Anas Malik Ra juga mengimbau umat Muslim untuk tidak berlebih-lebihan saat makan. Rasulullah Saw bersabda:
عن أنس بن مالك رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : من الإسراف أن تأكل ما اشتهيت
“Salah satu ciri berlebihan (al-isrāf) Anda makan setiap yang Anda inginkan.”
Meski sanadnya dha’if, terdapat juga hadis yang familiar terkait makan berlebihan, yakni sebagai berikut:
نحن قوم لا نأكل حتى نجوع وإذا أكلنا لا نشبع
“Kita (kaum muslimin) adalah kaum yang hanya makan bila lapar dan berhenti makan sebelum kenyang.”