Ikhbar.com: Self-care tengah menjadi topik hangat, terutama di kalangan Gen Z. Tren positif ini berfokus pada pentingnya kesehatan fisik, mental, dan keseimbangan dalam hidup, mulai dari olahraga rutin, perawatan diri, hingga diet sehat.
Dalam pandangan Islam, anjuran menjaga dan merawat diri bukan hal baru. Konsep ini memiliki kesesuaian erat dengan maqashid syariah atau tujuan-tujuan syariat, yang mengarahkan umat Muslim untuk memelihara lima elemen utama kehidupan, yaitu, hifzu ad-din (menjaga agama), hifzu an-nafs (jiwa), hifzu al-‘aql (akal), hifzu an-nasl (keturunan), dan hifzu al-maal (harta).
Dari kelima elemen tersebut, hifzu an-nafs alias memelihara jiwa menjadi pilar utama dalam merawat kesejahteraan diri secara komprehensif.
Baca: Seperti Apa Tulisan ‘Gen Z’ dalam Bahasa Arab?
Menjaga tubuh sebagai amanah
Tubuh manusia merupakan amanah dari Allah Swt yang harus dijaga dengan baik. Al-Qur’an menegaskan pentingnya keseimbangan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam hal makan dan minum.
Allah Swt berfirman:
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْاۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ
“Wahai anak cucu Adam, pakailah pakaianmu yang indah pada setiap (memasuki) masjid dan makan serta minumlah, tetapi janganlah berlebihan. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.” (QS. Al-A‘rāf: 31).
Ayat ini mencerminkan ajaran dasar Islam, tentang keseimbangan dalam memenuhi kebutuhan makan dan minum. Larangan berlebihan-lebihan menandakan bahwa terdapat kemudaratan di balik perilaku tersebut. Oleh sebab itu, perlu dihindari.
Sebaliknya, menjaga kesehatan fisik yang timbul dari pola hidup seimbang, merupakan bagian dari kewajiban seorang Muslim.
Olahraga teratur, pola makan sehat, serta menjaga kebersihan tubuh adalah bentuk manifestasi fisik dari self-care yang telah diajarkan melalui sunah Nabi Muhammad Saw.
“Seorang Mukmin yang kuat adalah lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada Mukmin yang lemah.” (HR. Muslim).
Dalam beberapa hadis, Rasulullah Saw bahkan menganjurkan olahraga secara lebih spesifik. ”Ajarilah anak-anak kalian berkuda, berenang, dan memanah,” (HR Bukhari dan Muslim).
Pola tidur Rasulullah Saw juga mencerminkan keseimbangan hidup. Dalam sejumlah redaksi hadis dijelaskan bahwa Rasulullah Saw senantiasa tidur lebih awal dan bangun di sepertiga malam untuk beribadah. Hal ini mencerminkan pengaturan waktu tidur Nabi Saw yang seimbang dan berkualitas.
Baca: Vibe Check ala Al-Qur’an, Tafsir QS. Ar-Ra’d Ayat 28
Merawat jiwa dan kesehatan mental
Selain menjaga fisik, Islam sangat mementingkan kesehatan mental. Salah satu ajaran penting adalah konsep kesabaran, tawakal, dan zikir untuk menjaga ketenangan hati. Allah Swt berfirman:
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ ۗ
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, bahwa hanya dengan mengingat Allah hati akan selalu tenteram.” (QS. Ar-Ra‘d: 28).
Ayat ini menekankan bahwa mengelola stres dan menjaga kesehatan mental bisa dicapai melalui zikir, dan mengingat Allah Swt.
Di dunia modern, ini sejalan dengan konsep mindfulness dan stress management. Refleksi spiritual seperti salat khusyuk, meditasi, dan zikir dapat membantu mengurangi kecemasan.
Menurut National Health Service (NHS), Inggris, mindfulness melibatkan perhatian terhadap apa yang terjadi di dalam dan di luar diri seseorang, momen demi momen.
Hal serupa terdapat dalam kekhusyukan salat. Fokus terhadap gerakan dan bacaan dalam salat, tidak hanya sebagai salah satu yang diupayakan untuk kesempurnaan ibadah, melainkan juga dapat memandu suasana batin menuju ketenangan. Islam menyediakan ruang untuk merefleksikan diri, dan mengelola kecemasan melalui ibadah sehari-hari yang dapat dipraktikkan secara konsisten.
Aspek spiritual tidak bisa dilepaskan dari self-care dalam Islam. Hifzu an-nafs juga mencakup menjaga kesehatan jiwa dengan menjaga hubungan baik dengan Allah. Ibadah seperti salat tahajud, membaca Al-Qur’an, dan zikir harian menjadi sarana untuk memperkuat jiwa dan menghadirkan ketenangan batin yang stabil. Seperti halnya merawat tubuh dan pikiran, menjaga keseimbangan spiritual ini adalah langkah penting dalam mencapai self-care yang utuh.
Mengabaikan salah satu aspek ini, bisa berujung pada ketidakseimbangan yang akan mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan.
Baca: Teman Red Flag yang Wajib Dijauhi menurut Imam Al-Ghazali
Perlindungan dari bahaya
Self-care dalam Islam tidak hanya berarti memelihara tubuh dan jiwa, tetapi juga melindungi diri dari bahaya, baik fisik maupun mental. Oleh sebab itu, dampak bahaya fisik seperti yang ditimbulkan narkoba, alkohol, dan makanan haram lainnya jelas-jelas dilarang dalam Islam.
Bahaya mental seperti depresi dan pemikiran destruktif juga harus dihindari, dan ini dapat dilakukan dengan memperkuat iman, serta menjalin hubungan yang baik dengan Allah Swt.
Islam menekankan pentingnya menjaga diri dari segala bentuk perusakan yang dapat membahayakan tubuh dan jiwa. Ini sejalan dengan maqashid syariah, yakni setiap Muslim diwajibkan untuk menjaga dirinya dari segala hal yang dapat merusak, atau menghancurkan keseimbangan hidup.