Ikhbar.com: Pengujung Ramadan ditandai dengan persiapan warga Muslim Indonesia di perantauan yang akan melangsungkan mudik. Tradisi tahunan yang diklaim hanya ada di Indonesia itu mengantarkan mereka ke kampung halaman agar bisa berlebaran dengan keluarga tercinta.
Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) memprediksi puncak arus mudik Lebaran 2024 terjadi pada Jumat, 5 April 2024. Sementara, arus balik akan jatuh pada Ahad, 14 April 2024.
Baca: Jangan Asal Batal Puasa, Pemudik harus Pahami Ketentuan Fikih Ini
Bagi umat Muslim yang hendak melaksanakan mudik, ada baiknya mengamalkan doa terlebih dahulu. Hal itu dilakukan dengan harapan perjalanan menuju kampung halaman tidak menemui hambatan.
Diriwayatkan Imam Muslim, berikut bacaan doa sebelum memulai perjalanan mudik:
اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ وَالْخَلِيفَةُ فِي الْأَهْلِ اللَّهُمَّ اصْحَبْنَا بِنُصْحِكَ وَاقْلِبْنَا بِذِمَّةٍ اللَّهُمَّ ازْوِ لَنَا الْأَرْضَ وَهَوِّنْ عَلَيْنَا السَّفَرَ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ، وَسُوءِ الْمُنْقَلَبِ فِي الْمَالِ وَالْأَهْلِ
Allahumma antas shaahibu fis safari wal khaliifata fil ahli, allahumma ashbahnaa bi nushhika waqbilnaa bi dzimmatin, allahumma azwilnal ardha wa hawwin ‘alainas safara, allahumma inni a’uudzu bika min wa’tsaa-i wa ka-aabatil munqalabi
“Ya Allah, Engkaulah pendampingku dalam bepergian dan pengurus keluarga. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari lelahnya perjalanan sedihnya pemandangan dan kepulangan buruknya dalam harta dan keluarga.”
Bagi pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi, seperti motor atau mobil, bisa mengamalkan doa berikut:
سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا، وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ، وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ
Alhamdulillahil ladzii sakhkhara lanaa haadzaa wa maa kunna lahu muqriniina wa innaa ilaa rabbinaa lamunqalibuun.
“Segala puji bagi Allah yang telah menundukkan semua ini bagi kami, padahal sebelumnya kami tidak mampu menguasainya. Dan sesungguhnya hanya kepada Tuhan kami lah kami akan kembali.”
Baca: Tutorial Mudik ala Rasulullah
Sementara bagi pemudik yang menggunakan pesawat terbang bisa mengamalkan doa mudik berikut ini:
اللهُ أَكْبَر، اللهُ أكْبر، الله أكْبَر، سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا، وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ، وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ، اللهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِي سَفَرِنَا هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى، وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى، اللهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا، وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ، اللهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ، وَالْخَلِيفَةُ فِي الْأَهْلِ، اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ، وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ، وَسُوءِ الْمُنْقَلَبِ فِي الْمَالِ وَالْأَهْلِ
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Subhanalladzi sakkhara lana hadza wa maa kunnaa lahu muqrinin, wa innaa ilaa rabbinaa lamunqlibun, allahumma inna nas’aluka fii safarinaa hadzal birra wat taqwa wa minal ‘amal maa tardha, allahumma hawwin ‘alaina safarana hadza wa athwi ‘annaa bu’dahu, allahumma antas shahibu fis safari wal khalifatu fil ahli, allahumma inni a’udzubika min wa’tsaais safari wa kaabatil mandzhari wa suuil munqalibi fil maali wal ahli.
“Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Maha suci Allah yang telah menundukkan (pesawat) ini bagi kami, padahal sebelumnya kami tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kepada Allah lah kami kembali. Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kebaikan dan takwa dalam perjalanan ini, kami mohon perbuatan yang Engkau ridhai. Ya Allah, permudahkan lah perjalanan kami ini, dan dekatkanlah jaraknya bagi kami. Ya Allah, Engkaulah pendampingku dalam bepergian dan mengurusi keluarga. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelelahan dalam bepergian, pemandangan yang menyedihkan dan kepulangan yang buruk dalam harta dan keluarga.”
Sedangkan bagi pemudik yang memilih menggunakan kendaraan kapal laut, bisa mengamalkan doa khusus berikut:
بِسْمِ اللهِ مَجْرَاهَا وَمُرْسَاهَا إِنَّ رَبِّي لَغَفًوْرٌ رَحِيْمٌ
Bismillah majreeha wa mursaaha, Inna rabbi laghafurur rahiim
“Dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuh. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Doa tersebut tercatat dalam QS. Hud: 41. Selain itu, Rasulullah Saw juga menganjurkan umat Muslim untuk mengamalkan doa berikut ini ketika hendak menaiki kapal laut.
Hal itu seperti yang dijelaskan Imam At-Thabari dalam Al-Mu’jam al-Kabir berikut ini:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: أَمَانٌ لِأُمَّتِي مِنَ الْغَرَقِ إِذَا رَكِبُوا السُّفُنَ أَنْ يَقُولُوا: بِسْمِ اللهِ الْمَلِكِ {وَمَا قَدَرُوا اللهَ حَقَّ قَدْرِهِ وَالْأَرْضُ جَمِيعًا قَبْضَتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَالسَّمَاوَاتُ مَطْوِيَّاتٌ بِيَمِينِهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ} {بِسْمِ اللهِ مُجْرَاهَا، وَمُرْسَاهَا إِنَّ رَبِّي لَغَفُورٌ رَحِيمٌ}
“Dari Ibnu Abbas Ra, sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda ‘Umatku akan selamat dari tenggelam apabila menaiki perahu, hendaklah mereka membaca ‘Dengan nama Allah sang Maha Penguasa –Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan (QS Az-Zumar: 67). Dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuh. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”