Ikhbar.com: Ramadan menjadi bulan penuh keistimewaan bagi umat Islam. Sejumlah peristiwa penting pun pernah terjadi di dalamnya, salah satunya adalah Nuzulul Qur’an (peristiwa turunnya Al-Qur’an).
Nuzulul Qur’an merupakan peristiwa turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad Saw melalui perantara Malaikat Jibril As di Gua Hira. Hal itu sebagaimana disebutkan dalam QS. Al Baqarah ayat 185. Allah Swt berfirman:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ
“Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Quran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil).”
Nuzulul Qur’an diperingati setiap malam 17 Ramadan. Pada tahun ini, hari peringatan tersebut jatuh pada Kamis, 28 Maret 2024. Terkait hal ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amalan sunah pada malam harinya. Tiga di antaranya adalah:
Baca: Al-Qur’an Diturunkan 17 Ramadan atau saat Lailatul Qadar? Ini Penjelasannya
Membaca Al-Qur’an
Mendaras Al-Qur’an merupakan amalan terbaik yang dilakukan dalam rangka menyambut malam Nuzulul Qur’an. Hal ini sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh An-N’uman Ibnu Basyr, bahwa Rasulullah Muhammad Saw bersabda:
أَفْضَلُ عِبَادَةِ أُمَّتِي قِرَاءَةُ الْقُرْآنِ
“Sebaik-baiknya ibadah umatku adalah membaca Al-Qur’an.” (HR. al-Baihaqi).”
Baca: Mengenal Madrasah Tafsir Al-Qur’an Era Tabi’in
Iktikaf
Iktikaf ialah kegiatan berdiam diri di dalam masjid untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah Swt. Amalan ini semakin istimewa jika dikerjakan pada malam Nuzulul Qur’an, sesuai dengan anjuran Rasulullah Saw:
عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَعْتَكِفُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ فَسَافَرَ سَنَةً فَلَمْ يَعْتَكِفْ فَلَمَّا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ اعْتَكَفَ عِشْرِينَ يَوْمًا
“Dari Ubay bin Ka’ab Ra, dia berkata, ‘Sesungguhnya Rasulullah Saw beriktikaf pada 10 hari terakhir dari bulan Ramadan. Pernah selama satu tahun beliau tidak beriktikaf, lalu pada tahun berikutnya beliau beriktikaf selama 20 hari.” (HR. Abu Dawud, Ibn Majah, Ahmad).
Baca: Penyebab Susah Qiyamul Lail menurut Kiai Ghufron
Qiyamul Lail
Qiyamul lail atau salat malam bisa berupa tahajud ataupun salat sunah lainnya. Keutamaan salat malam menjadi ciri khas orang-orang saleh, hal ini sejalan dengan hadis Rasulullaah Saw:
عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأَبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ، وَإِنَّ قِيَامَ اللَّيْلِ قُرْبَةٌ إِلَى اللهِ، وَمَنْهَاةٌ عَنِ الإِثْمِ، وَتَكْفِيرٌ لِلسَّيِّئَاتِ، وَمَطْرَدَةٌ لِلدَّاءِ عَنِ الجَسَدِ
“Hendaknya kalian melakukan salat malam, karena salat malam adalah kebiasaan orang-orang saleh sebelum kalian, dan sesungguhnya salat malam mendekatkan kepada Allah, serta menghalangi dari dosa, menghapus kesalahan, dan menolak penyakit dari badan.” (HR. At-Tirmidzi).