Ikhbar.com: Kementerian Agama (Kemenag) mencatat hingga Kamis, 15 Mei 2025 sudah ada 15 calon jemaah haji (calhaj) yang wafat di Tanah Suci. Data tersebut berdasarkan update terbaru Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat).
Mayoritas jemaah yang meninggal dunia berasal dari Embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS), yakni sebanyak empat orang. Disusul Batam (BTH), Solo (SOC), dan Surabaya (SUB) dengan masing-masing dua jemaah. Sementara itu, embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG), Lombok (LOP), Padang (PDG), Palembang (PLM), dan Ujung Pandang (UPG) masing-masing mencatat satu jemaah meninggal. Dari total angka tersebut, sekitar 60% merupakan jemaah laki-laki, sisanya perempuan.
Siapkan badal
Merespons kondisi ini, pemerintah melalui Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) menyiapkan mekanisme badal haji atau penggantian pelaksanaan ibadah haji untuk jemaah yang wafat. Petugas PPIH yang telah memiliki pengalaman berhaji akan ditunjuk untuk menjalankan ibadah tersebut atas nama jemaah yang meninggal dunia.
Baca: Selimut Ka’bah Diangkat hingga Tiga Meter
“Kami sudah mendata 145 petugas yang siap membadalkan. Setelah mendata jemaah yang wafat, surat tugas akan diterbitkan dan sertifikat badal akan diserahkan kepada keluarga,” ujar Zaenal Muttaqin, Kepala Bidang Bimbingan Ibadah KBIHU, di Makkah pada Rabu, 14 Mei 2025.
Badal haji ini menjadi hak bagi jemaah yang wafat baik di embarkasi, perjalanan, maupun setelah tiba di Tanah Suci sebelum wukuf. Hal ini merujuk pada ketentuan dalam Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 13 Tahun 2021. Pemerintah juga menanggung biaya badal haji bagi petugas, dengan kisaran kompensasi sebesar 2.500 riyal atau sekitar Rp11 juta.
Selain itu, pemerintah juga menyiapkan skema safari wukuf bagi jemaah yang mengalami gangguan kesehatan berat atau tidak memungkinkan menjalankan wukuf secara normal. Dengan skema ini, jemaah akan dibawa menggunakan bus ke Arafah saat puncak ibadah, tanpa perlu turun dari kendaraan, sebagai bentuk pemenuhan rukun haji.
Waspada cuaca panas
Kondisi cuaca ekstrem menjadi tantangan tersendiri dalam ibadah haji tahun ini. Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, Liliek Marhaendro Susilo, mengingatkan jemaah untuk menjaga kondisi tubuh di tengah suhu yang sangat tinggi.
“Hingga saat ini, kesehatan jemaah umumnya stabil. Tim medis kami terus siaga di berbagai titik, termasuk kloter, sektor, KKHI, dan pos kesehatan di Makkah serta Madinah,” katanya.
Tim kesehatan juga terus menjalankan layanan promotif dan preventif, seperti edukasi kesehatan dan distribusi oralit untuk mencegah dehidrasi. Penyakit tidak menular, ISPA, dan heat stroke menjadi perhatian utama karena sangat rentan terjadi di tengah suhu ekstrem.
Menurut laman Arabia Weather, suhu di Makkah pada siang hari ini mencapai 45 derajat Celsius, sementara di Madinah berkisar 40 derajat Celsius. Jemaah diminta membatasi aktivitas fisik berlebih dan memastikan asupan cairan tetap cukup.