Suhu Bumi Melonjak Lebih Panas ketimbang Tahun Lalu

Rata-rata orang pada tahun 2024 mengalami tambahan enam minggu hari-hari panas yang berbahaya. Foto: Getty Images/Brook Mitchell.

Ikhbar.com: Data dari Copernicus Climate Change Service (C3S) Uni Eropa menunjukkan rata-rata suhu global tahun 2024 mencapai 1,6°C di atas tingkat era pra-industri. Kenaikan ini menandai ancaman nyata bagi kehidupan manusia modern.

Pemanasan yang didorong pembakaran bahan bakar fosil ini semakin memperburuk krisis iklim. Dampak perubahan iklim diprediksi akan terus meningkat selama sumber energi seperti batu bara, minyak, dan gas belum sepenuhnya digantikan oleh energi terbarukan.

Baca: Ratusan Ilmuwan Kompak Teriak ‘Kiamat sudah Dekat’

Meski target Perjanjian Paris mengukur rata-rata pemanasan selama beberapa dekade, catatan suhu tahunan yang melampaui batas tersebut menjadi peringatan akan eskalasi darurat iklim.

Pada tahun 2024, 44% dari luas planet mengalami dampak stres panas ekstrem. Hari terpanas yang pernah tercatat terjadi pada 22 Juli, dengan suhu tinggi yang diperparah oleh peningkatan kadar uap air di atmosfer. Kombinasi ini memicu gelombang panas dan curah hujan ekstrem di berbagai belahan dunia.

“Catatan ini harus menjadi peringatan keras akan risiko kehidupan pada suhu 1,5°C,” ungkap Dr. Friederike Otto dari Imperial College London, dikutip dari The Guardian, pada Jumat, 10 Januari 2025.

Bencana alam yang diperparah oleh perubahan iklim, seperti banjir besar di Valencia, badai di Amerika Serikat, topan di Filipina, hingga kekeringan parah di Amazon, menjadi bukti nyata konsekuensi dari pemanasan global.

Ironisnya, emisi karbon global pada 2024 justru mencapai rekor tertinggi. Janji transisi dari bahan bakar fosil yang digaungkan pada Konferensi Iklim PBB di Dubai pada Desember 2023 tampaknya belum terealisasi.

Dengan tren pemanasan saat ini, dunia diperkirakan menuju kenaikan suhu 2,7°C pada akhir abad ini. Level ini disebut para ahli akan membawa dampak destruktif besar.

Kesempatan berikutnya untuk mengambil langkah konkret adalah pada Februari, saat negara-negara diharapkan mengajukan komitmen baru untuk pemotongan emisi ke PBB.

Baca: 629 Kebakaran Hutan Landa Indonesia selama 2024

Namun, meskipun suhu 2024 dipengaruhi fenomena El Niño, para ilmuwan khawatir suhu tetap tinggi bahkan setelah fenomena ini mereda, yang mengindikasikan percepatan pemanasan global yang lebih serius.

Pemanasan udara yang meningkatkan kadar uap air memperparah curah hujan ekstrem dan banjir, sementara suhu permukaan laut yang lebih tinggi memicu badai serta topan dahsyat.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.