Ikhbar.com: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan bahwa ada sebanyak 629 kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sejumlah daerah di Indonesia sepanjang 2024. Mereka mengeklaim semua bencana itu berhasil ditanggulangi dengan baik.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, dari sembilan jenis bencana yang melanda Indonesia, karhutla mengalami peningkatan hingga cukup mendominasi pada periode bulan Juli-Oktober 2024.
Pihaknya menilai kondisi itu terjadi lantaran pada periode itu Indonesia sedang beralih ke musim kering dan beberapa di antaranya cukup ekstrem karena menjalani hari tanpa hujan yang cukup panjang.
“Peningkatannya hingga ratusan kejadian per bulan pada periode Juli-Oktober tersebut yang merupakan musim kering,” kata dia, Kamis, 9 Januari 2025.
Baca: 1.756 Bencana Melanda Indonesia selama 2024
Menurutnya, sebaran karhutla hampir merata terjadi di antaranya seperti Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Bangka Belitung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan. Sedangkan objek yang terbakar menyasar kawasan hutan, lahan mineral dan gambut yang ada di daerah itu dengan luas ratusan ribu hektare.
Dari sejumlah daerah tersebut diketahui Provinsi Sumatera Selatan menjadi daerah yang mengalami karhutla cukup signifikan pada tahun 2024. Berdasarkan data dari Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan (BPPIKHL) Wilayah Sumatera tercatat luasan karhutla di Sumatera Selatan mencapai 9.697 hektare selama periode Januari-September 2024.
Karhutla di Sumatera Selatan yang terbanyak terjadi di lahan mineral dengan luas mencapai 6.382 hektare sementara sisanya terjadi di lahan gambut seluas 3.316 hektare yang masing-masing tersebar di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Muara Enim, dan Banyuasin.
Baca: Teknologi AI Ini Diklaim Bisa Memotret Banjir sebelum Kejadian
Dia mengatakan peristiwa karhutla tersebut secara keseluruhan berhasil ditangani dengan baik. Hal ini dikarenakan selain dibantu curah hujan yang intens pada musim penghujan, juga didukung oleh kolaborasi dari kementerian bersama lembaga terkait dan pemerintah daerah.
BNPB menyiagakan sejumlah helikopter untuk waterboombing atau penyiraman air dari udara, pesawat pemantauan udara termasuk dukungan peralatan dan juga dana bantuan operasional ke daerah terdampak karhutla tersebut. Dalam hal ini ada enam unit helikopter yang dikerahkan ke Sumatera Selatan untuk penanggulangan karhutla.