Ikhbar.com: Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) bersama Al-Isra Institute, Edinburgh, Britania Raya membuka konsentrasi baru yang berfokus pada Islamic Jerusalem Studies (Studi Keislaman Yerussalem).
Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta, Ma’mun Murod Al Barbasy mengeklaim bahwa studi keislaman Yerussalem ini merupakan pertama di Asia Tenggara.
“Studi ini dikhususkan Program Studi Magister Ilmu Politik (MIPOL) FISIP. Konsentrasi baru Studi keislaman Yerussalem ini juga memperkuat konsentrasi yang sudah ada di MIPOL,” ujar Ma’mun dikutip dari laman Muhammadiyah.or.id pada Jumat, 11 Oktober 2024.
Baca: Muhammadiyah Istikamah Beri Beasiswa Anak Pengungsi Palestina
Ma’mun mengapresiasi pakar studi Yerussalem, Prof. Dr. Abd Al-Fattah Al-Awaisi yang datang untuk bekerja sama dengan UMJ dan menambah konsentrasi di Prodi MIPOL. Menurutnya, Indonesia dan Muhammadiyah punya perhatian yang sama terhadap situasi dan kondisi Baitul Maqdis.
“Masyarakat Indonesia begitu prihatin dengan kondisi yang ada di Palestina saat ini. Meski demikian, prihatin saja tidak cukup, tapi perlu untuk menjalin kerja sama dan aktivitas-aktivitas yang lainnya,” katanya.
Ia mengatakan, komitmen tersebut seperti yang pernah dilakukan Forum Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah dengan menggelar aksi solidaritas untuk Palestina dan menuntut Israel yang dilakukan di seluruh Indonesia.
“Tentu ini bentuk salah satu saja, masih banyak yang dilakukan Muhammadiyah, termasuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Palestina yang sudah dilakukan beberapa kali oleh Lazismu dan juga yang lainnya,” ujar dia.
Sementara itu, Prof. Dr. Abd Al-Fattah Al-Awaisi mengatakan, studi keislaman Yerussalem di UMJ merupakan program magister Islamic Jerusalem Studies pertama yang ada di Universitas-Universitas di Indonesia, bahkan Asia Tenggara.
“Alhamdulillah pengajar pertama Magister Studi Baitul Maqdis (Islamic Jerussalem Studies) telah diumumkan di Universitas Muhammadiyah Jakarta,” katanya.
Baginya, terobosan tersebut merupakan hal yang baik. Sebab sudah selayaknya sebuah pengetahuan harus mendorong perubahan, pembebasan, dan peradaban.
Di sisi lain, Kaprodi MIPOL UMJ, Lusi Andriyani mengatakan, kerja sama ini berkenaan dengan perkembangan akademik seperti penelitian di Timur Tengah, khususnya Yerusalem dan pertukaran mahasiswa atau staf akademik.
“Tidak banyak yang mengkaji dari sisi akademik, apalagi berbasis riset layaknya ISRA. Oleh karena itu, Magister Ilmu Politik FISIP UMJ bekerja sama dengan ISRA berkomitmen untuk mengkaji isu tersebut,” tandasnya.