Ikhbar.com: Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof Dr. KH Abdul Mu’ti, mengungkapkan bahwa organisasi tersebut berperan aktif dalam memberikan bantuan pendidikan bagi pengungsi Palestina yang terdampak konflik.
Kiai Mu’ti, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa Muhammadiyah telah fokus pada pendidikan anak-anak Palestina, bahkan sebelum konflik terbaru antara Hamas dan Israel, yang dimulai pada Oktober 2023.
“Apa yang dilakukan Muhammadiyah untuk membantu Palestina telah berjalan jauh sebelum kasus terakhir pada Oktober 2023. Kami memberikan perhatian serius terhadap isu di Gaza, terutama dalam hal edukasi,” ujarnya, dikutip dari ANTARA, pada Selasa, 8 Oktober 2024.
Muhammadiyah telah mendirikan dua sekolah di Beirut, Lebanon, untuk anak-anak pengungsi Palestina, yang telah berdiri sejak 2020 dan 2022. Ia menekankan pentingnya hak pendidikan bagi korban perang yang sering terabaikan.
Baca: NU dan Muhammadiyah Jadi Potret Islam di Indonesia
“Jadi, Muhammadiyah berusaha fokus pada satu aspek yang juga penting dalam pemenuhan hak asasi manusia, yakni hak atas pendidikan bagi para pengungsi, khususnya pengungsi Palestina di Beirut,” imbuhnya.
Selain mendirikan sekolah, Muhammadiyah juga mengirimkan bantuan kemanusiaan dan tim relawan ke Gaza, dan kota-kota lain di Palestina.
Program peacebuilding lab atau bina damai juga diluncurkan untuk 200 pemuda di Palestina. Program kerja sama Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional (LHKI) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, didukung oleh Lembaga Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazis) Muhammadiyah ini berfokus pada pemberdayaan komunitas yang terdampak konflik.
Penerima manfaat dari program ini meliputi korban perang dan genosida Israel, pengungsi, kaum muda, perempuan sebagai aktivis perubahan, dan penyandang disabilitas di Tepi Barat bagian utara.
Baca: Peringati Setahun Kebrutalan Israel, “Palestina Merdeka!” Kembali Menggema di Eropa
Kiai Mu’ti menegaskan komitmen Muhammadiyah untuk terus membantu pengungsi Palestina, termasuk dalam pendidikan, sebagai bagian dari upaya memenuhi hak-hak mereka di tengah kondisi yang sulit.