Ikhbar.com: Jutaan warga Palestina memperingati Nakba (malapetaka) setiap 15 Mei, yang merujuk pada pengusiran paksa lebih dari 750.000 warga Palestina oleh milisi Zionis pada 1948 untuk mendirikan negara Israel.
Peristiwa ini menandai pembersihan etnis besar-besaran, yang masih membentuk konflik Israel-Palestina hingga kini.
Baca: PBB: Palestina Alami ‘Nakba Kedua,’ Apa Itu?
Mengutip dari Middle East Eye, pada Kamis, 15 Mei 2025, saat itu, pasukan Zionis melancarkan kampanye militer terencana, menghancurkan sekitar 530 desa, membunuh 13.000 orang, dan menguasai 78 persen wilayah bersejarah Palestina.
Sisa 22 persen, yakni Tepi Barat dan Jalur Gaza, kemudian diduduki Israel pada 1967, dan hingga kini berada di bawah kendali militernya.
Akar tragedi ini bermula dari Mandat Inggris atas Palestina pasca-Perang Dunia I. Mandat tersebut mengadopsi Deklarasi Balfour yang menjanjikan “tanah air bagi orang Yahudi” di Palestina, padahal mereka hanya 10 persen dari populasi kala itu.
Inggris mendukung imigrasi besar-besaran Yahudi Eropa, memperkuat kelompok bersenjata Zionis, dan menindas perlawanan warga Palestina.
Baca: Kelompok HAM Desak Inggris Setop Ekspor Senjata ke Israel
Setelah Inggris menyerahkan isu Palestina ke PBB, rencana pemisahan wilayah pada 1947 yang tak pernah disepakati warga Palestina justru memicu kekerasan.
Zionis menerapkan Plan Dalet, strategi militer yang mencakup pemboman, pembakaran desa, hingga pengusiran paksa.
Deklarasi sepihak pendirian Israel pada 14 Mei 1948 disusul perang dengan negara-negara Arab. Namun hingga gencatan senjata pada Juli 1949, Israel telah menguasai hampir seluruh Palestina dan memberlakukan kebijakan hukum yang menyita harta warga Palestina yang terusir, serta menolak hak mereka untuk kembali.
Saat ini, terdapat sekitar 5,8 juta pengungsi Palestina yang tersebar di Tepi Barat, Gaza, Yordania, Suriah, dan Lebanon.
Baca: Israel Bunuh Jurnalis di RS, Korban Pers Capai 215 Orang
Sekitar dua juta warga Palestina yang menjadi warga negara Israel pun masih berstatus pengungsi internal.
Bagi rakyat Palestina, Nakba bukan hanya peristiwa masa lalu, melainkan tragedi yang terus berlangsung melalui pendudukan, blokade, perampasan tanah, dan penghancuran rumah.