KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy’ari Jadi Inspirasi Penyelenggaraan Haji 2025

Kunjungan BP Haji ke Muhammadiyah, NU, dan Asrama Haji Surabaya, Selasa, 7 Januari 2025. Dok BP HAJI

Ikhbar.com: Wakil Kepala Badan Penyelenggara (BP) Haji, Dahnil Anzar Simanjuntak melakukan kunjungan kerja ke Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) di Surabaya, serta Asrama Haji Surabaya, Jawa Timur. Kunjungan tersebut dilakukan dalam rangka menggali masukan dari berbagai pihak guna mewujudkan penyelenggaraan haji yang lebih efisien dan inklusif.

Dalam kunjungan itu, Dahnil menegaskan pentingnya melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam besar seperti Muhammadiyah dan NU, untuk menciptakan penyelenggaraan haji yang lebih efisien, inklusif, dan bermanfaat bagi umat.

“Sejumlah isu strategis menjadi pembahasan utama. Salah satunya adalah efisiensi biaya haji yang menjadi perhatian serius pemerintah dan masyarakat. Biaya haji yang setiap tahun mengalami kenaikan menuntut inovasi kebijakan agar tetap terjangkau oleh jemaah dari berbagai lapisan masyarakat,” kata Dahnil, Selasa, 7 Januari 2025.

Baca: Alhamdulillah! Biaya Haji 2025 Turun, Jemaah Bayar Rp55 Juta

Rencana pemotongan hewan Dam (Denda) di dalam negeri juga menjadi salah satu poin penting. Kebijakan ini diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi jemaah dalam memenuhi kewajiban denda haji mereka tanpa harus melakukannya di Arab Saudi.

Selain itu, Dahnil menyampaikan visi BP Haji untuk menjadikan penyelenggaraan haji sebagai momentum mendukung perekonomian nasional.

“Kami ingin penyelenggaraan haji bukan hanya sukses secara spiritual, tetapi juga mendukung sektor ekonomi, seperti usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan pertanian Indonesia,” tegasnya.

Dalam konteks ini, pelibatan UMKM menjadi prioritas, khususnya dalam penyediaan kebutuhan logistik jemaah, mulai dari konsumsi hingga perlengkapan ibadah. Dengan demikian, haji dapat menjadi motor penggerak ekonomi yang memberikan manfaat langsung kepada masyarakat Indonesia.

Dahnil juga menyoroti semangat kebangsaan yang dapat dihidupkan kembali melalui momentum haji. Hal ini merujuk pada peran penting pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan, dan pendiri NU Hadaratussyekh KH Hasyim Asy’ari, yang memanfaatkan momen haji sebagai ajang kebangkitan nasional.

Baca: Gelombang Pertama Haji 2025 Terbang 2-16 Mei

KH Ahmad Dahlan, misalnya, memanfaatkan perjalanannya ke Tanah Suci untuk memperluas wawasan keislaman sekaligus memperjuangkan pembaruan pendidikan Islam di Indonesia. Dalam setiap langkahnya, ia memandang haji bukan sekadar ritual spiritual, tetapi juga sarana untuk membangun jejaring internasional dan memperjuangkan kemajuan bangsa. Hasil dari pemikiran progresif tersebut dapat dilihat dari bagaimana Muhammadiyah terus aktif mengembangkan pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat hingga kini.

Sementara itu, KH Hasyim Asy’ari menjadikan haji sebagai sarana memperkuat identitas keislaman sekaligus nasionalisme. Ia dikenal menjalin hubungan dengan ulama-ulama di Timur Tengah untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Dengan semangat kebangkitan itu pula, NU menjadi garda terdepan dalam mendukung persatuan umat dan bangsa.

“Semangat para pendahulu ini harus kita teladani. Haji tidak hanya menjadi ibadah individu, tetapi juga harus memberikan dampak luas untuk masyarakat, umat, dan bangsa Indonesia,” ujar Dahnil.

Keterlibatan aktif Muhammadiyah dan NU dalam memberikan masukan serta fatwa terkait kebijakan haji menjadi salah satu langkah strategis yang ditekankan oleh BP Haji. Dengan pengalaman panjang kedua organisasi tersebut dalam melayani umat, Dahnil yakin pelaksanaan haji dapat menjadi lebih transparan, efisien, dan inklusif.

Selain itu, Dahnil menegaskan pentingnya kolaborasi dengan berbagai elemen masyarakat lainnya, termasuk pemerintah daerah, lembaga pendidikan, dan sektor swasta. Tujuannya adalah menciptakan ekosistem pelayanan haji yang tidak hanya memenuhi kebutuhan jemaah, tetapi juga memberikan dampak sosial dan ekonomi yang berkelanjutan.

BP Haji optimistis bahwa pelaksanaan haji tahun 2025 akan menjadi momentum penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Dengan semangat kolaborasi dan kebangkitan nasional yang diwariskan oleh tokoh-tokoh besar seperti KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy’ari, penyelenggaraan haji diharapkan mampu memberikan manfaat yang lebih besar bagi umat dan bangsa Indonesia.

“Melalui sinergi bersama, kita dapat memastikan bahwa haji tidak hanya menjadi ibadah yang khusyuk, tetapi juga menjadi pendorong perubahan sosial, ekonomi, dan kebangkitan nasional,” tutup Dahnil.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.