Gejala HMPV hanya Flu Ringan, IDI: Publik tak Perlu Panik

Seorang penumpang kapal dari Malaysia menjalani pemeriksaan suhu tubuh untuk mencegah penyebaran penyakit menular dan berbahaya di Terminal Ketibaan Pelabuhan Dumai, Riau, Senin (6/1/2025). ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid

Ikhbar.com: Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengungkapkan gejala penyakit akibat Human Metapneumovirus (HMPV) mirip dengan flu biasa dengan kadar yang cukup ringan.

Ketua Satuan Tugas Covid-19 PB IDI, dr. Erlina Burhan mengatakan, kasus penularan HMPV, yang marak dikabarkan akhir-akhir ini, merupakan virus penyebab penyakit saluran pernapasan yang sifatnya akut, yakni penyakit yang bisa muncul tiba-tiba.

Virus tersebut, katanya, bukan hal baru, dan telah dilaporkan pertama kali di Belanda pada 2001.

“Masalahnya kenapa tidak pernah ada laporannya? Ya sederhana saja, enggak diperiksa. Kenapa enggak diperiksa? Karena memang penyakit pernapasan akut yang disebabkan oleh virus HMPV ini gejalanya mirip dengan flu dan ringan-ringan saja. Jadi, bukan sesuatu yang berbeda dan khas, akhirnya tidak ada surveilans dan untuk memeriksa jenis virus ini,” katanya, Rabu, 8 Januari 2025.

“Jadi, masyarakat tak perlu panik,” katanya.

Baca: Mirip Covid-19, Ini Kiat Terhindar dari Penularan HMPV

Dia menjelaskan, masa inkubasi virus ini rata-rata 3-6 hari, sebelum akhirnya menimbulkan gejala yang muncul sekitar lima hari. Jika lebih lama, tergantung tiap-tiap individu karena tidak semua orang memiliki penyakit yang parah.

Ia menjelaskan virus tersebut menular melalui droplet (percikan cairan dari saluran pernapasan) milik orang yang terinfeksi. Jika orang yang menghirup droplet itu mempunyai sistem imun yang baik, maka virus dapat dimusnahkan.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), di Indonesia, HMPV banyak menyerang anak-anak. Namun, hal tersebut bukan menjadi sesuatu yang dibesar-besarkan, karena memang gejalanya ringan, seperti batuk dan pilek.

Dia menyarankan warga untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat, menghindari kontak dengan pasien atau orang bergejala flu, membersihkan benda-benda yang terkontaminasi.

Bagi yang bergejala dan berisiko tinggi, seperti anak-anak, warga lanjut usia (lansia), orang dengan HIV/AIDS, atau penderita penyakit kronis, dia menyarankan, untuk memakai masker ketika berpergian, terutama jika di tempat ramai.

“Kalau sudah terdiagnosis atau diperkirakan ini HMPV, apa yang harus dilakukan? Yang pertama adalah istirahat,” katanya.

Baca: WHO Desak Cina Jujur Ungkap Asal-usul Covid-19 Sebenarnya

Dia menyebutkan, seperti flu, penyakit akibat HMPV juga bisa sembuh dengan sendirinya. Yang dibutuhkan adalah pengobatan suportif, misalnya dengan diberikan peredam demam, paracetamol, atau obat pilek.

Dokter Erlina menambahkan bahwa tidak ada obat khusus HMPV, karena bukan penyakit berat yang kemudian menyebabkan kejadian luar biasa, sehingga tidak ada periset atau perusahaan farmasi yang membuat antivirus atau vaksinnya.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.