Ikhbar.com: Halalbihalal menjadi tradisi yang mengakar di kalangan Muslim Indonesia. Budaya ini seakan menjadi momentum untuk memperpanjang waktu silaturahmi pasca-Lebaran.
Tradisi Halalbihalal mulai populer di Indonesia sejak era pasca-kemerdekaan. Kala itu, para tokoh bangsa mencari cara untuk menyatukan berbagai elemen masyarakat yang sempat terpecah akibat perbedaan pandangan politik.
Dalam Islam, memaafkan kesalahan orang lain bukan sekadar norma sosial, tetapi juga bagian dari ibadah yang dianjurkan. Dengan mengadakan Halalbihalal, umat Islam diajak untuk melapangkan hati, membangun ukhuwah, serta menjaga keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat.
Baca: Dalil Tradisi Halalbihalal
Dalil dan dasar
Di dalam Al-Qur’an, setidaknya ada 10 ayat yang membincang pentingnya silaturahmi. Jumlah tersebut diperkuat dengan beberapa hadis Nabi Muhammad Saw. Salah satu ayat yang menjelaskan pentingnya merajut tali silaturahmi adalah QS. An-Nisa: 1.
Allah Swt berfirman:
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيْرًا وَّنِسَاۤءً ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْ تَسَاۤءَلُوْنَ بِهٖ وَالْاَرْحَامَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
“Wahai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakanmu dari diri yang satu (Adam) dan Dia menciptakan darinya pasangannya (Hawa). Dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.”
Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-Qur’an al-Azim menegaskan bahwa menjaga silaturahmi merupakan perintah langsung dari Allah Swt yang mengingatkan manusia akan asal-usulnya yang satu, yaitu dari Nabi Adam dan Hawa.
Menjaga hubungan baik dengan sesama manusia bukan sekadar etika sosial, tetapi juga bagian dari ketakwaan kepada Allah Swt.
Imam Al-Qurthubi dalam Al-Jami’ li Ahkam Al-Qur’an menjelaskan bahwa ayat ini menekankan larangan memutus tali kekeluargaan, baik dalam bentuk konflik, dendam, maupun ketidakpedulian sosial. Baginya, menjaga silaturahmi adalah kunci keberkahan hidup, baik di dunia maupun di akhirat.
Sementara itu, Prof. KH Muhammad Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah menyebut bahwa pemutusan hubungan silaturahmi bisa terjadi karena egoisme dan kepentingan duniawi. Oleh karena itu, Allah Swt mencela mereka yang memutuskan hubungan kekeluargaan, karena hal tersebut bisa menyebabkan perpecahan dalam masyarakat.
Rasulullah Muhammad Saw bersabda:
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Barang siapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung silaturahmi.” (HR. Bukhari No. 5986, Muslim No. 2557)
Rasulullah Saw juga bersabda:
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعُ رَحِمٍ
“Tidak masuk surga orang yang memutus tali silaturahmi.” (HR. Muslim No. 2556, Abu Dawud No. 1696, Tirmidzi No. 1909)
Baca: Diundang Halalbihalal dan Jumpa Kawan Lama? Jalani Pesan Rasulullah Ini
Silaturahmi di Era Digital
Lebih dari sekadar ajang berkumpul dan saling memaafkan, Halalbihalal memiliki makna mendalam dalam ajaran Islam. Seiring perkembangan zaman, tradisi ini juga mengalami transformasi, termasuk dalam pemanfaatan teknologi untuk menjalin silaturahmi secara virtual.
Di era modern ini, makna silaturahmi semakin luas. Jika dahulu pertemuan fisik menjadi satu-satunya cara untuk bersilaturahmi, kini teknologi memungkinkan umat Muslim untuk tetap terhubung meskipun berjauhan.
Halalbihalal yang dulunya hanya dilakukan dalam pertemuan langsung kini bisa dilakukan melalui sejumlah platform, seperti video call melalui Zoom, Google Meet, atau WhatsApp. Bisa juga via media sosial seperti Instagram, Facebook, dan Twitter/X untuk menyampaikan ucapan maaf dan Idulfitri.
Meskipun teknologi memudahkan silaturahmi, esensi dari Halalbihalal tetaplah sama, yakni mempererat hubungan, saling memaafkan, dan membangun ukhuwah Islamiyah. Bagi Muslim sejati, yang terpenting adalah niat dan keikhlasan dalam menjaga hubungan, baik secara langsung maupun virtual.