Ikhbar.com: Kementerian Agama (Kemenag) mengeklaim tengah berupaya sekuat tenaga untuk mewujudkan penyelenggaraan haji ramah jemaah lanjut usia (lansia). Hal itu dilakukan mengingat sebesar 30% dari total jemaah haji Indonesia di tahun ini berusia 65 tahun ke atas.
Kepala Biro Hubungan Masyarakat, Data, dan Informasi Kemenag, Akhmad Fauzin mengungkapkan kembalinya kuota haji Indonesia ke angka normal ditambah tidak adanya pembatasan usia bagi jemaah haji oleh Kerajaan Arab Saudi di tahun ini telah memberikan tanggung jawab dan tantangan tersendiri.
“Ada banyak pembeda yang diterapkan dalam musim haji kali ini. Terutama dalam rangka meningkatkan pelayanan terhadap jemaah haji lansia,” katanya, dalam Hiwar Ikhbar bertema “Mewujudkan Pelayanan Haji Ramah Lansia” bersama Ikhbar.com, Sabtu, 3 Juni 2023.
Fauzin, sapaan akrabnya, menyebutkan, Kemenag telah melakukan penguatan dari sisi pendampingan dan pelayanan melalui keberadaan para petugas di lapangan. Selain itu, pihaknya juga telah sedikit banyak menyesuaikan fasilitas demi menunjang tema “Haji Ramah Lansia” itu.
“Bus Shalawat, misalnya, bus yang beroperasi 24 jam untuk mengantarkan jemaah haji secara gratis dari maktab menuju Masjidil Haram itu kita hadirkan dalam dua bentuk, yakni bus biasa, dan ada juga bus dengan posisi lantai lebih rendah demi memudahkan akses jemaah lansia maupun disabilitas,” katanya.
Kemenag, lanjut Fauzin, juga menyebar petugas kesehatan di setiap titik strategis. Bahkan, para dokter telah ditugaskan untuk senantiasa melayani jemaah secara langsung di setiap kelompok terbang (kloter).
“Tim kesehatan juga sudah disiagakan di seluruh sektor, terlebih lagi di fase Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) nanti,” kata Fauzin.
Kemenag juga sudah mematangkan rencana layanan safari wukuf, yakni fasilitas armada dan tim kesehatan bagi para jemaah yang memiliki hambatan dalam menjalankan ibadah wukuf.
“Tetapi, Kemenag juga butuh dukungan, doa, dan peran dari keluarga jemaah haji di Tanah Air,” sebut dia.
Baca: Menyerap Manfaat Kuota Haji Terbesar Sejagat
Meringankan beban
Menurut Fauzin, selain doa, keluarga yang ditinggalkan jemaah haji di Tanah Air juga bisa turut mewujudkan pelayanan “Haji Ramah Lansia” itu dengan meningkatkan perhatian kepada keluarganya masing-masing.
“Misalnya, dengan menambahkan bekal, mentransfer uang tambahan kepada keluarganya yang merupakaan jemaah haji lansia. Tujuannya untuk meringankan beban bagi mereka jika ingin mendapatkan fasilitas tambahan yang tersedia di sana (Arab Saudi),” katanya.
Fauzin mencontohkan, guna membantu para jemaah lansia, pihak Masjidil Haram menyediakan jasa sewa dan dorong kursi roda maupun skuter yang bisa dimanfaatkan untuk keperluan sai dan tawaf.
“Untuk kursi roda, biayanya sekitar 100 riyal. Untuk paket sai dan tawaf 200 riyal. Sementara skuter lebih murah, yakni 57,5 riyal, dan untuk satu paket sai dan tawaf sebesar 115 riyal atau sekitar Rp374.378,” ungkapnya.
“Keluarga juga harus rajin-rajin mengingatkan jemaah agar menghemat tenaga, banyak minim, dan makan dengan teratur agar kesehatan mereka terus terjaga hingga selesai menjalani prosesi haji,” kata Fauzin.