Ikhbar.com: Tidak setiap tokoh mampu melanggengkan pemikiran dan gagasannya untuk bisa terus menginspirasi hingga lintas generasi. Dari sedikit yang berkemampuan seperti itu, muncul seorang KH Abdurrahman Wahid atau sosok yang karib disapa Gus Dur dengan segudang gagasan, kiprah, dan teladannya masih dijadikan pakem bagi orang-orang yang secara rela hati menahbiskan diri sebagai Gusdurian.
Saat ini, setidaknya ada 155 komunitas yang secara resmi tergabung dalam Jaringan Gusdurian. Mereka tidak hanya tersebar di seluruh wilayah Indonesia, tetapi juga hingga mancanegara.
“Sekretariat Nasional (Seknas) Jaringan Gusdurian rutin berkeliling untuk bertemu teman-teman komunitas di daerah. Kami menyelenggarakan agenda, gerakan, termasuk mengonsolidasikan elemen-elemen bangsa untuk sama-sama peduli terhadap masa depan Indonesia,” ungkap Koordinator Seknas Jaringan Gusdurian, Jay Akhmad, dalam Hiwar Ikhbar #17 bertema “Desember Bulan Gus Dur” bersama Ikhbar.com, Sabtu, 9 Desember 2023.
Baca: Haul Gus Dur sebagai Hari Raya Gerakan Kebangsaan
Edukasi keindonesiaan
Menurut Jay, sapaan akrabnya, komunitas Gusdurian di berbagai daerah itu getol memberikan edukasi terhadap masyarakat terkait dengan hal ihwal yang pernah ditorehkan Gus Dur baik melalui pemikiran, gagasan, maupun kebijakan-kebijakan yang pernah diputuskan selama hidup.
“Terutama terkait keindonesiaan. Kami terus mengedukasi bagaimana agar menjadikan Indonesia tetap utuh di tengah banyaknya ujian berupa situasi konflik, intoleransi, dan ketidakadilan. Jaringan Gusdurian punya peran untuk melakukan edukasi itu terhadap masyarakat sebagai agenda yang berkelanjutan,” jelasnya.
Agenda tersebut, menurut Direktur Pelaksana Yayasan Bani Abdurrahman Wahid (YBAW) itu, termasuk semaraknya penyelenggaraan Haul Gus Dur yang digelar di banyak daerah hingga ke luar negeri. Jay menyebut, pelaksanaan haul yang semestinya berpakem pada tanggal wafat Gus Dur, yakni pada 30 Desember 2009, terus berlangsung hingga menembus bulan Februari.
“Pelaksanaan Haul Gus Dur ini tidak cukup satu bulan. Bahkan teman-teman di berbagai daerah bergiliran mengadakan dari Desember sampai Februari. Animo yang cukup besar dari teman-teman Gusdurian di berbagai daerah, masyarakat umum, dan sejumlah lembaga ini memang dalam rangka untuk melanjutkan pemikiran dan perjuangan Gus Dur,” kata Jay.
Baca: Merawat Pandangan Demokrasi Gus Dur
Merawat warisan Gus Dur
Di sisi lain, Jay menjelaskan bahwa Jaringan Gusdurian terus memperbesar jejaringnya agar sebisa mungkin mampu menyentuh secara langsung ke masyarakat akar rumput. “Tetapi perluasan jaringan ini bukan untuk Gusdurian, namun untuk masyarakat itu sendiri. Gusdurian harus terus memperkuat gerakan masyarakat,” katanya.
Tidak ada prasyarat khusus bagi individu yang ingin turut ambil bagian dalam gerakan Gusdurian ini. Menurut Jay, siapapun dibolehkan untuk bergabung untuk bersama-sama melanggengkan sekaligus mempraktikkan setiap perjuangan yang telah diwariskan Gus Dur.
“Jaringan Gusdurian tidak hanya terbatas bagi warga negara Indonesia (WNI) saja, bisa juga bagi WNA, dengan latar agama dan identitas seperti apa saja. Syaratnya hanya mau mengabdikan diri untuk memperkuat demokrasi dan wawasan kebangsaan di tengah masyarakat,” ungkap Jay.