Ikhbar.com: Pemerintah Israel tidak hanya melakukan banyak kezaliman dan kekejaman terhadap warga sipil Palestina di Jalur Gaza, tetapi juga kerap menyebarkan pembenaran terhadap tindakannya melalui banyak kebohongan.
Pangkal kebohongan Israel adalah dengan mendalihkan bahwa pengeboman membabi-buta itu hanyalah sebentuk reaksi balasan atas serangan kelompok militan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu. Padahal, aksi teror, serangan, dan penangkapan sepihak kerap dilakukan mereka sejak puluhan tahun lalu, baik di Gaza maupun Tepi Barat.
Kebohongan demi kebohongan terus dilancarkan Israel seiring memuncaknya ketegangan di Gaza. Israel memanfaatkan aneka platform media sosial (medsos) dan media pemberitaan demi membenarkan segala tindakan fasis yang dilakukannya tersebut.
Baca: Israel kembali Bombardir Gaza, Ini Total Korban Tewas Warga Palestina
Perang di dunia maya
Konflik Israel-Hamas juga menghadirkan banyak misinformasi dan kabar bohong di medsos. Tidak sedikit akun platform X (sebelumnya Twitter) maupun Instagram milik tentara Israel (IDF) dan simpatisan mereka yang menebarkan narasi terbalik dan tidak sesuai dengan fakta di lapangan. Bahkan, ditemukan pula video-video hasil rekaan yang mereka unggah ulang guna menutupi aksi kekejaman sebenarnya.
Tidak cuma itu, para konten kreator asal Israel juga memproduksi dan menyebarkan video bernada ejekan bagi korban palestina. Dalam banyak video, mereka menirukan penampilan korban dengan memakai kain dan penutup kepala layaknya hijab atau serban. Beberapa di antaranya seakan-akan tengah menyajikan tutorial make up untuk berdandan layaknya warga Palestina yang terkena imbas ledakan dari serangan bom Israel.
Aksi tak manusiawi yang digerakkan secara serempak dan sistematis itu sudah barang tentu mengundang keprihatinan sekaligus menyulut emosi pendukung Palestina. Banyak dari warga Arab dan negara-negara berpenduduk Muslim memprotes keras perlakuan tersebut. Termasuk, kecaman dan serangan balik yang dilakukan warganet Indonesia dan Malaysia. Mereka pun akhirnya menyerang akun-akun media sosial milik tentara Israel hingga melahirkan lahirlah julid fi sabilillah.
Gerakan bertanda pagar #JulidFiSabilillah ini pertama kali muncul dari akun Erlangga Greschinov (@Greschinov). Ia kemudian didapuk sebagai komandan Satuan Operasi Khusus Netizen Julid Anti-Israel. Gerakan ini berfokus untuk memerangi propaganda Zionis di dunia maya. Selain merupakan bentuk serangan balasan, #JulidFiSabilillah juga bertujuan untuk menjatuhkan mental dan moral tentara Israel.
Menurut Erlangga, gerakan #JulidFiSabilillah juga dibentuk sebagai respons atas serangan bom Israel terhadap Rumah Sakit (RS) Indonesia dan Sekolah Qur’an Malaysia di Gaza. Layaknya perang sungguhan, mereka pun membuat persiapan agar semuanya berjalan terkoordinis dengan baik dan rapi.
Erlangga menekankan bahwa gerakan #JulidFiSabilillah hanya berfokus memerangi kelompok zionis dan Israel, bukan Yahudi sebagai ras dan agama.
Ia juga mengimbau agar netizen yang ikut dalam gerakan ini untuk tidak membawa narasi antisemitisme lewat kata kunci holocaust, Hitler, dan sejenisnya.
“Kalau ada orang Yahudi pro-Palestina yang gak salah apa-apa lo serang juga, lo bukan bagian dari #JulidFiSabililah,” tulis Erlangga dalam akun X-nya, dikutip Selasa, 5 Desember 2023.
Erlangga mengunggah detail teknis untuk gerakan tersebut. Serangan dibagi menjadi dua jenis, yakni operasi umum dan operasi khusus. Netizen yang ingin terlibat bisa memilih operasi mana yang mereka lakukan, atau bahkan bisa keduanya.
Operasi umum ialah gerakan yang menggunakan kata sandi #JulidFiSabilillah. Dalam operasi ini, warganet harus melakukan trolling (mengirimkan pesan emosional) dengan cara menghujat, spam, meneror kontak tentara maupun simpatisan zionis maupun propaganda Israel di medsos. Demi kelancaran operasi dan kemudahan koordinasi, sudah dibuatkan grup besar komando bagi para anggota yang berminat.
Sementara operasi khusus terdiri dari Jalur #StandWithSiRewel, khusus bagi warganet yang mau berpura-pura memberikan dukungan ke orang-orang Israel via direct message (DM), agar mereka menganggap aktivis gerakan #JulidFiSabilillah sebagai “teman” lalu mengarahkan pembicaraan agar target mau memberikan nomor WhatsApp. Misinya adalah memperoleh kepercayaan tentara dan pendukung Israel untuk kemudian berbalik menjadi satuan teror bagi psikis mereka.
Ada pula jalur #BaperBerujungMaut. Dalam operasi ini, warganet menjalankan misi menggoda para tentara dan simpatisan Israel, hingga mereka memberi nomor WhatsApp dan akan disebar ke sesama aktivis gerakan #JulidFiSabilillah. Misinya adalah mempermainkan emosi mereka.
Jalur lainnya adalah #ModeVOC. Operasi ini dikhususkan bagi warganet yang berminat menjalankan misi adu domba. Tugasnya adalah membuat ide-ide baru untuk menyemai bibit-bibit permusuhan bagi Israel. Misalnya, dengan mengedit foto mereka seakan-akan menjadi bagian dari pembela Palestina melalui akun-akun “bodong.”
Terakhir, jalur #PERMISIPAKETTT khusus bagi netizen yang cukup mahir di dunia hacking (retas), phising, dan produksi virus yang menyasar pada pengguna internet di Israel.
Dengan konsep yang begitu rapi dan sistematis, gerakan #JulidFiSabillah ini pada akhirnya berhasil membuat lawan-lawannya kena mental. Banyak dari tentara IDF dan netizen zionis Israel yang menutup akun media sosial mereka. Tak sedikit pula yang mengaku ingin pergi ke psikiater dan melapor ke polisi Israel.
Salah satu dari mereka adalah seorang tentara perempuan Israel. Sebelum akunnya tumbang, ia sempat melawan dengan menyinggung soal sejarah Indonesia.
Baca: Twitter Ganti Logo, Bagaimana Cara Menulis Huruf ‘X’ dalam Bahasa Arab?
“Dalam 48 jam terakhir aku jadi target. Instagram dan WhatsApp pribadiku lagi diserang oleh ribuan pro Palestina Muslim dari Indonesia,” akunya dalam video yang diunggah akun X milik @greschinov.
“Mereka memanggilku pembunuh bayi, monster, pencuri dari tanah mereka, padahal tanah kami, Kolonialisme, dan p***r. Mereka mengganggu dan menelponku non stop berjam-jam, siang dan malam. Mereka menggunakan fotoku sebagai kanvas untuk dihina,” sambungnya.
Baca: Kebengisan Warga Israel, Todong dan Rampas Tanah Petani Palestina di Tepi Barat
Julid dan jihad menurut Al-Qur’an dan hadis
Seperti yang dimafhumi banyak orang, gerakan #JulidFiSabilillah merupakan plesetan dari kalimat “jihad fi sabilillah” atau berjuang di jalan Allah Swt. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “julid” sebagai pengganti lafaz “jihad” itu bermakna iri dan dengki dengan keberhasilan orang lain, biasanya dilakukan dengan menulis komentar, status, atau pendapat di media sosial yang menyudutkan orang tertentu. Namun, dalam gerakan ini lebih pas dengan gerakan usil, nyinyir, guna menyerang para pelaku kezaliman Israel.
Pada dasarnya, sikap julid dengan mengolok-olok, menghina, dan merendahkan orang atau kelompok lain merupakan hal yang dilarang dalam Islam. Dalam QS. Al-Hujurat: 11, Allah Swt berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan itu) lebih baik daripada mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olok itu) lebih baik daripada perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela dan saling memanggil dengan julukan yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) fasik setelah beriman. Siapa yang tidak bertobat, mereka itulah orang-orang zalim.”
Di sisi lain, Islam juga menuntut umatnya untuk tidak ambil diam ketika terdapat kezaliman yang dilakukan di depan mata. Terlebih lagi jika hal itu berkaitan dengan misi kemanusiaan dan dakwah keislaman.
Dalam QS. Al-Baqarah: 190-193, Allah Swt berfirman:
وَقَاتِلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ الَّذِيْنَ يُقَاتِلُوْنَكُمْ وَلَا تَعْتَدُوْا ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِيْنَ. وَاقْتُلُوْهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوْهُمْ وَاَخْرِجُوْهُمْ مِّنْ حَيْثُ اَخْرَجُوْكُمْ وَالْفِتْنَةُ اَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِ ۚ وَلَا تُقٰتِلُوْهُمْ عِنْدَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ حَتّٰى يُقٰتِلُوْكُمْ فِيْهِۚ فَاِنْ قٰتَلُوْكُمْ فَاقْتُلُوْهُمْۗ كَذٰلِكَ جَزَاۤءُ الْكٰفِرِيْنَ. فَاِنِ انْتَهَوْا فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ. وَقٰتِلُوْهُمْ حَتّٰى لَا تَكُوْنَ فِتْنَةٌ وَّيَكُوْنَ الدِّيْنُ لِلّٰهِ ۗ فَاِنِ انْتَهَوْا فَلَا عُدْوَانَ اِلَّا عَلَى الظّٰلِمِيْنَ.
“Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu dan jangan melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Bunuhlah mereka (yang memerangimu) di mana pun kamu jumpai dan usirlah mereka dari tempat mereka mengusirmu. Padahal, fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan. Lalu janganlah kamu perangi mereka di Masjidilharam, kecuali jika mereka memerangimu di tempat itu. Jika mereka memerangimu, maka perangilah mereka. Demikianlah balasan bagi orang-orang kafir. Namun, jika mereka berhenti (memusuhimu), sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Perangilah mereka itu sampai tidak ada lagi fitnah dan agama (ketaatan) hanya bagi Allah semata. Jika mereka berhenti (melakukan fitnah), tidak ada (lagi) permusuhan, kecuali terhadap orang-orang zalim.”
Sementara itu, dalam sebuah hadis yang cukup populer, Nabi Muhammad Saw telah mengklasifikasikan tuntutan jihad sesuai kemampuan umat Islam.
عَنْ أَبِيْ سَعيْدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: (مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطعْ فَبِقَلبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإيْمَانِ) رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
“Dari Abu Said Al Khudri ra, dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda, ‘Barang siapa di antara kalian yang melihat kemungkaran, hendaknya dia ubah dengan tangannya (kekuasaannya). Kalau dia tidak mampu hendaknya dia ubah dengan lisannya dan kalau dia tidak mampu hendaknya dia ingkari dengan hatinya. Dan inilah selemah-lemahnya iman.” (HR Muslim).
Dalam riwayat lainnya, Rasulullah Saw bersabda:
جَاهِدُوا اَلْمُشْرِكِينَ بِأَمْوَالِكُمْ, وَأَنْفُسِكُمْ, وَأَلْسِنَتِكُمْ
“Berjihadlah melawan kaum musyrikin dengan hartamu, jiwamu, dan lidahmu.” (HR. Ahmad dan Nasa’i).
Berdasarkan dalil-dalil tersebut, maka sebagian besar Muslim memaknai bahwa gerakan #JulidFiSabilillah merupakan salah satu alternatif dalam menunaikan tuntutan jihad di masa sekarang. Kata “lisan” dan “lidah” dalam dua hadis tersebut ditafsirkan secara lebih luas untuk disalurkan melalui media sosial demi memukul mental para pelaku kezaliman sekaligus menyadarkan dunia akan kebiadaban Israel yang telah menewaskan banyak korban tak berdosa di Gaza.