Ikhbar.com: Jauh sebelum produk-produk pemutih kulit membanjiri pasaran seperti hari ini, seorang dokter Muslim di Cordoba, Spanyol, Al-Zahrawi (936–1013 M) menjadi sosok yang paling dijadikan rujukan kajian ilmu kosmetik di banyak universitas di Eropa.
Al-Zahrawi terlahir dengan nama Abul Qasim Khalaf bin Al-Abbas. Oleh masyarakat Barat, dia dikenal dengan sebutan Albucassis.
Baca: Alkimia, bukan Kimia, Cara Barat Singkirkan Peran Ilmuwan Islam
Karya monumental
Nama Al-Zahrawi kian populer setelah berhasil menulis sebuah karya monumental berupa ensiklopedia kedokteran berjudul Al-Tasreef. Kitab yang terdiri dari 30 jilid ini lantas banyak diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan digunakan sebagai buku teks utama dalam sejarah ilmu kedokteran dunia.
“Dalam Al-Tasreef volume 19, ada satu bab yang sepenuhnya dikhususkan untuk membahas kosmetik. Dan itu merupakan karya Muslim asli pertama di bidang tata rias,” ungkap tim peneliti Muslim Heritage, dikutip pada Ahad, 17 Septemner 2023.
Di dalam buku itu, Al-Zahrawi memasukkan kosmetik sebagai salah satu cabang pengobatan, atau paling tidak, perawatan. Pembahasannya meliputi tentang deodoran, produk penghilang bulu, losion pemutih kulit, bahkan teknik pewarnaan, pengeritingan, maupun pelurusan pada rambut.
“Untuk penghilang bau mulut akibat memakan bawang, di dalam kitab itu Al-Zahrawi menyarankan kayu manis, pala, kapulaga, atau mengunyah daun ketumbar. Obat lain untuk bau mulut adalah keju goreng dalam minyak zaitun yang dibumbui dengan bubuk cengkeh,” tulis mereka.
Al-Tasreef juga menjelaskan tentang tips untuk memperkuat gusi dan memutihkan gigi. Al-Zahrawi juga membahas tentang parfum, wewangian aromatik, dan dupa.
“Al-Zahrawi menganggap kosmetika sebagai Adwiyat al-Zinah, salah satu cabang ilmu pengobatan. Menurutnya, banyak hadis Nabi Muhammad Saw yang merujuk pada anjuran kebersihan, penataan pakaian, serta perawatan rambut dan tubuh. Atas dasar itulah, Al-Zahrawi menggambarkan pentingnya perawatan dan kecantikan rambut, kulit, gigi, dan bagian tubuh lainnya,” kata mereka.
Baca: Khianat Barat terhadap Peradaban Islam
Penghargaan
Mengenai pengobatan, Al-Zahrawi merekomendasikan Ghawali dan Lafayfe untuk serangan epilepsi. Ramuan itu dibuat dari kapur barus, musk, dan madu.
Malah, untuk pereda flu, Al-Zahrawi tercatat sebagai pelopor pembuat ramuan sejenis balsem, seperti yang diakui perusaahan pemroduksi Vicks Vaporub.
Karya lain Al-Zahrawi yang masih banyak diadopsi di masa kini adalah parfum pewangi lemari guna menjaga kesegaran pakaian.
“Tradisi memberikan bunga kepada pasien di rumah sakit juga bukanlah tren sosial baru. Al-Zahrawi telah menyarankan hal itu sejak ribuan tahun lalu,” tambah mereka.
Sebagai pengakuan dan penghormatan atas jasa-jasa Al-Zahrawi, sebuah jalan di Cordoba telah dinamai dengan Calle Albucasis atau Jalan Abul Qasim Al-Zahrawi. Pada dinding di salah satu rumah di jalan itu, Badan Pariwisata Spanyol menempelkan sebuah prasasti bertuliskan, “Ini adalah rumah tempat tinggal Abul-Qasim,” tepatnya pada 1977 silam.